Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
Mata Billy mulai memerah, ia merasa sakit hati.
"Cepat minta maaf, kalau tidak saya akan mencari orang tuamu." Kata orang tua anak itu.
"Saya tidak mau minta maaf, dia yang mulai deluan, bilang saya tidak punya mami." Ucap Billy dengan kesal.
"Anak kecil ini, hanya bilang begitu saja, kamu jangan main tangan dong, anak saya ini adalah anak yang manis-manis dirumah, kenapa bisa mengatai kamu, pasti kamu yang mulai deluan."
Billy tak berdaya, hanya bisa menggigit jari.
Pas gurunya bersama Yoel yang sedang bicara mendengar ribut diluar, lalu melihat Billy kecil berlinang air mata berdiri dimarahi orang lain, ia pun menghentikan pembicaraan dengan guru, dan dengan cepat menghampiri Billy.
"Ada apa ini?" Tanya Yoel.
Orang tua anak itu dengan tegas menjawab, "ini anak kamu, kamu lihat apa yang ia perbuat terhadap anak saya, masih kecil sudah tidak belajar dengan baik malah belajar pukul orang."
Anak kecil itu terus menangis, Yoel pun bertanya, "Kenapa kamu memukul orang?"
"Ia mengejek saya, katanya saya tidak punya mami, dia juga bilang mami kabur dengan pria lain." Ucap Billy kecil sambil menangis.
Yoel langsung memeluk Billy, menghadapi tuduhan seperti itu, wajah Yoel pun jadi dingin, dengan tajam ia menatap ibu dari anak itu, "anak saya bukan orang yang akan sengaja memukul orang tanpa sebab, jika saja anak kamu tidak sembarangan bicara, ia juga tidak mungkin akan memukulnya."
"Anak saya sangat penurut, ia tidak pernah mengejek orang, anak kamu berkata bohong, kamu juga seorang ayah apaan ini, sekali bicara langsung menuduh anak saya." Dengan marah lontar ibu dari anak itu.
Anak-anak yang lain berkata, "bukan salahnya Billy, dialah yang mengejek Billy deluan, katanya Billy tidak punya mama."
"Sudah dengar?Anak kecil tidak mungkin berbohong, anak yang seperti apa keluarganya juga seperti apa, kedepannya jangan langsung berpihak pada anak sendiri, tapi tanya dulu dengan jelas sebabnya, jangan emosi karena anak." Bisa dibilang Yoel begitu sabar menyampaikan.
"Kalian orang seperti apa." Ibu anak laki-laki itu tak berkutik menghadapi tuduhan anak-anak, ia kehilangan akal, dan dengan sendiri membawa anaknya pulang.
Billy kecil menangis dengan sedihnya, kalimat tidak ada mami, itu sudah menggoreskan luka dalam hatinya, Yoel pun menghibur Billy, "maafkan ayah, tidak bisa melindungimu Billy."
Billy kecil menggelengkan kepala, ia menundukkan kepalanya di bawah lengan Yoel sambil meneteskan air mata, dengan merasa sedih ia berkata, "Billy tidak apa-apa, Billy anak yang kuat."
Kemudian Yoel melepaskan Billy agar ia bisa bergerak.
Mood Billy sedang tidak baik, setelah selesai berbicara Billy masuk kedalam sekolah, tepat didepan sekolahnya ada sebuah toko bunga, melihat itu Billy matanya berbinar-binar, dengan senang ia berteriak, "Mami!"
Billy ingin keluar, tapi ia tidak bisa, ia hanya berteriak, "mami, mami, Billy disini, mami, apakah kamu mendengar suara saya?"
Didepan toko bunga saat sedang mengatur bunga, Maria mendengar suara seorang anak kecil, ia membalikkan kepala, ia melihat di taman kanak-kanak itu ada seorang anak yang begitu lucu melambaikkan tangan kepadanya.
Maria melihat dirinya, dan meragukan siapa yang dipanggil anak kecil ini, namun mata anak kecil ini tertuju kepada dia dengan memanggil mami, Maria pun agak terkejut, ia masih lajang dan belum menikah dan umurnya juga masih muda, lalu bagaimana bisa ada seorang anak kecil memanggilnya mami.
Maria tertawa sendiri sambil berjalan masuk ke toko bunga.
"Mami, Billy disini, kenapa kamu tidak melihat saya." Billy merasa frustasi, lalu ia menangis karena melihat Maria tidak memperhatikan lalu masuk kedalam.
Hatinya Billy sudah tidak ada untuk fokus belajar, ia duduk di depan taman kanak-kanak sambil menunggu ada kesempatan, saat pintu terbuka, ia bisa dengan diam-diam keluar, untungnya tidak berapa lama, ada keluarga yang keluar, ketika mereka keluar Billy pun mengikut mereka diam-diam menyelinap keluar.
Setelah menyebrang langsung sampai ke toko bunga itu, Billy begitu penuh semangat dan harapan, dengan cepat ia menyebrang jalan, didalam toko bunga hanya ada beberapa orang, Billy seperti seorang pencuri yang sedang menyelinap masuk secara sembunyi-sembunyi mencari sosok yang mirip mamanya, saat ia melihat sosok itu, dengan antusias ia berlari dan memeluk paha wanita itu.
"Mami, akhirnya Billy menemukanmu." Kata Billy dengan bahagia.
Maria terdiam, ia tidak percaya, ia menunduk dan melihat seorang anak yang berkaca-kaca matanya melihat dia, "kamu..."
"Mami, kenapa kamu tidak memeluk Billy, apakah Billy kecil tidak imut, kamu tidak suka Billy lagi kah?" Ucap Billy dengan sedih.
Maria agak sedikit bingung, untuk waktu lama ia hanya diam, lalu ia tersenyum, "teman kecil, apakah kamu mencari mamimu?"
"Kamu adalah mami saya, kata ayah tunggu Billy sudah besar pasti akan ketemu mami, bukankah Billy sudah besar sekarang?" Billy memeluk Maria dengan erat dan tak melepaskannya.
Maria pun hatinya tersentuh mendengar kata anak kecil itu, ia tidak tahu tapi merasa ada sedikit perasaan, ia memeluk Billy berdiri, berkata, "kamu anak siapa?Apakah kamu tahu nomor telepon orang tuamu?Saya akan menelepon mereka untuk menjemputmu."
"Saya adalah anak kamu." Ucap Billy dengan sedih.
Maria mengelus kepala Billy, "saya masih belum menikah, bagaimana bisa punya anak."
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniAku bukan menantu sampah
Stiw boyCEO Daddy
TantoMy Perfect Lady
AliciaLoving The Pain
AmardaYour Ignorance
YayaCinta Yang Dalam
Kim YongyiLelaki Greget
Rudy GoldMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia