My Lady Boss - Bab 25 Pertemuan Tak Terduga

Untuk 20 ton berikutnya, Howard Lin tidak tahu dia bagaimana bisa bertahan, perasaannya setelah membawa semen terakhir adalah dia seperti telah kehilangan energi untuk menggerakkan jari-jarinya.

Karena mereka telah terlalu banyak membuang waktu, membuat pihak konstruksi terlihat tidak senang dan orang kontruksi datang menandatangani pesanan dengan bos Wang yang terus tersenyum tidak enak.

Bos Wang memandang Howard Lin sedikit tidak senang, tetapi akhirnya tidak mengatakan apa-apa.

Bos Wang membiarkan mereka bertiga istirahat sejenak, dan selesai melakukan pembersihan sederhana, mereka semua kembali ke kota.

Setelah kembali ke kota, hari sudah hampir malam. Meskipun bos Wang langsung memberikan bonus Howard Lin sebesar 600 Yuan, tapi dia tak lupa menyelipkan kalimat lain saat memberikannya uang: “Kamu ya sepertinya masih harus berolahraga lebih banyak, dalam waktu pengiriman sih kita sebagai pengirim tidak peduli seberapa cepat atau lambat waktu pengirimannya, tapi kalau pihak kontruksi sudah mendesak, kita sebagai pengirim juga harus bergerak cepat menyelesaikannya, kalau orang itu tidak senang, maka kita akan mendapat masalah darinya.”

“Baik bos, aku akan memperhatikannya lain kali!” Howard Lin dengan cepat mengangguk.

Bos Wang memandang wajah Howard Lin yang lelah dan berkata, “Ya sudah, pulang lah dan istirahat lah. Kalau bisa nanti mandi air hangat, dengan begitu tubuhmu akan pulih lebih cepat.”

“Baik...”

Howard Lin selesai menanggapinya mulai berjalan ke halte bus, tetapi kali ini dia tidak ingin membuat janji dengan bos Wang seperti sebelumnya.

Dia merasa tubuhnya hari ini hampir hancur, dan dia tidak tahu berapa ton yang bisa dia turunkan lain kali nanti, yang pasti dia tidak bisa mengertakkan gigi dan menahan semuanya seperti hari ini.

Mungkin melihat kerja Howard Lin yang tidak sebaik yang diharapkan, bos Wang tidak membicarakan tentang pekerjaan selanjutnya.

Sambil menyusuri anak tangga yang tidak menentu, Howard Lin berjalan ke halte bus, berdiri bersender pada papan halte untuk menghemat energi.

Setelah naik bus mungkin karena lagi beruntung dia mendapatkan tempat duduk, Howard Lin setelah duduk tanpa sadar langsung tertidur.

Ketika Howard Lin bangun itu karena dibangunkan oleh supir bus.

“Dek, sudah sampai di pemberhentian terakhir, bangun...”

Setelah bangun, Howard Lin dengan hampa melihat sekeliling, dan tidak bisa menahan senyum masam, ya pemberhentiannya sudah lewat.

“Ha...Maaf pak, apakah masih ada bus untuk kembali?” Howard Lin bertanya.

“Sudah tidak ada lagi, aku bus terakhir, kamu hanya bisa pergi dengan naik taksi.”

Supir itu menjawab dengan santai, dia sepertinya sudah sering melihat banyak orang yang tertidur dan kelewatan pemberhentian.

Setelah turun dari bus, Howard Lin menghembuskan nafas, setelah tidur di dalam bus, dia merasa energinya jauh lebih fresh, dan dia sekarang sudah memiliki kekuatan untuk berjalan.

Melihat jalanan yang sepi, sepertinya akan lebih sulit untuk mendapatkan taksi di sini. Melihat papan tanda pemberhentian, apartemen yang akan dia tuju hanya jauh dari 5 pemberhentian, tidak terlalu jauh. Howard Lin akhirnya memutuskan untuk pulang kesana dengan jalan kaki.

Howard Lin membawa pakaian kotor di tubuhnya berjalan di jalanan. Angin malam yang sedikit dingin membuat kepalanya yang kusut sadar, dan dia melihat sekeliling gedung apartemen yang lampunya menyala.

Apa yang Howard Lin sadari saat ini adalah dia ternyata sedang memikirkan sekarang Eveline Fang, melihat dia kembali dengan keadaan seperti ini, apakah Eveline Fang akan kembali mencacinya lagi?

Howard Lin tiba-tiba berpikir, kalau dia tidak kembali malam ini, atau kalau dia kembali terlambat, akankah wanita ini menelepon untuk mencari dirinya?

Itu mungkin saja...

Howard Lin dalam hati menjawab seperti itu. Dia merasa walau Eveline Fang agak galak, tetapi dia tetap peduli pada orang lain, kalau tidak, dia tidak akan mencari perban untuk dirinya, tidak akan membelikannya alat pencukur, dan setelah tahu kalau dia akan melakukan pekerjaan fisik, sengaja meninggalkan sarapan untuknya kan?

Howard Lin sebenarnya bingung, dia tidak tahu kenapa Eveline Fang harus menggunakan penampilan yang dingin dan kuat ini untuk menyamar.

Tidak terasa setelah melewati 2 pemberhentian jalan. Di sana ada lebih banyak pejalan kaki walau masih tampak sepi, tapi disana ada banyak bar, klub malam dan KTV.

Lampu merah berkedip-kedip, terdengar musik keras klub malam, dan tempat parkir sementara penuh dengan berbagai kendaraan, termasuk puluhan atau jutaan mobil mewah.

Lelaki dan wanita berpasangan ada yang bertiga terlihat keluar masuk tempat-tempat ini, dan wanita dengan pakaian seksi dan sosok anggun ada yang datang dan ada yang pergi.

Howard Lin juga merindukan kehidupan yang penuh dengan hura seperti ini.

Tetapi dalam hatinya tahu betul kalau dia tidak pantas untuk menikmati kehidupan seperti itu.

Setelah beberapa kali melirik wanita cantik di luar bar, Howard Lin kembali menarik pandangannya.

Mungkin karena telah ada keberadaan wanita yang luar biasa dalam hidupnya, jadi penampilan wanita yang vulgar ini hampir tidak dapat menarik perhatian Howard Lin.

Howard Lin tiba-tiba memperhatikan di pintu sebuah bar tidak jauh di depan terbuka, dan seorang wanita berlari keluar dengan wajah panik, seperti berlari ke depan dengan putus asa.

Howard Lin mengangkat alisnya, bertanya-tanya apakah wanita itu telah diintimidasi di dalam bar, atau sesuatu telah terjadi.

Melihat punggung wanita di depannya, Howard Lin tiba-tiba merasa sedikit familiar.

Tidak lama kemudian, wanita di depannya berhenti berlari dan berjongkok di pinggir jalan, Melihat dia membenamkan kepalanya, dia sepertinya tengah menangis.

Beberapa orang di sekitar melihat situasinya, tetapi tidak ada yang maju, ya mereka yang datang hanya fokus untuk bersenang-senang tidak ada yang mau mengurus masalah seperti itu.

Howard Lin juga tidak berencana untuk ikut campur pada hal seperti itu, tetapi ketika dia melewati wanita ini, dia memperlambat langkahnya dan ketika dia melihat wanita itu menyeka air matanya dan melihat wajahnya.

Setelah berjalan beberapa langkah, dia tersenyum masam.

Baiklah, Howard Lin ingat siapa wanita ini.

Meski setelah berdandan terlihat lebih dewasa dan cantik, Howard Lin tidak sulit untuk mengenali kalau dia adalah wanita di bus yang pemberani itu, dia Angel Gong kan?

Howard Lin tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini, bahkan dalam situasi yang tampaknya memalukan ini.

Howard Lin ingin berpura-pura tidak melihat wanita ini, tetapi setelah berjalan beberapa langkah, dia menemukan kalau dalam hatinya merasa sedikit khawatir.

Dia mengangkat kepalanya sedikit, lalu membalikkan langkahnya dan berjalan di depan Angel Gong.

Angel Gong menyeka air matanya, dan tiba-tiba melihat sepasang kaki laki-laki muncul di depannya.

Setelah mengangkat kepalanya dengan bingung, kemudian sedikit kejutan muncul di matanya.

“Bagaimana bisa kamu?”

“Tidak terpikir kan? Aku juga mau bertanya bagaimana bisa kamu?” Tanya Howard Lin.

“Kamu datang kesini untuk apa?”

Angel Gong menyeka air matanya dan memalingkan wajahnya ke samping, dia tidak ingin lelaki di depannya ini melihat kalau dia menangis.

“Aku baru saja lewat di sini, dan tidak menyangka akan melihat seorang wanita berlari keluar dan berjongkok di pinggir jalan sambil menangis. Aku awalnya tidak ingin memperdulikannya, dan ingin pergi begitu saja, tetapi ketika memikirkan perkataan seseorang yang mengatakan kalau jadi orang itu harus lebih peduli terhadap sesama, dan aku pikir ya benar juga jadi aku memutuskan untuk datang dan memberi perhatian, bangunlah, jongkok seperti itu terlihat tidak bagus. Wanita cantik menangis seperti ini membuat riasanmu hancur, dan wajah riasmu yang hancur bukankah akan terlihat menakutkan di malam hari seperti ini?”

Howard Lin berpura-pura santai, dan pada saat yang sama mengulurkan tangannya.

“Wajahmu itu menakutkan! Aku tidak ingin kamu peduli padaku!”

Angel Gong mengatakan ini, tetapi masih memegang tangan Howard Lin dan berdiri.

“Hei, kalian wanita benar-benar ya, padahal semua keluhan dan ketidak-puasanmu tertulis jelas di wajahmu, dan keinginan mencari hiburan juga sudah tertulis jelas di wajahmu tetapi kamu masih tidak mengakuinya.” Howard Lin terlihat cemberut.

“Tidak! Aku...Mataku baru saja kemasukan pasir jadi keluar air mata!”

Angel Gong kukuh menolak untuk mengakuinya, dan dia sudah tidak menangis lagi.

“Iya…Di malam hari yang sangat berangin ini, ada banyak pasir di jalan yang bersih. Kita sepertinya harus complain kepada petugas kebersihan karena tidak membersihkan jalan, hingga bisa membuat pasir-pasir masuk ke mata wanita-wanita cantik ini ya.” Howard Lin berkata dengan bercanda.

Ppftt-Haha...

Angel Gong tiba-tiba tertawa ketika mendengar perkataan Howard Lin.

“Sudah menangis, tertawa lagi, hati-hati malam nanti mengompol!” Sindir Howard Lin.

“Kamu tuh yang ngompol!” Jawab Angel Gong.

“Baiklah, melihatmu tertawa, kamu sepertinya baik-baik saja. Kalau kamu tidak dalam masalah dan tidak membutuhkan bantuanku, ya sudah aku pergi dulu!"

“Eh...Tunggu...”

Melihat Howard Lin yang hendak pergi, Angel Gong buru-buru memanggil dan menghentikannya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu