Memori Yang Telah Dilupakan - Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila

Bab 15 Mencari Meri Seperti Orang Gila

Tony pergi, Yoel masih berdiam di tempat, pikirannya dipenuhi oleh kata-kata yang diucapkan Tony, Meri hampir mati?Kenapa ia bisa mengatakan seperti itu?

Yoel tidak mengerti, tapi hatinya bergejolak merasakan sakit, seperti dulu pernah terjadi sebelumnya.

Siska pun begitu gugup, melihat Yoel yang kebingungan seperti itu, ia pun berkata, "Yoel, kamu kenapa? Apakah tidak enak badan?"

Jawab Yoel, "tidak apa-apa."

Tapi seketika itu juga perasaannya tidak enak, setelah mendengar kata-kata Tony, ia merasa sangat galau tidak seperti biasanya.

"Apakah kamu sakit?Biarkan dokter coba untuk memeriksa kamu."

"Tidak apa-apa, kita pulang saja."

Yoel sudah tidak memperhatikan wajahnya yang tampak sakit, lalu ia dengan segera mengurus pembayaran rumah sakit, dan kemudian mengantar Siska pulang. Dalam pikirannya masih memikirikan jejak Meri, paling tidak mereka masih belum bercerai, mereka harus cari waktu untuk bercerai. Yoel pun berusaha berpikir untuk menenangkan dirinya, bahwa ini hanya karena masalah perceraian.

Siska melihat Yoel yang sedang tidak dalam kondisi baik, ia pun merasa terancam, tanpa diduga ia dengan buru-buru mau pergi, Siska pun bertanya, "kamu ingin pergi cari Meri?Bukan katamu sudah tidak peduli lagi dengan dia?Kenapa masih mau pergi mencarinya."

Perasaan Siska pun tidak tenang, ia melakukan begitu banyak tapi tetap saja tidak bisa mengembalikan pikiran Yoel.

"Ia sedang mengandung, tidak ada siapa-siapa yang bisa ia jadikan sandaran, tunggu sampai kami bercerai dan dia juga sudah mulai stabil, saya tidak akan mencarinya lagi." Yoel menenangkan Siska, bagi dia Meri juga adalah tanggung jawabnya, dia sudah pernah berjanji dengan ayah Meri akan menjaga dia, jadi ia tidak bisa mengingkar janji begitu saja.

Air mata Siska pun hampir keluar, ia menginginkan Yoel dengan sepenuh hati hanya baik dengan dia, tapi Yoel malah ingin pergi mencari Meri, dia juga tidak bisa melarangnya, ia hanya bisa menggigit giginya dan berkata, "saya akan menunggu kamu, malam ini kamu harus pulang."

Yoel berjanji lalu ia pergi, bersiap untuk pulang kerumah mengecek apakah Meri ada di rumah tidak. Sampai dirumah, ia mencari sekeliling, kamar tampak sudah lama tidak ditempati, diatas meja ia menemukan surat cerai yang diberikan kepada Meri.

Disurat itu, nampak Meri sudah menandatangani perceraiannya dengan Yoel, Yoel mengerutkan alisnya, dia tidak merasa lega seperti yang dia bayangkan, tapi berat hati.

Yoel dengan segera menelepon Meri, tapi teleponnya dinonaktifkan, Yoel pun menelepon Jane, Jane pun memaki-maki Yoel di telepon mengatakan ia pria yang tidak baik, ia marah tapi sambil menangis, dan tidak tahu Meri pergi kemana.

Apakah akan berakhir seperti ini?

Yoel tidak pernah memikirkan ending yang seperti ini, dari awal sudah dibilang 10 bulan kemudian baru bercerai, baru saja sebulan lebih, pernikahan mereka yang dibangun selama 5 tahun sudah berakhir.

Yoel duduk di dalam kamar berpikir untuk waktu yang lama, Meri sedang hamil, ia bisa pergi kemana, bagaimana ia hidup selanjutnya.

Memikirkan Meri yang tidak punya siapa-siapa, tidak membawa barangnya, Yoel pun merasa tidak tahan, walaupun ia tidak mencintai Meri, tapi tidak seharusnya juga ia melakukan seperti itu, Yoel pun bangkit berdiri dan segera mengendarai mobil mencari Meri.

Mulai turun hujan, di jalan mobil begitu banyak, Yoel mengendarai mobil dengan pelan, karena takut melewati Meri, perasaannya bercampur aduk dan sangat gelisah.

Tiba-tiba, ia melihat dijalan raya ada seorang perempuan memegang payung yang mirip dengan Meri, segera menghentikkan mobil, ia pun keluar dan memegang tangan orang itu, "Meri!"

Perempuan itu menoleh, namun ternyata bukan Meri, malahan ia dimarahi orang gila oleh perempuan itu.

Dia sudah berusaha keras untuk mencari Meri kembali, namun Meri sudah pergi dan tidak meninggalkan jejak.

Yoel pun begitu linglung, badannya basah ketika sampai dirumah, ia duduk dikamar dengan diam tanpa bergerak, rumah ini, dulu ia tidak ingin pulang kesini, karena ketika membuka mata pasti melihat Meri, ia merasa tidak senang, bahkan sampai merasa jijik, namun sekarang disini sudah tidak ada Meri, ia pun merasa ada yang hilang, dan ini bukanlah akhir yang ia inginkan.

Malam yang gelap, lampu tidak dinyalakan, Yoel bersandar di sofa, menyandarkan kepalanya, dan tidak bergerak, sepertinya seolah-olah dengan cara ini ingin membuat diri tidak memikirkan tentang Meri sekarang.

Ponsel berbunyi, suara telepon dari Siska, Yoel tidak ingin mengangkatnya, ia tidak bisa membedakan perasaannya dengan jelas, jelas-jelas ia mencintai Siska, namun ia masih simpati dengan Meri, ini sama sekali tidak seperti Yoel, hingga akhinya ia pun tidak mengangkat, ia tidak ingin mendengar pertanyaan dari Siska, juga tidak ingin menemui dia.

Duduk untuk waktu yang lama, badan Yoel mulai demam, dan tenggorokannya begitu kering, ia pun berbaring tidur di sofa, berujung makin parah sakitnya.

Pintu tiba-tiba dibuka, terdengar bunyi suara gantungan kunci, dan terdengar suara langkah kaki mengarah ke arah Yoel.

Dengan kondisi pusing ia membuka matanya, ia berpikir sedang berhalusinasi, di luar dugaan ia melihat Meri.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu