Loving Handsome - Bab 38 Ayah, Tante Ini Sangat Baik

Begitu Luhan mengobrol dengan anak ini, membuatnya lupa akan waktu, dia tiba-tiba merasa melihat anak kecil sedang makan merupakan sesuatu yang begitu indah, putrinya kalau ada disini pasti sangat bagus bukan? Kalau dia berada disisinya, Luhan berpikir mungkin dia akan menemaninya menonton kartun, melihat berbagai macam film, melihat pameran, tidak seperti sekarang, setiap hari seperti zombie yang hidup di dunia.

“Tante, kamu sangat cantik, bagaimana kalau kamu menjadi ibuku?” Gadis itu bertanya dengan polos.

Pertanyaan ini membuat Luhan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, bagaimanapun ini merupakan pertama kalinya dia bertemu dengan gadis kecil ini, meskipun merasa dirinya sangat berjodoh dengan anak ini, bahkan begitu akrab dengannya, namun ini tetap anak orang lain.

Tunggu, anak orang lain? Pada saat ini Luhan baru sadar, diri bahkan tidak tahu siapa anak ini? Hanya tahu kalau ini anak orang lain, dan orang lain ini sebenarnya siapa? Ini membuat Luhan merasa panic dan bingung.

Siapa yang begitu ceroboh meletakkan anaknya disini? Namun, status ini cukup mencurigakan.

Namun melihat tulisan tadi, melihat dari maksudnya, sepertinya sudah mendapatkan ijin dari ayahnya terlebih dahulu.

Tidak perduli lah, Luhan hanya ingin bersama dengan anak ini sekarang, seolah memiliki hubungan yang khusus dengan anak ini, ketika melihat anak ini, dia merasa begitu menyukainya.

“Adik kecil, bisakah kamu memberitahu tante, dimana ibumu?” Luhan tersenyum dengan hangat.

“Sudah meninggal.” Suara yang dingin terdengar dari belakang Luhan .

Tubuh Luhan langsung membeku, apakah pertanyaannya agak keterlaluan? Tapi, suara ini malah terasa begitu dia kenal.

Namun dia harus perpura-pura tidak tahu siapa pria ini.

“Maaf, aku… aku bukan sengaja, Nak, kamu bisa memaafkan tante?” Luhan berkata dengan sangat tulus.

Gadis kecil tersenyum dan memperlihatkan beberapa giginya yang putih bersih, “Tidak apa tante, terima kasih sudah menemaniku, aku sangat suka denganmu.”

Gadis kecil sangat tulus, dan ketulusan ini membuat Luhan merasa sepanjang siang menamai anak ini tidak lah sia-sia.

“Hallo, saya Leemin.” Dalam suara Leemin terdengar suara menggoda yang begitu alami, seolah dunia ini miliknya dan berdiri untuk dirinya, terasa bagaikan langit yang hanya menopang dirinya, namun tetap begitu menarik semua wanita, termasuk Luhan .

Dan Luhan yang sekarang bukanlah Luhan , melainkan Luhin.

“Hallo, saya Luhin.” Luhan menundukkan kepala, tiba-tiba teringat kejadian malam itu, bahkan Leemin yang…

“Oh ya? Nona, malam itu kita pernah bertemu, hanya saja aku tidak pernah mengerti, kenapa kamu bisa muncul dikamarku? Ada lagi, kenapa harus memilih tempat yang begini low?”

Ketika Leemin melihat putrinya sedang memakan sepotong Kue Biskuit, wajahnya langsung berubah tidak senang.

“Malam itu… malam itu… aku minum terlalu banyak.” Luhan tidak berani bicara jujur, hanya asal menjawab agar bisa lolos, namun, ketika dia mengangkat kepalanya, melihat wajah Leemin yang berubah ekspresinya, entah karena apa.

Namun ketika melihat biscuit yang dipegang oleh gadis kecil, dia langsung mengerti.

“Anakmu?” Luhan akhirnya sadar.

“Kalau tidak? Menurutmu? Anakmu?” Gaya Leemin selalu merasa dirinya adalah pusat segalanya, semua yang ada di dunia ini memang sudah seharusnya berputar mengelilinginya.

Sehingga dalam nada bicaranya selalu mengandung nada yang begitu arogan ketika berbicara dengan Luhan, perasaan ini sangat tidak nyaman, membuat Luhan ingin sekali kabur.

“Anak-anak jangan diberikan makanan seperti ini.” Leemin langsung mengambil Kue Biskuit yang ada ditangan gadis kecil, “Aku hanya menyuruhmu untuk menemani tante bicara, tidak menyuruhmu makan.”

Setelah mengatakannya Leemin langsung merenggut makanan ditangan gadis itu dan membuangnya ke tempat sampah, seolah anak ini tidak sedang memakannya.

Begitu singkat, kasar, arogan.

Kata-kata ini langsung ditempelkan oleh Luhan untuk Leemin hari ini, dan mulai saat ini, semua label ini akan mengikutinya seumur hidup.

“Papi…” dibalik bulu mata gadis kecil yang lentik dipenuhui oleh air mata, matanya berkaca-kaca bagaikan kristal, membuat hati Luhan terasa begitu perih, gadis yang begitu lucu dan cantik, malah dimarahi oleh Leemin seperti ini, Siapa yang kuat menahannya?

Apalagi gadis kecil ini begitu baik, pengertian, juga pandai melihat situasi.

Melihat gadis kecil itu menatap Leemin dengan wajah memelas, hati Luhan langsung melunak.

Namun, dia juga tidak bisa mengatakan apapun, karena ini adalah anak Leemin , hanya dia yang bisa menegur anak, termasuk mendidik anak, dan Luhan sama sekali tidak memiliki hak untuk ikut campur, Sebaliknya, dia memberikan anak itu beberapa biscuit, juga ikut dibuang oleh Leemin .

Memperlakukan anak seperti itu, dalam hati anak itu pasti terasa begitu terpuruk.

Pantas saja anak ini begitu pengertian, begitu pandai melihat situasi, ini membutuhkan berapa banyak penderitaan baru bisa belajar bagaimana menjadi penurut.

Sebenarnya gadis kecil juga sama, dia hanya akan memperlihatkan sifat aslinya dihadapan orang yang memanjakannya.

“Maaf, Helen, ini salah papi.” Setelah Leemin melihat gadis kecil menangis, dia segera berjongkok, dan merangkul putrinya, Ini semua membuat Luhan begitu tercengang melihatnya.

Situasi macam apa ini, Jelas-jelas tadi ingin membuang semua biskuitnya, salah, sudah dibuang, detik berikutnya langsung bersikap begitu lembut pada putrinya bagaikan air.

“Papi, kakak ini sangat baik, tadi aku memanggilnya tante, tapi dia tidak marah.” Suara Helen yang begitu lembut terdengar begitu penuh jebakan.

Membuat Luhan tidak kuasa menahan diri untuk menghela, anak jaman sekarang sungguh cepat matang, bahkan ada orang yang marah hanya karena panggilan saja dia ingat.

Kalau begitu, orang lain yang disebut itu siapa? Ini semua membuat Luhan begitu penasaran, sebenarnya siapa yang langsung marah begitu dipanggil tante? Bukan sudah sewajarnya, anak ini kan masih sangat kecil, kalau tidak panggil tante harus panggil apa?

Dipanggil seperti ini oleh seorang anak yang berusia satu tahunan itu bukankah sangat normal.

“Oh ya? Kalau begitu apakah kamu menyukai kakak ini?” suara Leemin begitu lembut, lembut sampai hampir menghanyutkan, Ini semua membuat Luhan yang melihat tidak sanggup mempercayainya.

Suara gadis kecil yang lembut kembali terdengar, suara ini terdengar lembut dan hangat.

“Suka.” Luhan termenung melihat gadis kecil ini, bagaikan sedang melihat putrinya sendiri, begitu kagum dan merasa senang, dan rasa kagum ini bagaikan karya yang diciptakan oleh putrinya sendiri.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu