My Lady Boss - Bab 3 Berdamai?

"Jangan salah paham! Maksudku adalah, Nico awalnya memiliki foto di tangannya untuk mengancammu, tetapi sekarang aku juga sudah memberimu foto-foto perselingkuhannya, jadi bukankah kalian sudah imbang?"

Howard Lin bertanya.

"Katakan saja iya, tetapi kamu juga sudah terlalu banyak berpikir. Dia sebenarnya sudah mencariku tadi pagi, setelah dia melihat kita tadi malam, dia mengambil foto itu dan mengancamku, tetapi dia juga sudah terlalu merendahkanku. Foto-foto di tangannya itu hanya bisa menunjukkan bahwa kita telah berhubungan dan sedikit agak intim. Namun, buktinya sama sekali tidak mencukupi!"

Eveline Fang menjelaskan.

"Baguslah kalau begitu! Si anjing itu, dia pasti akan sangat marah!"

Howard Lin tampak bersemangat.

"Namun, aku masih harus berterima kasih padamu. Kamu begitu mati-matian untuk mendapatkanku buktinya, membuatku tidak akan takut lagi dengan adanya alat tawar-menawar di tanganku."

Eveline Fang mengeluarkan senyum langka di mulutnya.

"Tidak apa-apa, aku juga sudah tidak menyukainya dari awal. Sekarang, kamu bisa menceraikannya dengan tenang. Pria itu adalah seorang bajingan dan sama sekali tidak pantas untukmu!"

Howard Lin juga terlihat sangat bahagia.

"Lupakan saja, sebenarnya aku hanya ingin bercerai dengannya dengan damai. Selama dia tidak terlalu berlebihan, tidak masalah jika aku mengkompensasinya dengan sejumlah uang. Lagipula, aku ini hanya terpaksa menikah dengannya."

Eveline Fang menghela nafas.

"Ngomong-ngomong, bukankah kamu masih menolak ketika aku menegosiasikan syarat ini sebelumnya? Bagaimana kamu bisa tiba-tiba setuju? Apakah karena aku memberimu uang?"

Eveline Fang bertanya dengan curiga.

"Memang karena alasan ini, tetapi masih karena satu alasan lain lagi, membuatku bisa melihat bajingan ini."

Howard Lin menjawab dengan canggung.

"Bolehkah kamu memberitahuku?"

Eveline Fang tiba-tiba merasa dirinya ingin lebih mengenal pria ini.

"Eh... sedikit agak memalukan untuk mengatakannya. Mungkin tahun ini, keberuntunganku tidaklah bagus. Ayahku dirawat di rumah sakit dan membutuhkan sejumlah uang untuk biaya operasi. Aku tidak punya kemampuan untuk mencari pekerjaan yang bagus, jadi aku hanya bisa bekerja dengan Nico. Oleh karena itu, aku sangat membutuhkan uang, tetapi itu masih bukanlah apa-apa.

Aku mempunyai seorang pacar, atau bisa dikatakan adalah tunanganku. Aku memperlakukannya dengan sangat baik. Kecuali untuk gaji bulanan yang kukirim ke keluarga, pada dasarnya aku akan membelanjakannya untuknya, dan aku berencana untuk menikah dengannya."

Awalnya, ketika Nico mencariku untuk menyuruhku melaksanakan tugas, kupikir aku akan mendapatkan uangku setelah menyelesaikan masalah ini. Mungkin saja, aku masih memiliki uang untuk memberikan hadiah pertunangan kepada Inka.

Aku hanya tidak menyangka..."

Berbicara sampai di sini, Howard Lin mengusap pipinya, terlihat sedikit sakit dan tidak berdaya.

Setelah menenangkan pikirannya, dia melanjutkan: "Tadi malam, awalnya aku ingin pergi mencari temanku untuk meminjam uang untuk keperluan darurat. Namun, aku tidak menyangka bahwa Nico akan membawa pacarku datang. Inka kabur dengan bajingan ini hanya karena dia kaya, bajingan!

Aku bersumpah, tadi malam adalah saat terburuk dalam hidupku!"

Howard Lin tidak ingin mengatakan lebih banyak tentang hal-hal yang lebih detail. Dia menoleh dan terlihat sangat kesepian.

"Apanya yang memalukan? Nico adalah seorang bajingan, namun dia memang lebih kaya darimu dan lebih cakap darimu. Wajar kalau kamu tidak bisa mengalahkannya."

Eveline Fang juga tidak tahu apakah kalimat ini bisa dianggap sebagai penghiburan.

"Apakah kamu ini sedang menghiburku, ataukah menyindirku? Mempunyai uang atau tidak, apakah itu benar-benar penting? Jika kamu yang memilih, akankah kamu menikah dengan pria yang memiliki lebih banyak uang daripada kamu?"

Howard Lin bertanya dengan kesepian setelah menunjukkan sebuah senyum sedih.

"Dalam masyarakat ini, uang memang sangatlah penting. Jika aku yang memilih, aku akan memilih pria yang akan merawatku dengan sangat baik dan pria yang dapat kuandalkan! Juga, pria kuat yang dapat melindungiku!"

Eveline Fang menjawab dengan ringan.

"Ya, kamu sudah sangat kaya, jadi kamu bisa mempunyai lebih banyak pilihan. Di matamu, aku bahkan mungkin bukanlah seorang laki-laki?"

Howard Lin tertawa mengejek.

“Ada banyak sekali definisi apakah kamu itu seorang laki-laki atau bukan, tetapi laki-laki yang suka mengalahkan diri sendiri pasti bukanlah laki-laki yang bisa diandalkan di mataku. Sudah, lukamu sudah dibersihkan, dan keberuntunganmu juga bagus sehingga tidak perlu dijahit, kalau tidak, kamu hanya akan dikirim ke rumah sakit!"

Eveline Fang selesai berbicara dan mulai mengemasi barang-barang.

"Terima kasih……"

Howard Lin berkata dengan tulus.

"Tidak perlu berterima kasih padaku. Lagipula, malam ini kamu menjadi seperti ini juga karena aku. Kamu masih mempunyai waktu untuk memikirkan apa yang akan kamu rencanakan kedepannya? Kamu telah memprovokasi Nico, dan dengan karakter brengseknya itu, dia seharusnya tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Lantas, apakah kamu mengharapkan seorang wanita untuk melindungimu?"

Eveline Fang memberikan pria itu pandangan yang berarti dan kemudian berjalan masuk ke kamarnya.

Melihat sosok Eveline Fang yang berjalan masuk ke dalam kamar, Howard Lin menunjukkan pandangan tegas di matanya.

Dia tidak berencana untuk menyerah pada dirinya sendiri, tetapi sekarang dia harus mencari pekerjaan secepatnya agar dapat mengembalikan uang Eveline Fang.

Adapun Nico Deng, jika pria ini masih datang mengganggunya, maka dia akan menghalangi jalannya dan melawannya dengan keras.

Dengan adanya kesadaran ini, Howard Lin menyeret tubuhnya yang lelah untuk kembali ke kamar dan tertidur lelap.

Keesokan paginya, suara ketukan yang tiba-tiba di pintu membangunkan Howard Lin.

Saat itu, waktu baru menunjukkan jam 7 lewat. Dia pun berjalan keluar kamar dengan lelah, hanya untuk melihat Eveline Fang dengan wajah kebingungan.

Setelah keduanya saling memandang, Eveline Fang berjalan ke pintu dan membukanya.

Setelah melihat pria yang muncul di depan pintu, Eveline Fang tiba-tiba mengerutkan kening, lalu memutar tangannya hendak menutup pintu.

Akan tetapi, pria itu telah memegang gagang pintu, memblokir pintu dan masuk ke dalam dengan paksa.

"Eveline, dengarkan aku, aku di sini bukan untuk membuat masalah, aku hanya ingin berbicara denganmu!"

Setelah Nico Deng masuk ke dalam rumah dengan paksa, dia memandangi Eveline Fang dengan tulus.

Namun, ketika dia melirik adanya orang lain di ruangan itu, raut wajah Nico Deng tiba-tiba menjadi buruk: "Howard? Kenapa kamu ada di sini? Kamu... ternyata kamu benar-benar tinggal di sini! Eveline, kamu benar-benar tinggal bersama dengan pria sepertinya? Tetapi kamu adalah istriku!"

Bertemu dengan Howard Lin kemarin lusa, Nico Deng mengira itu hanyalah suatu kebetulan. Tetapi ketika dia melihatnya lagi hari ini, dia tiba-tiba menjadi tidak tenang.

"Dengan siapakah aku tinggal serumah, itu adalah kebebasanku. Bukankah kamu ingin dia meniduriku? Bukankah itu lebih sesuai dengan rencanamu?"

Eveline Fang berkata dengan dingin.

"Eveline, aku sudah memikirkannya. Mari kita lewati hari-hari ini dengan baik dan jangan bercerai? Aku bersumpah, aku pasti akan mengubahnya untukmu. Aku sudah memikirkannya sepanjang malam tadi malam, jadi aku datang kepadamu pagi-pagi sekali untuk menunjukkan pemikiranku!"

Nico Deng berkata dengan sangat serius.

"Memikirkannya sepanjang malam tadi malam? Lantas, bukankah kamu berhubungan dengan Inka sepanjang malam?"

Howard Lin berkata dengan sangat dingin dan sinis.

"Howard! Diam kamu, apa yang masih kamu lakukan di sini? Kenapa masih tidak keluar?"

Nico Deng langsung mengutuk.

"Haha……"

Howard Lin tersenyum dingin, berjalan ke tepi sofa dan duduk dengan kaki yang terangkat.

Ini adalah rumah Eveline Fang dan bukan rumah Nico Deng, jadi dia tidak perlu mendengarkan pria itu.

"Jika kamu datang ke sini untuk memberitahuku omong kosong ini, maka silahkan pergi, karena aku tidak ingin membuang waktuku!"

Eveline Fang tetap bergeming dan masih menjawab dengan dingin.

"Eveline, kita ini adalah suami-istri, lantas apakah kamu tidak peduli dengan pemikiran para tetua dalam keluarga kita? Atau, apakah kamu benar-benar menyukai si Howard ini?"

Nico Deng menunjukkan ekspresi kusut.

"Ya, memangnya kenapa jika aku menyukainya? Tidakkah kamu melihat bahwa aku sudah tinggal serumah dengannya? Bukankah itu sesuai dengan rencanamu? Bagi kita, cara terbaik adalah dengan bercerai!"

Eveline Fang menjawab tanpa ragu-ragu.

Hal ini membuat Howard Lin yang sedang duduk di sofa pun sedikit terkejut, matanya membelalak, kata-kata wanita ini seperti mendorongnya ke dalam lubang api!

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu