Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia

Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia

"Apa?" Meri cepat berdiri, ia melihat ke jendela, melihat Yoel yang tetap berlutut dan tidak mau pergi, "dasar bodoh sudah sakit masih tidak mau menyerah."

"Cepat bawa dia masuk." Meri sudah tidak tahan, ia segera menyuruh orang membawa Yoel masuk.

Yoel badannya panas dan begitu lemah.

Meri dengan panik, menggantikan baju Yoel yang basah. Yoel masih tidak menyerah, ia memegang tangan Meri, "Meri, kamu sudah menerima saya kah?Menikah dengan saya, kedepannya biarkan saya yang mencintai kamu."

"Kamu jangan bicara lagi, sekarang ganti baju dulu." Meri tidak berani mengiyakan.

"Kamu tidak jawab, saya juga tidak mau ganti baju, jika kamu tidak mau menikah dengan saya, lebih baik saya mati lagian kamu juga tidak mungkin mencintai saya, saya hidup tidak ada artinya." Yoel melepaskan Meri, ia lebih baik mati dan tidak mau ganti baju.

Meri panik, "Yoel, kamu sudah sebesar ini, kenapa masih kekanak-kanakan seperti itu, cepat ganti baju."

"Saya tidak mau ganti, kamu pergi saja, biarkan saja saya seperti ini." Yoel begitu teguh.

Meri dibuat Yoel hatinya tidak enak, "oke, oke, saya menerima kamu, sekarang kamu ganti baju, jangan makin parah."

Yoel melihat ada harapan, ia membalikkan badan, penuh dengan harapan ia pun bertanya, "kamu sudah setuju beneran? bukan karena paksaan?"

"Bukan."

"Kalau begitu cium saya."

Meri menatap Yoel, bibir Yoel begitu pucat akibat terkena hujan dan wajahnya pun merahakibat demam, Meri agak merasa tidak enak, "kamu mending sekarang ganti baju, jangan berbicara omong kosong terlalu banyak."

Yoel langsung menarik kepala Meri dan menciumnya, Meri awalnya menolak namun akhirnya ia pun mencium balik Yoel, mereka berdua berciuman seperti tidak mau dilepaskan. Yoel begitu senang, akhirnya ia mendapatkan Meri, ia selamanya tidak akan pernah mau melepaskan Meri lagi.

"Meri, ada kamu sungguh baik." Yoel mencium kening Meri, dengan matanya yang berkaca-kaca, "terima kasih kamu masih hidup, masih bisa berada disisi saya, saya juga tidak akan berani melepaskan kamu lagi, kali ini, biarkan gantikan saya yang mencintai dan melindungi kamu."

Meri bersandar pada dada Yoel, dan juga dapat merasakan ketulusannya, tidak peduli ia tidak ada ingatan lagi, namun cinta Meri kepada Yoel sama sekali tidak berubah, sejak mereka mempunyai anak, Meri juga tidak ada keharusan membawa anaknya pergi, lalu Meri memeluk pinggang Yoel, "kamu harus bersikap lebih baik dengan saya, jika kamu tidak menepati janji maka saya akan membawa Billy meninggalkan rumah, saat itu tiba kamu akan hidup sendirian sampai tua!"

"Tidak akan, istri sudah berkata apa, saya tidak berani macam-macam lagi, saya hanya mendengar kamu." Ucap Yoel dengan manja.

Meri untuk sementara percaya, ia hanya berharap Yoel bisa memegang kata-katanya.

Setelah keadaan Yoel sudah mulai pulih, ia pun bersama Meri pergi kantor sipil untuk mengurus surah nikah mereka, Yoel juga menyuruh pengacara untuk membawa seluruh aset propertinya. Yoel ingin memberikan masa depan yang terbaik bagi Meri.

Tapi Meri tidak merasa ada sesuatu yang tidak benar.

Tepat saat mau tanda tangan, Yoel berkata, "tunggu sebentar baru tanda tangan."

Meri membalikkan kepala, "kenapa, kamu menyesal?Menyesal masih keburu."

Yoel melihat Meri sambil tersenyum, disaat itu pengacaranya membawa seluruh aset milik namanya untuk diberikan kepada Meri, "kamu coba lihat, ini adalah seluruh aset dan saham saya, sekarang saya akan membalikkan namanya jadi nama kamu, lalu jika saya berani bercerai dengan kamu, atau melakukan hal yang tidak baik dengan kamu, kamu bisa menendang saya keluar rumah."

Meri begitu kaget, tidak disangka Yoel bisa melakukan hal semacam itu, "ini berarti kah?"

"Berarti dong, properti saya adalah punya kamu, kamu adalah punya saya, ada apa yang tidak berarti."

"Kamu jahat,kok begitu pandai membujuk orang."

Meri menandatangani kontrak, ia sekarang sudah menjadi istri sah Yoel.

Didepan kantor sipil mereka secara tidak kebetulan berpapasan dengan Tony, yang sedang menggandeng seorang perempuan, melihat Meri, dengan senang ia berkata, "Meri."

Yoel mengerutkan alisnya, "tidak ada guna, lagi Meri sekarang istri sah saya, kamu sudah tidak punya kesempatan."

Tony tertawa, "siapa bilang saya keberatan?Apakah kamu pikir kamu bisa menikah lagi, lalu saya tidak bisa?"

Sambil menggandeng perempuan di sebelahnya, "Meri, saya sudah cukup berumur, jadi juga sudah waktunya menikah, kalian tenang saja."

Meri dan Yoel menatap ia dan berkata, "selamat, selamat, ingat undang kami ya."

"Pasti, saya akan mengundang kalian, kami masuk dulu ya." Tony membawa wanita di sampingnya, setelah pergi wajahnya agak sedikit pahit.

Dia sudah seharusnya melepaskan wanita yang sudah dicintainya begitu lama.

Yoel mengajak Meri segera pulang, "Kita cepat pulang rumah yuk."

Meri tidak tahu Yoel ingin melakukan apa, "saya mau kepasar membeli sayur untuk dimasak buat Billy."

"Saya akan menyuruh orang kerja untuk melakukan itu, kita sekarang pulang dulu ke rumah."

"Kenapa begitu terburu-buru?" Meri bertanya.

Yoel dengan senyum berkata di telinga Meri, "kamu lupa kah, Billy bilang dia mau adik perempuan."

Meri terdiam lalu membuka pintu mobil, "saya pikir lebih baik kita pergi ke pasar."

"Ayo pulang!"

Yoel sudah tidak tahan lagi, ia pun langsung melakukan di mobil, ia mencium Meri, Meri tertawa sambil memegang leher Yoel dan berkata, "hidup saya, sudah cukup dengan adanya kamu."

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu