Loving Handsome - Bab 16 : Jadi Obat Penawarku

Leemin takut akan melewatkan kesempatan untuk merasakan”kenikmatan dunia” ini, lalu menelan semua cairan yang dia keluarkan, “Benar-benar kenikmatan dunia.”

“Kamu.., kamu benar-benar mesum!” Wajah kecilnya yang sudah memerah menjadi semakin merah, Luhan dengan kejam memelototinya, tanpa sadar memalingkan kepala.

Biasanya, Leemin jelas-jelas terlihat seperti pria gentleman, mengapa saat di ranjang malah berubah menjadi begitu sembrono? Apakah ini yang disebut dengan kepribadian ganda?

“Mesum? Hah, kamu tidak memiliki hati nurani, aku sudah memuaskanmu, kamu malah memarahiku?”

Suara bercanda menggema di telinganya, Luhan mengernyitkan dahi: “Jangan katakan lagi!” dia sekarang tidak bersedia untuk mengingat kembali kejadian tadi.

“Hah, tidak bisa jika tidak katakan, aku tadi sudah memuaskanmu, sekarang kamu., bukankah juga seharusnya menjadi obat penawarku?”

“Obat penawar...??” Luhan dengan cepat berpaling, pandangan matanya bertemu dengan kedua mata Leemin yang terlihat memiliki keinginan kuat.

Benar!!

Dia sekarang terkena ramuan cinta, sepertinya belum...

Sekarang sedang menginginkan.

Dia dengan jelas merasakan ada sesuatu yang menekan tubuhnya sendiri, dia menyipitkan mata.., lalu dengan segera memalingkan kepala: “Tidak boleh, Leemin kamu tidak boleh melakukan ini padaku! Segera berhenti.”

“Apakah menurutmu aku sekarang bisa berhenti!” Dia sudah menahan sejak tadi, jika bukan karena ingin semuanya berjalan secara naluriah, mungkin dia sudah akan menginginkan Luhan secara paksa saat dia masuk tadi,

Keinginan yang membara dengan perlahan mendekati tubuhnya...

“Deg, deg....”

Jantung Luhan berdetak cepat, tidak bisa.., tidak bisa! Tidak boleh diteruskan lagi, harus bagaimana?

Apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan pria gila ini?

Otaknya yang kacau terus berputar, saat pandangan matanya menangkap sebuah lampu di atas meja samping tempat tidur, mata Luhan berkedip, dengan ganas mengambil lampu tersebut dan memukulkan ke kepala pria itu.

“Aa...” terdengar sebuah erangan kesakitan, Leemin menatap dia dengan kesal dan jatuh pingsan di atas ranjang.

Hah...hah....

Luhan bernafas terengah-engah, takut pria itu akan tiba-tiba sadar, dia buru-buru menggunakan tangannya yang tidak terikat untuk melepaskan tali yang mengikat tangannya satu lagi, mengambil pakaian di atas ranjang dan berlari keluar kamar.

“Sialan!” dikamar yang hening, Luhan dengan kesal dan malu melihat bekas dipergelangan tangannya dan mulai memaki.

Tapi bagaimanapun, pada akhirnya dia tidak kehilangan tubuhnya untuk Leemin juga sudah termasuk untung.

Hanya saja...

Bagaimana dengan besok?

Apa yang harus dilakukan setelah Leemin sadar?

Apakah hal tentang dia menyamar sebagai pria akan terungkap sekarang?

Bersama dengan rasa cemas ini, Luhan tidak tidur dengan baik semalaman, sampai keesokkan paginya, dia duduk didalam mobil Leemin dengan lingkaran gelap dimatanya.

Mobil itu bergerak ke arah jalan kota, tatapan mata Luhan terus bergerak ke kiri dan kanan dengan tidak tentu, terus mengamati ekspresi Leemin dari kaca spion.

Merasakan tatapan mata dia, Leemin meliriknya, berkata dingin: “Kamu terus melihatku, apa yang ingin kamu katakan, katakan saja.”

“Ha..? Ti., tidak....” Luhan buru-buru menggelengkan kepala.

Aneh, kenapa Leemin seperti tidak terjadi apa-apa? Apakah dia berpura-pura? Atau, pukulan kemarin malam membuatnya amnesia? Tidak mungkin, dia hanya menggunakan lampu tidur memukul sedikit, akan sangat konyol jika pukulan itu bisa membuat amnesia.

“Lee, kenapa dengan kepalamu? Kenapa membengkak seperti itu?” Deon yang duduk dikursi penumpang menatap dahinya dengan curiga.

Saat kata-kata ini terdengar, Luhan yang duduk dibelakang terkejut, Deon ini benar-benar membicarakan sesuatu yang tidak perlu dikatakan, dia dengan gugup mencuri lihat reaksi Leemin.

Tapi, wajahnya terlihat bingung, “Aku juga tidak tahu.”

“Tidak tahu? Apakah kemarin kamu mimpi berjalan?”

“Mungkin...” Terhadap kejadian tadi malam, Leemin hanya ingat sepertinya Chloe ada datang, lalu setelahnya dia tidak ingat apapun lagi.

“Oh ya, Lee, dimana Chloe? Kenapa pergi sendiri tanpa memberitahu?”

Di pagi hari, saat semua sudah bersiap untuk pulang, tapi mereka tidak dapat menemukan Chloe, saat bertanya kepada resepsionis, baru tahu jika kemarin malam dia sudah pergi meninggalkan bandara.

“Siapa yang tahu, terserah dia saja, tidak perlu mencemaskan.” Leemin berkata dengan dingin lalu menghidupkan mobil.

Tapi dalam pandangan Luhan, takutnya tentang Leemin yang terkena obat tadi malam ada hubungan dengan Chloe, mungkin dia pergi terlebih dahulu karena merasa bersalah.

Tapi walau bagaimanapun, asalkan Leemin tidak ingat dengan kejadian kemarin malam maka sudah bagus, hal yang lain tidak ada hubungan dengannya.

“Sudahlah, kamu antar aku sampai disini saja, aku pergi dulu.” Sampai ditujuan, Deon turun dari mobil.

Saat Leemin bersiap untuk menghidupkan mobil...

“Leemin, merepotkanmu sebentar…” Luhan berpindah ke kursi penumpang seperti seekor monyet.

“Apa?”

“Antar aku ke bandara.”

“Bandara?”

“Em, aku ingin menjemput seseorang...” Hari ini tanggal 18, Jenny Lexi dari awal sudah mengirim pesan mengatakan akan kemari hari ini, kebetulan dia memiliki tumpangan hari ini, dan yang terpenting, dia ingin Leemin melihat Jenny Lexi.

“Oke, aku sudah tahu.” Leemin menepuk setir tanpa ekspresi, tidak lama kemudian mobil melaju ke terminal bandara...

“Jenny…” Baru saja mendarat ditempat tujuan, sesosok bayangan yang familiar masuk dalam pandangan mata Luhan, dia buru-buru berlari ke sosok itu.

“Lulu, aku sudah menunggumu begitu lama, kenapa baru datang sekarang!” Jenny Lexi memajukan bibirnya dengan tidak puas.

“Ehm ehm...” Luhan buru-buru terbatuk, mengisyaratkan dibelakang masih ada orang.

Saat ini Jenny Lexi baru melihat Leemin yang mengikuti dibelakang Luhan, dia memandang Leemin dari atas sampai bawah, kedua matanya menjadi cerah, “Wah! Sangat tampan! Luhan, Luhan, siapa ini?!”

“Bukankah sudah aku beritahu lewat telepon? Dia adalah Presdir Lee Corporation , Leemin.”

“Oh...”

Jenny Lexi mengangguk, terlihat kedua matanya bersinar, berjalan beberapa langkah ke depan

Leemin : “Presdir Lee, hallo, namaku Jenny Lexi.”

Leemin hanya sedikit mengangguk, dan tersenyum.

Luhan melihat teman baiknya yang sedang tergila-gila ini, sudah terbiasa, siapa suruh Jenny Lexi tidak memiliki perlawanan terhadap pria tampan sejak kecil.

“Oh ya, Leemin, aku lupa mengatakan, aku adalah pacar Luhan, dengar-dengar mulai sekarang Luhan akan belajar di sisimu, kalau begitu mohon bantuanmu.”

“Pacar?” Leemin sedikit mengernyit, memandang Luhan dengan curiga.

“Benar, kenapa?” Dia dengan alami menganggukkan kepala, sambil memeluk pinggang Jenny Lexi…

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu