Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit

Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit

Yoel membawa Siska saat menjenguk Jane, di depan pintu ia dihalangi oleh Lukas, Lukas melihat Siska, sambil tertawa berkata, "selamat untuk kalian, akan menikah."

"Iya, terima kasih." Siska tersenyum sambil melihat Yoel dengan hangat.

"Kamu tidak mengijinkan kami masuk, apakah tidak ingin kami menjenguk istrimu?" Kata Yoel dengan dingin, karena dihalangi masuk.

"Saya takut kalian akan menyesal ketika masuk, istri saya melahirkan anak perempuan, doa dari kalian saya sudah menerimanya." Lukas ingin mereka berpikir dulu, mengingat karakter istrinya, mereka masuk pasti akan diomeli, jadi ia seperti itu berpikir dari segi istrinya dan Yoel, lebih baik untuk tidak masuk.

Yoel tidak setuju, "bagaimana bisa masuk cuma melihat sebentar bisa menyesal."

Lukas tidak ada pilihan lain, mereka memaksa masuk jadi ia membuka pintu. Yoel mengalihkan tatapannya, melihat Meri berada disamping tempat tidur, sekilas tubuhnya tampak berubah, ia sudah lama tidak bertemu Meri, ia tampak kurus walau sedang mengandung.

Meri mengenakan topi, dengan rok yang model longgar, tampak ia begitu ramping, tidak seperti orang hamil.

Siska berpura-pura untuk tampak senang, dihadapan Meri pun ia tetap menjaga sikapnya, dengan hangat katanya, "Jane, saya dan Yoel datang menjenguk kamu, juga tidak tahu kamu suka makan apa, jadi kami memilih hadiah yang bagus untuk ibu hamil."

Jane berdiri disebelah Meri, ia sangat tidak suka dengan Siska, "untuk apa kalian bersusah payah datang kesini, saya jadi tidak ada nafsu makan."

Setelah mengatakan itu, Siska langsung merasa tidak enak, tapi tetap berpura-pura tenang, "kamu benar-benar bisa bercanda."

Siska dengan tenang menaruh barang, lalu kembali ke sisi Yoel, ia sudah bilang dari awal tidak mau datang, tapi Yoel ingin datang, jadinya ia harus ikut menemani Yoel.

"Istri saya baru saja melahirkan, jadi ia sedang tidak dalam kondisi yang baik, hingga membuat kalian kaget." Kata Lukas untuk menenangkan keadaan.

"Saya tidak marah, saya hanya tidak bisa saja melihat kepalsuan, berpikir seluruh dunia ini berutang pada dia, tapi tidak menyadari dirinya sendiri yang jahat." Kata Jane dengan kasar, mengacu pada Yoel.

Yoel melihat perut Meri yang sudah sebesar 6 bulan, setelah dilihat perutnya memang lebih besar, ia pun mengerutkan alisnya, dan tidak tahu harus melakukan apa.

"Saya pulang deluan, kalian ngobrolah." Meri tidak melihat Yoel, dia menganggapnya seperti tidak ada.

"Untuk apa kamu pergi, mereka yang harusnya pergi." Jane menahan bahu Meri.

Meri pun jadi serba salah, ia merasa sangat aneh banget posisinya, "Kalau gitu saya ke toilet dulu."

Yoel mengalihkan pandangan, "Lukas, istri kamu pulih dengan begitu cepat, baru saja melahirkan anak bisa emosi, bisa dikatakan tubuhnya sangat sehat."

"Pemulihannya memang bisa dibilang sangat baik." Lukas menyambut ucapan Yoel.

Meri berjalan makin dekat dengan Yoel, saat berada disamping mau melewati Yoel, napasnya menjadi sesak, tiba-tiba ia tersandung, ia pun tidak stabil dan jatuh, untungnya tangan Yoel cepat, sehingga bisa memegang Meri. Tangan yang tidak asing, aroma yang tidak asing, Meri pun langsung melepaskan tangan Yoel.

"Makasih." Ucap Meri lalu segera pergi.

Yoel berbalik kepala melihat punggung Meri, ia merasa ada yang tak beres.

"Yoel."

Siska memanggil Yoel tapi ia tidak merespon, hingga akhirnya ia menarik kerah baju Yoel.

"Lukas baru saja bilang ingin mentraktir kamu makan." Ucap Siska dengan pelan.

"Oo, Okay."

Setelah memesan sebuah rumah makan, Lukas dan Jane mentraktir mereka makan, Meri duduk disamping Jane sambil bermain dengan anaknya.

Setelah makanan datang, Meri hanya makan bubur polos, lauk tidak dimakannya, ini membuat Yoel jadi memperhatikannya, Meri sekarang sedang mengandung, seharusnya ia makan yang lebih bernutrisi, bagaimana bisa cuma makan bubur, bahkan ia tidak menyentuh makanan yang biasa ia sukai.

Yoel makin lama makin merasa ada yang aneh, Meri sangat berubah, ia tidak suka memakai topi, dan juga tidak ada makanan yang dijauhi, dan ini sangat berlawanan dengan apa yang ia sukai dan tidak disukai.

"Meri, anakmu sebentar lagi sudah mau lahir, jika itu adalah laki-laki, kita harus menjodohkannya gimana?" Jane sengaja mengungkit hal itu.

Meri dengan senyum ia merespon, "Jika perempuan gimana?"

"Bukankah itu mudah saja, bisa jadi saudara, Yoel menurut kamu bagaimana?" tidak ada masalah namun Jane mencari masalah, sengaja mengungkit ini di depan Siska.

Wajah Siska tampak kaku, siapapun tahu itu adalah anak Yoel, awalnya senang-senang menunggu waktu pernikahan, lalu karena anak itu ia menjadi bete.

"Kamu bertanya kepada Meri saja." Ucap Yoel dengan tenang.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu