Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama

Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama

"Hmhmhm, teman-teman saya berkata seperti itu, anak yang tidak mempunyai mama adalah anak yang dipungut dari tong sampah, yang lain biasa dijemput oleh papa mamanya, hanya saja saya yang berbeda."

Pembantunya pun dilema, tuan muda dari lahir sudah rewel, sering membuat masalahbagi pembantunya, pembantunya pun tersenyum, "bukan seperti itu, tunggu bapak kembali, ia akan mengantar kamu pergi sekolah."

"Saya tidak mau dengan dia, saya mau mami."

Anak laki-laki itu mengeluh, ia membongkar tas ranselnya, dari dalam ia mengambil sebuah bingkai, ini adalah barang yang selalu dibawah Billy kecil, karena kata ayahnya ini adalah maminya dia, setiap teman-teman sekolahnya merasakan kasih sayang dari mami mereka, tapi hanya dia saja, yang setiap pulang sekolah hanya melihat pembantunya, tidak melihat penampakkan ayahnya, dirumah pun ia sangat jarang berkomunikasi dengan ayahnya, jika ada mami ia pasti tidak merasa sesepi ini.

Pembantunya melihat billy memeluk bingkai itu, hatinya pun ikut merasa simpati sampai meneteskan air mata, anak yang baru mau berumur 5 tahun, harus menanggung hidup tanpa keluarga dekatnya.

Didepan pintu berhenti sebuah mobil, billy kecil tahu ayahnya sudah pulang, namun ia menganggap tidak melihat apa-apa dan langsung masuk ke dalam.

Yoel duduk didepan meja makan, ia melihat bayangan anaknya, "berhenti!"

Billy kecil pun segera menghentikan langkah kakinya, ia menoleh kebelakang, "ayah!"

"Sini." Yoel melambaikan tangan.

Walaupun Billy tidak begitu puas dengan ayahnya, namun ia sangat takut dengan ayahnya, ia pun berjalan mendekat, ia memeriksa tas Billy, tidak ada apa-apa, namun setelah menemukkan kertas ulangan yang mendapat telur bebek, "apa yang terjadi ini?Beritahu saya."

Billy menundukkan kepala dan pura-pura tidak tahu, "ayah kamu bilang apa?"

"Guru sekolah sudah menelepon, dan mengatakan nilai ujianmu paling rendah sekelas, anak saya kenapa begitu bodoh?" Ucap Yoel dengan dingin.

Billy kecil mengisap jarinya, dia merasa malu kertas ujian ia hanya menulis nama dan tidak menjawab, dan kertas itu begitu kosong, "saya tidak bisa melakukannya, ayah, kamu tidak bisa memarahiku."

"Billy!"

Air mata Billy keluar, "siapa suruh kamu seharian tidak pulang rumah, tidak peduli dengan saya, teman-teman saya semuanya menertawakan saya, bilang saya anak yang tidak punya papa dan mama, kamu tidak mencintai saya, maka saya memberi nilai ujian buat kamu telur bebek, besok kamu harus mengantar saya kesekolah bertemu guru."

Yoel mau menangis tapi juga ketawa, mengelus kepala anaknya, "siapa yang suruh kamu berbuat seperti ini?"

"Teman-teman saya jika nilai ujiannya tidak lulus, orang tua mereka akan datang kesekolah." Ucap Billy.

Yoel memeluk Billy, melihat dia membuat Yoel ingin menangis, keluhan ia memang tidak salah, apalagi ia adalah anaknya sendiri. Pada hari kerja, ia jarang memberi perhatian pada Billy, "saya besok akan mengantar kamu kesekolah, selanjutnya kamu jangan lagi memberi saya nilai telur bebek ya, mama juga tidak akan senang melihatmu seperti ini."

Yoel mengantar Billy kekamarnya, menyuruh dia melepaskan sepatu, lalu menyiapkan air buat dia mandi, ujian dalam 5 tahun akhir ini, membuat Yoel ia lebih stabil, tidak tergesa-gesa dalam bertindak, sabar dengan anak, ia benar-benar menjadi super daddy.

Kematian Meri membuat temperamen Yoel berubah, lalu Billy kecil adalah obat yang bisa menenangkan hatinya.

"Ayah, kapan aku bisa bertemu dengan mami?"

Yoel yang sedang mencari baju untuk Billy pun terdiam, dia selama ini terus menyembunyikan hal ini dari Billy, membuat ia berpikir mamanya masih hidup, "tunggu kamu sudah besar, ia pasti akan kembali."

Yoel kemudian memeluk Billy, kedua tangan Billy pun memeluk leher ayahnya, "tapi saya sekarang sudah ingin ketemu dia, saya sudah beberapa kali mendapati ayah bengong sambil memandang foto mami, kamu sama juga kan seperti saya merindukkan mami."

"Iya."

Tidak terhitung berapa malam ia sadar terbangun, dan menyadari ia sendirian, ia merindukkan Meri selama 5 tahun, dan itu selamanya tidak akan berubah.

"Tunggu hingga kamu besar, mami pasti akan kembali, saat itu kita bisa sekeluarga kumpul makan bersama."

Hati Yoel dilema, Billy kecil baru berusia 5 tahun, ia tidak berani merusak mimpinya Billy, maka ia membuat harapan seperti itu.

Besok harinya, Yoel mengantar Billy ke sekolah, muka Billy berseri-seri, ia pun segera memberitahu teman sekolahnya, "Ini adalah ayah saya."

"Billy, ayahmu begitu tampan, bagaimana dengan mamimu?"

Billy pun jadi gugup, "mami saya sedang pergi ketempat yang jauh, tunggu saya besar, baru dia akan pulang."

"Haha, kamu ingin menipu siapa, jelas-jelas kamu tidak punya mami." Sahut seorang anak, "mami kamu sudah lari dengan pria lain, hanya tertinggal ayah kamu yang mengurusmu."

"Kamu jangan sembarangan bicara, mami saya tidak lari." Muka Billy mulai merah.

"Mami mu sudah kabur, anak yang tidak punya mama itu seperti rumput liar." Sahut anak itu lagi.

Billy tidak tahan lagi, ia pun meninju anak itu, "kamu baru tidak punya mami, mami mu yang kabur dengan pria lain, mama saya pasti akan kembali."

Kedua anak itu berantem, siapa yang terpikir, ada guru yang melihat kemudian melepaskan mereka, orang tua dari anak itu dengan marah berkata, "anak ini kenapa, tidak ada masalah cari masalah, membuat wajah anak saya seperti ini, sama sekali tidak ada ajaran dari keluarga."

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu