Loving Handsome - Bab 2 Jangan ... Tolong Berhenti...
"Tidak ..." ketika menyadari bahaya akan datang, Luhan secara tidak sadar ingin melindungi garis pertahanan terakhirnya, tapi tampaknya pria itu masih saja berhasil.
Jari-jari ramping pria itu berjalan meraba ke tengah-tengah taman bunga itu, lalu perlahan memasukkan dan menyiksanya, menggoda dan terus memikatnya dengan pelan-pelan.
Perasaan aneh ini membuat Luhan hampir gila, "Bajingan .., brengsek .., tidak ...hentikan tanganmu...keluarkan tanganmu sana!”
“Keluarkan?” Pria itu bertanya balik, jari yang meraba di taman bunga itu terus menggoda intinya, dan kemudian dia dengan santai berkata, “Tapi tubuhmu sepertinya tidak ingin jariku pergi keluar."
"Pantas mati! Ber...berhenti...” dipermalukan seperti ini, wajah Luhan tiba-tiba memerah.
“Hehe, benar-benar wanita yang sensitif.” Pria itu mencondongkan tubuhnya ke dekat wajah Luhan Grey, Setiap hembusan napas Luhan Grey terasa sangat jelas sekali.
"Jangan .., jangan bicara lagi!”
“Eh...sudah tidak sabar, kucing liar kecil, suaramu yang akan keluar nanti pasti akan sangat indah.” Pria itu dengan sengaja meremas inti bunga Luhan Grey, jemari lincah pria itu berusaha menembus lebih dalam melewati jalur bunga itu....
“Ahhhhh....” Luhan Grey berteriak mendesah, dia benar-benar tidak sengaja berteriak seperti ini, namun tubuhnya seperti sudah bukan miliknya lagi.
“Bagus sekali, kamu akan segera melewati malam yang sangat indah.” Pria itu tersenyum di sudut bibirnya, senyuman penuh kemenangan, selanjutnya, tangannya yang lain bergerak ke bagian pinggulnya, lalu mengangkatnya dengan lembut dan kemudian memaksa kedua kaki wanita di depannya terbuka lebar.
Tubuh Luhan menegang, nafasnya seperti tertahan, dia hanya merasakan tempat paling rahasia di bawah tubuhnya disentuh oleh sesuatu yang sedikit memanas, benda yang sangat panas dan sangat keras...
Itu...apa jangan-jangan itu adalah....itunya?
Tenggorokannya tercekat, dia hampir tak bisa mengatakan apa-apa, bahaya hebat yang akan datang yang belum pernah terjadi sebelumnya melonjak dari lubuk hatinya, benda keras itu terus dan tidak berhenti berusaha masuk ke dalamnya, benda itu seperti membawa arus listrik hebat yang menyapu seluruh tubuh Luhan Grey, Luhan Grey gemetaran dan menegang dan berkata, “Tidak, tidak boleh...”
"He, tidak boleh? Yang benar itu kamu pasti sudah sangat lama menantikannya kan?”
Mendengar suara menggoda pria itu, Luhan merasa malu dan kesal, "Berhenti! Tolong berhenti, kamu dasar bajingan!"
“Menurutmu apakah mungkin untuk berhenti?” Pada saat ini, seluruh darah di tubuh pria itu sudah memanas dari tadi karena wanita kecil yang sangat menawan dan memikat di bawah tubuhnya, bagaimana mungkin dia bisa berhenti pada saat ini?!
“Sialan!” Luhan Grey memakinya, dia merasa kalau pria di depannya ini seperti tidak dalam keadaan sadar sepenuhnya, Apa jangan-jangan dia pria ini diberi obat oleh seseorang?
Bagaimana ini?
Dia merasakan bahaya yang semakin lama semakin mendekat, tangan kecil Luhan tanpa sadar mengepal ...
“Tok tok tok tok...tok tok tok...” pada saat ini terdengar suara ketukan pintu.
Pria itu mengerutkan kening dengan tidak senang, dia mengalihkan pandangan matanya dengan cepat ke arah pintu.
Kesempatan bagus datang!
Dengan memanfaatkan celah ini, Luhan tidak berani tinggal lebih lama lagi di sini, dia melepaskan diri dari kurungan pria itu dengan kedua tangannya, dia langsung melompat turun dari sofa dan merapikan pakaiannya secepat mungkin, tanpa menoleh sedikitpun, dia dengan buru-buru langsung berlari dari kamar itu.
Begitu pintu dibuka.
“Lulu ..." Jenny berdiri di depan pintu sambil masih mengetuk pintu.
Luhan Grey tidak mempedulikan apapun, dia dengan segera menarik Jenny pergi dari sana,
setelah menghadapi hal yang sangat memalukan ini, dia hanya ingin seumur hidupnya nanti tidak akan lagi bertemu dengan pria yang pantas mati itu!
"Lulu, ada apa denganmu, kenapa ekspresimu tampak sangat aneh?"
"Tidak apa-apa..." Luhan Grey menggelengkan kepalanya dengan ekspresi tidak senang.
"Oh iya, Lulu, aku salah mengenai kamar, bukan kamar 201, tapi 301, Pimpinan EXO sudah pergi lebih dulu dan tak menunggumu datang.”
“Apa....?!” Pantas saja orang di dalam itu bukan Pimpinan EXO, Jenny sialan, jika sahabatnya ini tidak membuat kesalahan ini, mungkin aku tadi tidak akan sampai....
"Maaf sekali, Lulu."
"Lupakanlah, biarkan begini saja." cukup dengan seperti ini, siapa suruh dia sekarang berpura-pura identitasnya laki-laki? Jika pada saat ini dia berlari dan menemui pria yang pantas mati itu untuk membalas dan memakinya, pada akhirnya yang rugi adalah dia sendiri.
Hanya saja...
Pria itu sekarang tahu kalau identitas sebenaranya Luhan Grey yang seorang wanita, kedepannya akankah dia...”
Harusnya akan baik-baik saja kan? Kelihatannya, dia tadi kalau bukan terlalu banyak minum alkohol, ya berarti diberi obat oleh orang lain, mungkin ketika dia sadar sepenuhnya, dia sudah akan melupakan semuanya kan?
“Ada lagi, Lulu, ayahmu baru saja menelepon dan memintamu untuk segera kembali ke Kota Ulsan."
“Em....? Kembali ke Kota Ulsan sekarang juga? ada urusan apa sampai terburu-buru seperti ini?” Tanya Luhan Grey tidak mengerti.
Jenny mengangakat tangannya dengan tak berdaya mengisyaratkan dia tidak tahu, “Ini....aku juga tidak tahu.”
***
Tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu, di kamar 201, seorang pria yang sudah sadar dari efek alkohol menegakkan tubuhnya, dia mententuh keningnya dan memijat-mijat keningnya....
Pada saat ini, pintu kamar itu dibuka...
“Lemin, apa kamu baik-baik saja?” Deon bersandar di pintu kamar dan memandang pria yang duduk di sofa dengan santai.
Dengan mata sipit yang sedikit menyipit, Lemin mengerutkan kening, di otaknya melintas samar wajah seseorang yang sedikit kabur, dia tidak terlalu mengingatnya dengan jelas, “Di mana dia?”
“Hah? Dia? Siapa?” Deon melihat ke sekelilingnya.
"Wanita itu." kata Luhan, dia berdiri dan merapikan pakaiannya sendiri yang berantakan.
"Wanita? Wanita mana yang sangat beruntung bisa membuatmu Lemin ini terpikat?” Deon berjalan menghampirinya dengan bercanda.
Dia mengangkat tangannya dan langsung mendorong wajah Deon yang mendekat di depannya, "Sudah lupakan saja, ayo pulang, masih ada yang harus dilakukan besok."
*
Matahari bersinar, di depan sebuah rumah di Kota Ulsan.
Luhan Grey berdiri di pintu, memegang telepon di tangannya, "Ayah, apa maksudmu? Mengapa kamu memerintahkan sopir itu menurunkanku ke tempat aneh ini?"
Kemarin malam, bahkan walaupun sangat malam, Luhan Grey masih saja kembali ke Kota Ulsan, tapi, siapa juga yang tahu sopir yang menjemputnya malah langsung mengantarnya ke tempat yang asing dan tidak dikenalnya, bagaimana mungkin dia tidak bertanya-tanya dengan kesal?
"Luhan, kamu sudah bertahun-tahun selalu tinggal di kota lain, jika ini terus berlanjut, kamu tidak akan mendapat bagian apapun dari bisnis keluarga Grey, aku sekarang dengan tidak mudahnya membujuk kakekmu untuk menyuruhmu pulang kesini mengembangkan karirmu, tapi syaratnya, kamu harus belajar bisnis dulu dari Presdir Lee, selama kamu bisa menyenangkan Presdir Lee, kamu akan memiliki kesempatan untuk mewarisi bisnis keluarga."
"Presdir Lee? Belajar bisnis?"
"Benar sekali, Presdir Lee sudah menjelaskan kalau mulai hari ini kamu akan ikut di sampingnya untuk belajar baik-baik darinya.”
“tut tut tut tut.” Begitu ucapannya sampai sini, telepon pun ditutup,
Luhan Grey masih memegang teleponnya, dia mengerutkan kening saat mendengarkan suara telepon yang ditutup, Lee Corporation? Dia juga pernah mendengar tentang perusahaan ini di Kota Daegu.
Perusahaan ini sudah menjadi perusahaan besar di industri keuangan dan bisnis hanya dalam beberapa tahun saja, dia juga mendengar kalau Presdir Lee Corporation adalah orang tua yang mesum, perilaku dan sikapnya sangat aneh dan metode dan triknya sangat kejam sekali!!
Entah apa yang dipikirkan oleh ayah dan kakeknya ini, sampai mereka mengatur Luhan Grey untuk harus belajar dari orang seperti ini.
Luhan Grey berdiri cukup lama di depan pintu, baru setelah itu dia menekan bel gerbang rumah itu, tidak lama kemudian, pelayan keluar, Luhan Grey dengan sangat sopan menjelaskan kedatangannya ke sana, lalu dia dipersilahkan masuk oleh pelayan itu dan dibawa sampai duduk di ruang tamu…
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderUangku Ya Milikku
Raditya DikaWahai Hati
JavAliusLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLoving The Pain
AmardaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLoving Handsome×
- Bab 1 Ambiguitas Yang Tidak Terduga
- Bab 2 Jangan ... Tolong Berhenti...
- Bab 3 Benda Yang Agak Keras....
- Bab 4 Anaknya ...
- Bab 5 Ciuman
- Bab 6 Gairah Di KTV
- Bab 7 Tidak Bisa Menahannya
- Bab 8 Katakan Padaku, Nyaman Tidak
- Bab 9 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 10 Mengganti Selera Juga Tidak Buruk
- Bab 11 Lepaskan Pakaiannya
- Bab 12 Terkena Obat
- Bab 13 Aku Ingin Kamu
- Bab 14 Manusia Paling Penasaran
- Bab 15 Tubuh yang Sensitif
- Bab 16 : Jadi Obat Penawarku
- Bab 17 Dibius
- Bab 18 Membangunkannya
- Bab 19 Benar-Benar Wanita Cantik
- Bab 20 Tahi Lalat
- Bab 21 Kepicikan Chloe Grey
- Bab 22: Kedatangan Nyonya Besar Lee
- Bab 23: Ibu Besan, Dua Anak Ini Sudah Tidak Kecil Lagi
- Bab 24 Aku Pernah Bertemu Adikmu
- Bab 25: Sebenarnya Siapa Yang Sudah Menyentuh Pacar 陆瑾遥?
- Bab 26 : Kakek, Pacar Adik 瑾遥
- Bab 27 : Pernikahan Chloe Grey
- Bab 28 : Aku Ingin Membatalkan Pertunangan
- Bab 29 : Luhan Grey Mana Punya Adik Perempuan
- Bab 30 Dirampok Atau Dilecehkan
- Bab 31 Tamparan Ini, Adalah Demi Kakek
- Bab 32 Keluarga Grey memiliki seorang anak gadis yang sedang dalam masa pertumbuhan
- Bab 33 Anak gadis yang cantik
- Bab 34 Nyonya Lee, Apa Kabar
- Bab 35 Anak yang manis
- Bab 36 Keluarga Grey Memiliki Seorang Wanita Dewasa
- Bab 37 Kopi Di Cafe
- Bab 38 Ayah, Tante Ini Sangat Baik
- Bab 39 Luhin Cepat Atau Lambat Kamu Pasti Akan Menjadi Milikku
- Bab 40 Kakakku Tidak Bilang Kamu Orang Yang Seperti Itu