My Lady Boss - Bab 18 Saling Membantu

Howard Lin membuka matanya dan memandangi seorang gadis yang sangat cerah di depannya dengan bingung. Gadis itu tampak masih muda, berusia awal dua puluhan, tidak tahu apakah dia masih bersekolah.

Gadis itu menatap dirinya dengan wajah yang serius, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu yang merugikannya.

Melihat ke sekeliling, semua penumpang di dalam bus seperti tertarik dengan seruan gadis itu dan mereka memandangi Howard Lin.

Howard Lin mengerutkan kening. Mungkinkah gadis ini menjebaknya?

Membingkai dirinya ketika dia tertidur tadi? Lalu menyuruhnya untuk membayar kompensasi?

"Aku……"

Howard Lin baru ingin menjelaskan beberapa kata, tetapi menyadari bahwa mata gadis itu tidak langsung menatapnya, melainkan melihat ke belakangnya.

Pada saat ini, Howard Lin baru mengikuti pandangannya, lalu menemukan seorang pria yang tidak sedap dipandang berdiri di belakangnya. Ketika tatapan mereka bertemu, mata pria itu sedikit mengelak.

Setelah ragu-ragu beberapa saat, Howard Lin langsung bereaksi bahwa dia telah bertemu dengan seorang pencuri.

Dia segera meraba-raba saku celananya dan menemukan bahwa dompet yang dibawanya telah ditarik keluar setengahnya, terlihat sepertinya pencuri itu sudah akan berhasil.

"Kak! Bukankah tidak etis untuk melakukan hal semacam ini?"

Howard Lin berbalik dan bertanya dengan dingin, lalu menyimpan dompetnya kembali.

Jika biasanya dia menyadari ada seseorang yang mencuri sesuatu dari dirinya, Howard Lin mungkin akan langsung menghajarnya terlepas dari hal-hal lainnya.

Tetapi, hari ini dia benar-benar terlalu lelah dan tidak mempunyai banyak energi yang tersisa. Jika mau berkelahi, dirinya mungkin masih akan kalah, lagipula dompetnya juga belum dicuri. Oleh karena itu, cukup untuk menegur pencuri itu.

Pencuri itu memurungkan mulutnya dan tidak menjawab perkataan Howard Lin. Ketika identitasnya telah ditemukan, dia hanya bergerak agak jauh dari pria di depannya. Pada saat yang sama, dia melirik dengan marah ke arah gadis kecil yang membantu pria itu tadi.

Setelah orang-orang di dalam bus itu tahu bahwa orang ini adalah seorang pencuri, tentunya mereka tidak ingin mendekatinya, dan dari waktu ke waktu, ada seseorang yang menunjuk ke arahnya dan masih mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar.

Howard Lin tidak peduli tentang hal ini, tetapi memandangi gadis di depannya dan tersenyum dan berkata, "Terima kasih!"

"Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu lihat apakah kamu kehilangan barang lainnya karena dia sudah memegang dompetmu ketika aku memergokinya!"

Gadis itu menjawab dengan senyuman, dan pada saat yang sama, dia melirik pencuri yang tidak jauh dari situ.

"Tidak ada..."

Howard Lin menggelengkan kepalanya.

Setelah menerima jawaban Howard Lin, gadis itu tersenyum dan berhenti berbicara. Dia melihat pemandangan di samping dan sepertinya sudah hampir sampai di stasiun.

Benar saja, gadis itu akan turun di peron berikutnya.

Kali ini, Howard Lin melirik pencuri itu dan menemukan bahwa orang ini juga bermaksud untuk turun dari bus.

Maka tidak heran. Karena identitasnya sudah terungkap, dia tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan apapun lagi di dalam bus.

Tepat ketika pintu bus akan ditutup, Howard Lin menyadari bahwa pencuri itu benar-benar akan mengikuti gadis itu.

Dia mengernyitkan alisnya, mengingatkannya pada tatapan ganas yang muncul setelah identitas pencuri itu diekspos.

Apakah pria itu berencana untuk membalas dendam pada gadis itu?

Memikirkan hal ini, Howard Lin sedikit ragu-ragu.

Meskipun dia sendiri tidak ingin banyak peduli terhadap hal-hal lain sekarang, tetapi gadis kecil itu juga mendapat masalah ini karena telah membantunya tadi.

Meskipun uang di dompetnya tidaklah banyak, namun semua itu juga adalah miliknya.

Setelah ekspresi kesal muncul di matanya, ketika pintu akan ditutup, Howard Lin juga turun dari bus.

Anggap saja dirinya sedang membalas budi, tidak peduli apakah terjadi sesuatu pada gadis kecil itu, tetap saja lebih baik untuk menemaninya pulang.

Howard Lin tidak berjalan cepat, berjarak jauh di belakang pencuri itu.

Semakin mereka berjalan, semakin yakin pula Howard Lin bahwa pencuri itu sedang mengikuti gadis itu.

Dan, gadis itu tampaknya sangat riang, dia mengeluarkan ponsel Apple X dan membuat panggilan, tetapi tidak menyadari siapapun di belakangnya sama sekali.

Seolah-olah mengetahui bahwa gadis itu lebih kaya, pencuri itu pun mengikutinya lebih dekat.

Pada malam hari, tidak ada banyak pejalan kaki di jalan dan pencuri itu telah mengikutinya setengah jalan, namun gadis itu masih saja belum waspada.

Mungkin karena pencuri itu juga terlalu serius mengikutinya, dia juga tidak menyadari adanya Howard Lin yang mengikutinya di belakang.

Ketika sampai di sebuah gang, gadis kecil itu berjalan masuk.

Melihat pemandangan ini, Howard Lin mengerutkan kening dan mendesah dalam hati: Hari sudah malam, kenapa dia masih berjalan di gang, bukankah ini memberikan kesempatan kepada pencuri itu? Gadis kecil ini benar-benar sedikit defensif.

Howard Lin mempunyai firasat bahwa pencuri itu pasti akan melakukan sesuatu di sini, jadi dia pun bersembunyi sebentar.

Benar saja, pencuri itu menoleh ke belakang dan tidak melihat siapapun, jadi dia pun segera bergegas. Dapat terlihat bahwa pencuri itu telah memegang belati di tangannya.

"Sial! Orang ini mempunyai pisau!"

Howard Lin sedikit ragu-ragu. Sekarang, dia tidak memiliki energi di tubuhnya, jadi bagaimana dia harus melawan pencuri yang membawa senjata?

Melihat sekeliling, dia menemukan sebuah batu bata di pot bunga tempat dimana dia bersembunyi, lalu dia pun segera mengambilnya.

Kemudian, dia dengan cepat bergegas ke gang.

"Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu tidak takut masuk penjara?"

Begitu mendekat, Howard Lin mendengar suara gadis itu.

Howard Lin memutar matanya dan tidak bisa menahan untuk tidak menggelengkan kepalanya.

Karena pihak lain berani mengikutinya, lantas wanita ini tidak menyadari bahwa pihak lain tersebut memiliki sebuah pisau?

"Siapa suruh kamu menggagalkan rencanaku! Jangan bergerak! Sinikan dompetmu!"

Pencuri itu berteriak.

"Kamu... jangan mendekatiku!"

Sepertinya gadis itu telah menyadari bahwa pencuri itu memegang pisau, suaranya pun tiba-tiba menjadi lebih lemah.

Mendengar suara ini, Howard Lin tahu bahwa dirinya kekurangan waktu, jadi dia segera masuk ke gang kecil itu.

Kesempatannya sangat bagus, pencuri itu membelakanginya dan seperti sedang mengambil sesuatu dari tubuh gadis itu.

Menghampiri dengan cepat dan melihat peluangnya tepat, Howard Lin menggunakan seluruh energinya dan melempari punggung pencuri itu dengan batu bata.

Tubuhnya sangat lemah sekarang, jadi dia menggunakan sedikit energinya karena takut kekuatannya tidak mencukupi.

Ada suara teredam diantara batu bata dan belakang kepala pencuri itu, membuat batu bata tersebut langsung pecah menjadi beberapa bagian.

Pencuri itu melemas dan jatuh ke depan.

"Ah... jangan sentuh aku!"

Jeritan wanita itu terdengar.

"Berhenti berteriak!"

Howard Lin memandangi pencuri yang jatuh ke tanah itu, dengan cepat memungut barang-barang gadis itu, meraih tangan wanita itu dan kemudian berlari menuju jalan setapak.

Setelah berlari jarak pendek, keduanya berhenti di sebuah lapangan yang ramai dengan nafas terengah-engah.

Howard Lin menyerahkan barang-barang gadis itu.

"Terima kasih ... huh? Kamu ya..."

Pada saat ini, gadis itu juga melihat dengan jelas penampilan pria di depannya.

"Ya! Ini aku, kenapa kamu begitu ceroboh? Kamu bahkan tidak menyadarinya setelah diikuti di sepanjang jalan! Apakah kamu tidak takut jika dia membalas dendam?"

Howard Lin bertanya dengan cemberut.

"Aku tidak menyangka dia akan membalas dendam! Bagaimana kamu bisa mengikutiku?"

Gadis itu berkedip.

"Karena kulihat dia mungkin saja mengikutimu, jadi aku pun mengikutimu karena sedikit khawatir. Kamu sudah membantuku, jadi anggaplah ini sebagai balas budiku!"

Howard Lin menegakkan tubuhnya. Seluruh tubuhnya yang sakit terasa lebih sakit lagi setelah berlari singkat.

"Ya, terima kasih. Sudah kubilang bahwa melakukan perbuatan baik pasti akan mendapatkan imbalannya. Untungnya, aku tidak langsung melihat orang lain mencuri barang-barangmu di dalam bus."

Gadis itu tersenyum.

“Ya, manusia itu harus memiliki rasa keadilan, tetapi mereka juga harus memiliki sikap defensif. Kamu seorang perempuan seharusnya lebih memikirkan dirimu sendiri. Jika kamu tidak membantuku di dalam bus, pencuri itu tidak akan mencarimu dan uangku hanya akan dicuri beberapa ratus Yuan! Tetapi bagaimana denganmu? Masih bagus jika pencuri itu hanya mencuri uangmu, bagaimana kalau dia melakukan hal-hal lain padamu?"

Howard Lin mendidiknya.

"Itu belum tentu benar. Para pencuri itu baru menjadi sombong dan berani mencuri karena orang-orang di sekitar mereka terlalu cuek. Jika mereka semua melihat ke depan dan ke belakang, lalu siapa yang akan membantu? Masyarakat ini bahkan lebih cuek! Maka para pencuri akan semakin merajalela!"

Gadis itu segera membalas.

"Oke, oke, aku tidak ingin membicarakan hal ini denganmu. Ada banyak orang di sini. Jika kamu ingin pergi ke suatu tempat, naik saja taksi. Aku juga sudah harus pergi!"

Howard Lin melambaikan tangannya, tidak ingin membantah.

"Eh, kamu sudah pergi saja? Itu... ngomong-ngomong, namaku Angel Gong, siapakah namamu? Bagaimana kalau kamu meninggalkan nomor teleponmu?"

Angel Gong tersenyum manis.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu