Loving Handsome - Bab 24 Aku Pernah Bertemu Adikmu
Mendengar kalimat Grey Shady itu, Luhan baru tersadarkan, rupanya seperti itu.
Jadi kejadian sebelumnya? Bibi sakit, mama keluar dicelakai, lalu mama sakit dan dirawat inap, ini semua mungkin berhubungan dengan sakit kakek.
Kalau memang bilang sudah sebulan di rumah sakit, kenapa tidak ada orang yang memberitahunya? Hal ini sangat aneh, Luhan tau, dirinya kalau tidak mengambil tindakan, takutnya dia akan berada di tahap yang sangat pasif, Ini bukanlah hasil yang dia inginkan.
Dia tidak sudi dengan aset keluarga Grey, tapi dia harus mengusahakannya, karena dia tidak bisa membiarkan aset keluarga Grey jadi di tangan Chloe, kalau tidak, mamanya akan mendapatkan penghinaan yang sangat besar.
Dari kecil dia melihat mamanya bertahun-tahun ini dibully, dia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.
"Chloe, kamu tunggu saja." Luhan diam-diam bertekad dalam hati, harus membuat Leemin menyerah menikahi Chloe, kalau dia bersikeras tidak mau menikahi Chloe, maka semuanya masih ada kesempatan.
"Luhan, masih memikirkan apa? Ayo." Melirik sekilas ruangan teh, Leemin menarik Luhan pergi.
Deon mengikutinya sambil berjalan sambil berlari: "Lee, kamu bukan orang yang tidak mempunyai pendirian bukan? Apakah kamu sungguh ada apa-apa dengan bocah ini? Kenapa melihatnya langsung tidak peduli kepadaku lagi?"
Deon memajukan bibirnya, seperti seorang wanita yang ngambek, lebih mirip dengan seorang pria yang marah dengan teman prianya, ekspresi ini membuat Leemin sangat tidak bisa berkata-kata.
Tapi, Deon malah tidak ada sedikit reaksi, dia merasa dirinya sudah digantikan oleh orang.
Menghadapi Deon dengan wajah penuh mengeluh, Leemin melayangkan kakinya: "Brengsek, kenapa kamu punya begitu banyak mengapa? Aku cari dia ada sesuatu."
Leemin yang biasanya tidak memaki, bisa-bisanya memaki.
"Masuk." Sesampai di depan pintu mobil, Leemin menendang Luhan masuk ke dalam mobil, Sungguh kasar sekali.
Ini membuat Deon yang disebelah menonton merasa aneh.
"Lee, apa kamu sungguh sudah gila? Kamu bisa menakuti Luhan." Deon membuka pintu mobil, dia begitu duduk sudah mulai berpikir.
Leemin melirik Deon: "Kenapa? Kamu suka padanya? Kenapa begitu membelanya?"
Luhan hanya merasa pusing, semalam malam memang tidak tidur dengan baik, langsung tertidur di mobil.
Juga tidak tau sudah berapa lama, begitu bangun, melihat dirinya sudah berada di atas sofa, dia membalikkan badannya dengan biasa, malah merasa dirinya sudah menimpa sesuatu.
"Apa ini?" Luhan bergumam, dia memejamkan matanya dengan linglung, berencana untuk tidur lagi, tidak peduli dimanapun, dia sekarang hanya ingin tidur.
Tapi, disaat dia setengah tersadar setengah tertidur, merasa di hadapannya ada sebuah benda berwarna hitam.
Dia mengucek matanya, ingin melihat lebih jelas.
"Ah, barang apa ini." Saat dia melihat benda hitam itu bergerak, langsung berteriak terkejut.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa ribut-ribut." Suara Leemin tetap tenang.
Mendengar suara Leemin, Luhan baru pelan-pelan sadar, tidak lagi segugup itu.
Baru saja matanya terbuka, melihat barang itu dengan seksama, rupanya, ini adalah seekor anjing tibetan mastiff, warna bulu dan tubuh tibetan mastiff ini sangat kuat, tadi yang dia lihat hanyalah kepala anjing tersebut.
Bagi Luhan, dari kecil anjing yang dia temui paling besar dan paling menakutkan adalah pekines, jaraknya dengan tibetan mastiff sangat jauh , sama sekali tidak berani mendekati hewan seberbahaya ini.
Sekarang, hanya berada di sebelah anjing itu, sudah mengejutkannya sampai jiwanya melayang.
"Kenapa, jangan bilang, tuan muda Grey, bos dari G-Dragon Corp, bisa-bisanya takut dengan seekor tibetan mastiff." Leemin melihat Luhan, bibirnya sedikit terjungkit naik, sebuah senyuman yang menghina, terjatuh di atas bibirnya, membuat Luhan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Itu......itu.....dimana Deon?" Luhan jelas-jelas ingin waktu tadi dia dengan Leemin dan Deon bersama di dalam mobil, kenapa dirinya ada disini?
Leemin tidak berbicara, meneruskan pekerjaannya.
"Kenapa aku ada disini? Kenapa kamu tidak membangunkanku? Apakah tuan muda Lee suka melihatku tidur?" Luhan menggoda Leemin.
Tapi, dia sudah lupa, Leemin bukannya tidak pernah melakukan hal yang melewati batas itu.
"Benarkah?"
Luhan melamun, Leemin sudah berlari ke sampingnya, dan juga udara hangat bibirnya masih bergema di telinganya: "Luhan, aku tidak hanya suka melihatmu tidur, aku juga suka melihatmu menciumku."
Jarak dia dengan Luhan hanya tersisa beberapa centimeter, dan juga kedua tangannya menahan pundak Luhan, postur ini sangat ambigu dan intim.
Luhan masih terus khawatir anjing tibetan itu akan tiba-tiba menyerangnya dan menggigitnya.
Tapi, saat dia melihat tibetan itu lagi, tampak tibetan itu pelan-pelan masuk ke ruangan di dalamnya, Luhan merasa sangat kaget.
"Tibetanmu?" Luhan menunjuk tibetan menunjukkan salut kepada Leemin.
Leemin hanya tersenyum datar: "Luhan, kuberitahu, anjingku jauh lebih tau berterimakasih daripadamu, lebih mengerti mengamati ekspresi daripadamu, lebih tau berterimakasih."
Mengamati ekspresi? Apa-apaan? Apakah tadi tibetan itu pergi karena dia tadi begitu dekat dengan dirinya?
Apakah tibetan ini pernah melihat Leemin dengan wanita lain........hal yang memalukan itu?
Luhan mulai kagum dengan kecerdasannya.
"Luhan, apalagi yang sedang kamu pikirkan?" Melihat wajah Luhan dengan senyuman jahat, Langsung spontan terpikirkan dengan sesuatu.
"Tuan muda Lee, memang liar, ramah sekali." Luhan menekan pada kata liar.
Mendengar Luhan mengatakan liar, dan juga tatapannya itu, membuat Leemin teringat dengan Luhin yang semalam.
Secara spontan, tubuhnya memanas, merasa sedikit gerah, lalu menatap Luhan, bisa-bisanya merasakan begitu banyak pesona yang keluar dari udara tipis.
Pesona? Bagaimana mungkin? Dia Leemin adalah seorang pria dewasa, bagaimana mungkin mempunyai perasaan kepada seorang pria.
Pantas mati.
"Tuan muda Lee? Kenapa?" Sepertinya merasakan perbedaan Leemin, Luhan melihat Leemin dengan sedikit kebingungan, reaksi Leemin sekarang, segila semalam, semacam mendominasi.
Memikirkan ini, bahkan wajah Luhan langsung sedikit memerah.
Tong.......
Pintu ditendang terbuka.
"Apakah Luhan masih belum bangun?" Suara Deon sudah terdengar masuk sebelum orangnya masuk ke dalam ruangan.
Saat ini, Leemin dan Luhan langsung tersadar, tapi, saat ini, dua orang ini sudah hampir menempel.
Luhan sungguh ingin mencari lubang untuk bersembunyi di dalam, dia tidak menyangka, dirinya bisa mempunyai sedikit keambiguan dengan orang ini dalam keadaan tidak sadar.
Ehn, bukan sedikit, sudah mau menempel.
Sedangkan suara Deon, membuat dua orang ini berpisah dengan cepat.
Saat Deon masuk, merasa atmosfirnya sedikit canggung, sepertinya sudah melihat apa yang tidak harus dia lihat.
"Kalian berdua? Tidak mungkin?" Deon melihat ekspresi canggung mereka berdua, langsung melihat kesini lalu kesana.
"Keluar."
"Keluar."
Dua orang ini berbicara dalam bersamaan.
Ini membuat Deon merasa aneh sekali.
"kalian berdua, ada sesuatu, pasti sudah menyembunyikan sesuatu dariku, cepat, katakan." Deon seperti memang sudah menjadi tukang gosip dari lahir, segala hal, harus membuatnya merasa puas, yaitu menceritakan hal yang membuatnya penasaran.
"Percaya tidak, kalau kamu berani bicara sepatah kata lagi, aku akan menghajarmu." Meskipun Leemin dan Deon berteman baik, tapi terhadap teman yang tukang gosip seperti ini terkadang sangat menyebalkan.
Terkadang, sungguh ingin sekali membuangnya, tapi, dia hanya mempunyai teman baik ni membantunya melakukan hal yang dia tidak bisa langsung lakukan.
Tentu saja, Deon juga teman yang paling dia percayai, selain Deon, dia tidak ingin mempercayai siapapun, termasuk mamanya sendiri.
Dan sekarang, dia demi wanita itu, demi adik Luhan, dia bisa-bisanya juga menggunakan hubungan pribadi seperti ini.
Sebenarnya dia kenapa? Apakah sudah gila?
Sekarang Leemin tidak ingin berpikir begitu banyak, dia sekarang ingin tau apa yang terjadi di keluarga Grey, bisa-bisanya membuat Grey Shady begitu ingin menikahkan anak perempuannya kepadanya.
Ini semua hanyalah sebuah jebakan, dan juga hubungan hebat diantaranya, dia harus tau, dia tidak akan menikahi seseorang dengan begitu sembrono.
Sedangkan masalah keluarga Grey, pasti tidak semudah karena kakek sudah sakit, meskipun mau membagikan harta warisan, juga tidak akan buru-buru sekali mau menikah.
Ingat sebelum tunangan, kakek pernah memberitahunya harus tunggu sampai dua atau tiga tahun baru menikah, tapi sekarang tampaknya ada perubahan.
"Baik, baik, aku tidak akan mengatakannya lagi, oke?"
Saat ini, Deon tidak ingin berbasa basi lagi dengan mereka berdua.
"Berbicara serius, tentang G-Dragon Corp milikmu, dan juga masalah keluarga Grey." Setelah Deon mengatakannya, mengeluarkan setumpuk dokumen keluar.
Novel Terkait
Loving Handsome×
- Bab 1 Ambiguitas Yang Tidak Terduga
- Bab 2 Jangan ... Tolong Berhenti...
- Bab 3 Benda Yang Agak Keras....
- Bab 4 Anaknya ...
- Bab 5 Ciuman
- Bab 6 Gairah Di KTV
- Bab 7 Tidak Bisa Menahannya
- Bab 8 Katakan Padaku, Nyaman Tidak
- Bab 9 Wanita Tidak Tahu Malu
- Bab 10 Mengganti Selera Juga Tidak Buruk
- Bab 11 Lepaskan Pakaiannya
- Bab 12 Terkena Obat
- Bab 13 Aku Ingin Kamu
- Bab 14 Manusia Paling Penasaran
- Bab 15 Tubuh yang Sensitif
- Bab 16 : Jadi Obat Penawarku
- Bab 17 Dibius
- Bab 18 Membangunkannya
- Bab 19 Benar-Benar Wanita Cantik
- Bab 20 Tahi Lalat
- Bab 21 Kepicikan Chloe Grey
- Bab 22: Kedatangan Nyonya Besar Lee
- Bab 23: Ibu Besan, Dua Anak Ini Sudah Tidak Kecil Lagi
- Bab 24 Aku Pernah Bertemu Adikmu
- Bab 25: Sebenarnya Siapa Yang Sudah Menyentuh Pacar 陆瑾遥?
- Bab 26 : Kakek, Pacar Adik 瑾遥
- Bab 27 : Pernikahan Chloe Grey
- Bab 28 : Aku Ingin Membatalkan Pertunangan
- Bab 29 : Luhan Grey Mana Punya Adik Perempuan
- Bab 30 Dirampok Atau Dilecehkan
- Bab 31 Tamparan Ini, Adalah Demi Kakek
- Bab 32 Keluarga Grey memiliki seorang anak gadis yang sedang dalam masa pertumbuhan
- Bab 33 Anak gadis yang cantik
- Bab 34 Nyonya Lee, Apa Kabar
- Bab 35 Anak yang manis
- Bab 36 Keluarga Grey Memiliki Seorang Wanita Dewasa
- Bab 37 Kopi Di Cafe
- Bab 38 Ayah, Tante Ini Sangat Baik
- Bab 39 Luhin Cepat Atau Lambat Kamu Pasti Akan Menjadi Milikku
- Bab 40 Kakakku Tidak Bilang Kamu Orang Yang Seperti Itu