Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
"Apakah kamu begitu mencintai Siska?"
Meri penuh dengan air mata, orang yang paling ia cintai selamanya, sama sekali tidak pernah mencintainya, sedikit pun.
Yoel kali ini tanpa ragu, "saya mencintai dia, menikahimu bukanlah keinginan saya, setelah bercerai dengan kamu, saya dengan cepat akan menikahi dia."
Surat cerai pun dikasih ke tangan Meri, melihat tulisan di atas surat cerai itu Meri merasa inilah akhir dari pernikahan mereka selama 5 tahun, hanya karena Siska, dia bisa bercerai dengan Yoel, tetapi jika ada kesalahpahaman besar di antara mereka, dan Siskaadalah pemenang, dia tidak rela.
Meri mengambil surat cerai dan membuangnya, "saya menyesal."
Kata-kata ini membuat Yoel marah, dia pun membuat Meri bangun dari tempat tidur, "saya sudah tahu kamu memiliki berbagai cara licik, sakit perut adalah kepura-puraan, hanya karena tidak ingin bercerai dengan saya, masih berkata dengan penuh keyakinan, siapa yang membuat kamu begitu berani, setiap kali mempermainkan saya."
"Ini adalah hasil yang Siska inginkan, bukan saya. Dia ingin menikahimu, tapi saya tidak menginginkannya. Jika bisa memilih, saya benar-benar ingin mendorongnya kebawah sampai sundal ini mati!"
Meri telah menderita terlalu banyak, dia sangat membenci Siska.
Yoel menatap Meri, wajah amarahnya dengan semacam kejam, "Meri, kamu ceritakan sekali lagi?"
"Saya mengatakan bahwa Siska adalah sundal munafik!"
Dengan keras Yoel menampar Meri hingga dia jatuh ke kasur.
Rasa sakit membakar di pipi Meri, dia berlutut di tanah, kedua tangannya memegang ranjang, terkubur dalam selimut, air matanya mengalir deras.
"Meri, bertemu kamu adalah penyesalan seumur hidupku!"
Setelah Yoel selesai berbicara ia pergi tanpa menoleh sedikit pun.
Meri menangis kesakitan sambil jongkok diatas tempat tidur, emosinya naik, ia menangis histeris, menatap perutnya dengan keputusasaan.
Yoel, kamu tahu tidak, hal yang paling saya sesali dihidup saya ialah mencintai kamu!
Dalam dua hari ini hanya Meri sendirian di rumah sakit, Meri tidak mempunyai sanak keluarga, 5 tahun lalu ayahnya meninggal, mamanya setelah bercerai dari ayahnya tidak pernah melihat dia. Bisa dibilang ia hanya sebatang karang sekarang, lahir tidak diinginkan, mati pun belum dijemput.
Meskipun hidup membosankan, namun selalu ada rempah-rempah.
Itu adalah Tony.
Tony dan Meri dari kecil adalah teman sekelas, setelah Meri menikah, ia baru perlahan-lahan keluar dari dunianya Meri, sekarang Meri dan Yoel sedang ribut, ia pastinya bisa datang menjaga Meri. Namun, Meri begitu dingin dengan dia, sepertinya selain Yoel ia tidak mungkin mencintai orang lain.
Tony sangat sering membesuk dia, setiap kali datang Meri selalu berdiri didepan jendela, dan ini sudah berlangsung selama seminggu, barulah Meri mulai membuka mulut bicara dengan dia, namun kalimat pertama yang diucapkan ialah menyuruh dia untuk tidak datang lagi.
Tony mengerutkan alisnya, dengan serius berkata, "Meri, Yoel sudah mau menceraikan kamu, apakah mungkin kamu masih mengharapkan dia?"
Meri menggelengkan kepala, walaupun dia rindu dengan Yoel pun itu tidak ada gunanya, Yoel dari awal sudah memberikan hatinya untuk Siska, Meri berbalik, mukanya begitu pucat seperti kertas putih.
"Saya tidak ingin membebani kamu, Tony, kita sudah saling mengenal bertahun-tahun, kamu seharusnya sudah mengenal saya."
"Saya tidak mengerti dengan kamu, yang saya tahu Yoel tidak layak untuk kamu!"
Meri hampir saja lupa, mengenai penyakit kanker perutnya yang sudah stadium akhir, hanya dirinya sendiri yang tahu, orang lain tidak memahaminya, ia kemudian menoleh, "sudah mau festival kue bulan, saya ingin makan kue bulan, apakah kamu bisa membantu saya membelinya?"
Meri seperti ini membuat Tony melihat masih ada harapan, Tony menganggukkan kepala, dengan gesit ia pergi keluar membelikan Meri kue bulan.
Setelah Tony pergi, Meri kemudian pergi keluar kamar dengan badannya yang masih lemah, namun badannya sudah mulai pulih, dia ingin pergi tanpa berpamitan, ia pun tidak ingin membuat Tony mengetahui ada yang tidak beres.
Tapi sebelum meninggalkan rumah sakit, ia ingin melihat Yoel untuk sekali lagi, dia begitu kangen dengan Yoel, walaupun telah berapa kali disakiti, tanpa ragu ia pun berjalan kearah sana.
Meri, Meri, kamu menjadi seperti ini juga adalah ulahmu sendiri.
Siska malam ini keluar rumah sakit, tubuhnya tidak ada luka apa-apa, tapi berlama-lama di rumah sakit hingga sebulan baru keluar, Meri berdiri di depan pintu kamar, lewat jendela ia mengintip.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseCinta Yang Berpaling
NajokurataMarriage Journey
Hyon SongLove And War
JaneWonderful Son-in-Law
EdrickCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoTen Years
VivianMemori Yang Telah Dilupakan×
- Bab 1 Hidup Tak Sampai 10 Bulan
- Bab 2 Jantung Hati Yoel
- Bab 3 Penyakit Meri Kambuh
- Bab 4 Meri Takut Gelap
- Bab 5 Syal Rajutan Meri Dibuang Yoel
- Bab 6 Bercerai Dengan Yoel, Aku Akan Menjaga Kamu
- Bab 7 Anak Dijadikan Tameng
- Bab 8 Ketakutan Siska
- Bab 9 Yoel Kita Bercerai Saja
- Bab 10 Jangan Kasih Tahu Dia Saya Mengindap Penyakit Serius
- Bab 11 Orang Yang Selama Ini Di Cintai Hanya Siska
- Bab 12 Meri Kamu Seharusnya Mati
- Bab 13 Bertemu Kamu Adalah Penyesalan Seumur Hidup Saya
- Bab 14 Kamu Tidak Layak Untuk Meri
- Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila
- Bab 16 Apa Sebenarnya Yang Kamu Pikirkan
- Bab 17 Meri Jangan Keras Kepala Lagi
- Bab 18 Setelah Bercerai, Mereka Akan Menikah
- Bab 19 Takdir Mempertemukan Mereka Di Rumah Sakit
- Bab 20 Saya Mengidap Kanker, Kamu Percaya?
- Bab 21 Mengapa Kamu Membohongi Saya?
- Bab 22 Detik-detik Akhir Hidup Meri
- Bab 23 Dari Awal Sampai Akhir Hanya Meri Yang Dicintainya
- Bab 24 Mencintai Kamu Itu Melelahkan
- Bab 25 Kita Pergi Menyusul Meri
- Bab 26 Billy Kecil Tidak Mempunyai Mama
- Bab 27 Mami, Saya Billy Anakmu
- Bab 28 Ayah, Saya Bertemu Mami
- Bab 29 Pak, Saya Tidak Mengenal Anda, Mohon Jaga Sikap
- Bab 30 Bertemu Musuh Bebuyutan
- Bab 31 Pertemuan Tony Dan Yoel
- Bab 32 Siapa Saya?
- Bab 33 Saya Ingin Ayah Bersama Dengan Mami
- Bab 34 Ayah Mencium Mami
- Bab 35 Keluarga Harusnya Tidur Bersama
- Bab 36 Saya Siska, Kamu Sudah Lupa Kah?
- Bab 37 Hubungan Kita Sudah Berakhir
- Bab 38 Tertabrak Mobil
- Bab 39 Perjalanan Hidup Meri Akhirnya Bahagia