My Lady Boss - Bab 38 Bisnisnya Bagus
Setelah mengolah satu panci kentang, Howard Lin pergi ke tempat parkir sambil membawa seember kentang yang telah dipotongnya tadi malam.
Sepeda roda tiga itu masih diparkir di tempat parkir, membuat pria itu merasa lega.
Setelah meletakkan barang-barang di tempatnya dan memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal, Howard Lin pun mengendarai sepeda roda tiga tersebut dan meninggalkan area apartemen.
Mungkin masih terlalu pagi. Ketika Howard Lin keluar, dia hanya melihat orang-orang yang begitu sibuk. Beberapa orang yang lewat melihatnya mengangkat kios mobil, tetapi mereka tidak bermaksud untuk menghentikannya dan membeli.
Hal ini membuat Howard Lin sedikit cemas. Ketika dia berjalan ke kerumunan, dia tidak bisa menahan untuk tidak berteriak, "Kentang, mie dingin, 5 Yuan untuk semangkuk, rasanya sangat enak!"
Dengan teriakan ini, Howard Lin benar-benar mendatangkan bisnis pertamanya.
Yang berjalan menuju Howard Lin adalah seorang pemuda yang tampaknya berusia dua puluhan: "Bos, aku mau semangkuk kentang!"
"Hei, apakah kamu mau cabai?"
Howard Lin dengan cepat tersenyum dan berjalan ke mobilnya untuk menyibukkan diri.
"Biarkan saja seperti biasa, cepatlah sedikit!"
Pria muda itu mendesak.
"Ya, tunggu sebentar!"
Setelah itu, Howard Lin mempercepat gerakan tangannya. Untungnya, dia sudah menggoreng kentang itu terlebih dahulu, jadi dia tinggal mencampurnya dengan air dingin.
Menurut rasio bumbu yang telah dicobanya, yaitu masukkan ke dalam panci satu per satu, lalu tuangkan sekotak penuh berisi kentang ke salah satunya, aduk dengan sendok di tangannya, dan kemudian semangkuk kentang dingin diserahkan kepada tangan pemuda itu.
Howard Lin mengambil 5 Yuan yang diberikan oleh pemuda itu dan merasa sedikit gembira, karena ini adalah bisnis pertamanya.
Pemuda itu mengambil kentangnya dan hendak pergi, tetapi Howard Lin tidak dapat menahan diri untuk tidak berteriak, "Saudaraku, bagaimana rasanya?"
Pemuda itu membeku sesaat, dia yang awalnya berencana untuk memakannya nanti pun menggigitnya saat itu juga.
Tanpa diduga, matanya berbinar setelah gigitan ini.
"Rasanya oke! Aku sudah lama tidak makan kentang dingin yang begitu enak seperti ini!"
Pemuda itu memuji dan lanjut makan.
"Terima kasih, baguslah kalau rasanya enak!"
Howard Lin mengangguk senang.
"Begini, bos, berikan aku semangkuk lagi. Meskipun ini juga sudah terlihat banyak, tetapi ini mungkin masih tidak cukup. Jika temanku datang nanti, aku akan memintanya untuk mencoba!"
Setelah berbicara, pemuda itu mengeluarkan 5 Yuan lagi.
"Oke, tunggu sebentar!"
Segera, ada pelanggan tetap yang memberikan Howard Lin banyak kepercayaan diri, lalu dengan cepat dia memberikan pemuda itu semangkuk kentang dingin, dan pada saat yang sama, dia mengemasnya ke dalam plastik.
"Bos, apakah biasanya kamu berjualan di sini?"
Pria muda itu bertanya sebelum pergi.
"Aku berkeliling sambil berjualan, aku hanya sesekali lewat di sini!"
Howard Lin menjawab setelah memikirkannya.
"Kamu belum menemukan tempat yang tetap? Lain kali kalau aku ingin makan, aku akan langsung pergi ke sana!"
Pria muda itu bertanya.
"Tempat yang sudah ditetapkan? Sekarang belum ada, namun ada sekolah di jalan di depan. Aku akan berjualan di sana setiap siang!"
Ini adalah rute yang telah direncanakan oleh Howard Lin sejak awal. Akan ada banyak calon pelanggan diantara para siswa sepulang mereka sekolah pada siang hari. Agar tidak merebut bisnis dengan kakak terakhir kali itu, Howard Lin secara khusus berjualan lebih jauh.
"Oh, aku sudah tahu!"
Pria muda itu mengangguk dan pergi.
Howard Lin mendapatkan 10 Yuan dan sangat bahagia, tetapi dia bahkan lebih bahagia karena rasa dari kentang dinginnya diakui oleh orang lain. Selama semakin banyak orang yang menyukainya, maka dia tidak akan khawatir kehilangan bisnisnya.
Melanjutkan perjalanannya, ketika dia berjalan ke toko yang menjual keperluan sehari-hari, Howard Lin melihat sebuah pengeras suara, lalu dia pun pergi membelinya.
Mencari suatu tempat yang sunyi dan merekam sepotong audio, pengeras itu kemudian mulai berteriak: "Kentang dingin, mie dingin, rasanya enak, porsinya besar, pokoknya sangat enak!"
Meskipun kata-katanya ini agak rendah, namun ia terdengar sangat nyata.
Howard Lin berpikir dalam hatinya, jika bisnisnya bagus, maka menu makanannya nanti akan lebih diperbanyak lagi. Nantinya, dia akan menjual mie dingin, bihun dingin, kentang dingin...
Sepertinya karena teriakan dari pengeras suara ini, orang-orang yang memanggil Howard Lin pun menjadi lebih banyak.
Menjelang siang, Howard Lin telah menjual 20 mangkuk dengan uang 100 Yuan di sakunya, hatinya merasa sangat senang.
Melihat waktu, Howard Lin berhenti di sekitar sekolah menengah, karena sekarang sudah waktunya pulang sekolah.
Howard Lin melihat sekeliling, sudah ada beberapa penjual di pintu masuk sekolah, tetapi mereka juga hanya melirik Howard Lin dan tidak mengatakan apa-apa.
Tidak lama setelah bel sekolah berbunyi, ini terdengar seperti bunyi klakson perang.
Kerumunan siswa mulai berjalan keluar dari gerbang sekolah, dan beberapa petugas keamanan sekolah juga muncul di dekat jalan.
Menjelang siang, tidak sedikit siswa yang sudah kelaparan. Benar saja, setelah melihat pedagang-pedagang di sekitar, ada beberapa orang yang datang untuk membeli.
"Bos, aku mau seporsi!"
Tamu pertama yang disambut Howard Lin di gerbang sekolah adalah seorang gadis kecil yang kelihatannya berperilaku cukup baik.
Untuk mempersiapkan penjualan di gerbang sekolah, Howard Lin telah menyiapkan dua panci kentang sebelumnya.
"Apakah mau cabai?"
Howard Lin bertanya seperti biasa.
"Kurangi sedikit dan tambahkan lebih banyak cuka!"
Gadis kecil itu menjawab.
Howard Lin mengangguk dan memberikan semangkuk kentang dingin sesuai dengan selera Eveline Fang.
Gadis kecil itu memberikan uang dan terkejut ketika dia mengambil kentang itu.
"Apa yang terjadi?"
Howard Lin bertanya.
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa sedikit kebanyakan. Bos, kamu benar-benar sangat bermurah hati!"
Gadis kecil itu tersenyum.
"Kalau begitu, lain kali lebih seringlah membeli!"
Howard Lin berkata sambil tersenyum.
"Um... rasanya enak sekali! Jangan khawatir, aku pasti akan membelinya lain kali!"
Gadis kecil itu lagi-lagi mengambil satu potong ketika dia berbicara.
"Wah, Cindy membeli kentang ya, apakah kamu yang mentraktir?"
Pada saat ini, kedua gadis itu datang berkumpul.
"Belilah sendiri, aku tidak punya uang. Tetapi kalian bisa mencobanya dulu, kentang ini enak sekali!"
Gadis bernama Cindy itu memberikan kentang yang baru saja dibelinya untuk dicicipi oleh dua teman sekelasnya.
"Benar-benar enak! Bos, aku mau satu porsi!"
"Aku juga mau satu porsi!"
Dalam sekejap, Howard Lin menjual dua mangkuk lagi.
Seolah melihat bisnis Howard Lin bagus di sini, sehingga menarik beberapa pembeli lagi untuk datang, tetapi para tamu ini pada dasarnya adalah perempuan.
"Bos, kamu terlihat sangat tampan!"
Melihat Howard Lin sedang sibuk, seorang wanita berkata sambil menyeringai.
"Haha, terima kasih. Tampan itu tidak penting, yang penting adalah menurut kalian kentangku enak!"
Howard Lin bangga karena dipuji.
"Tentu saja enak. Aku sudah pernah makan semua kentang di pintu masuk sekolah. Kamu adalah yang terenak menurutku. Kamu harus sering datang ke sini untuk berjualan lain kali. Aku akan memobilisasi teman sekelasku untuk membelinya!"
Gadis kecil itu berkata dengan serius.
"Terima kasih. Jika lain kali pelangganku sudah banyak, aku akan mentraktir kalian makan secara gratis!"
Howard Lin juga berkata dengan berani.
"Kalau begitu, terima kasih! Tetapi porsimu ini benar-benar lebih dari cukup! Yang lainnya paling banyak hanya dua pertiga darimu! Bosnya juga galak!"
Gadis kecil itu berkomentar.
"Hahaha, baguslah kalau kalian menyukainya! Hati-hati!"
Howard Lin melakukan bisnis dengan sangat bahagia.
Karena berwajah ganteng, ada banyak sekali gadis cantik di sekitar yang datang untuk membeli, juga sedikit banyaknya anak laki-laki yang datang karena tertarik dengan gadis-gadis itu.
Porsinya lebih dari cukup dan rasanya enak, ini hampir secara bulat dievaluasi oleh siswa-siswa di sekitar.
Hal ini secara langsung membuat dua panci kentang Howard Lin yang telah disiapkan sebelumnya terjual habis dengan cepat dan harus digoreng lagi.
Hingga sekitar setengah jam, para siswa pun mulai berjalan menjauh, dan Howard Lin baru bersantai sejenak.
Mengeluarkan uangnya dan melihat, lebih dari 300 Yuan. Setelah perhitungan yang cermat, Howard Lin telah menjual 60 mangkuk sekitar setengah hari.
Dalam rencana Howard Lin, dengan menjual seratus mangkuk pada hari itu, maka itu sudah termasuk berhasil. Ini sudah adalah setengah dari pertempuran.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaHis Second Chance
Derick HoKisah Si Dewa Perang
Daron JayGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangLove And War
JaneMy Lady Boss×
- Bab 1 Bos Wanita
- Bab 2 Tersesat
- Bab 3 Berani Sekali
- Bab 4 Kamu Laki-Laki Atau Bukan
- Bab 5 Tugasnya Gagal
- Bab 6 Pinjam Uang
- Bab 7 Benci
- Bab 8 Hubungan Intim!
- Bab 9 Dia Telah Melakukan Sesuatu Yang Buruk
- Bab 10 Membalas Budi
- Bab 11 Melarikan Diri
- Bab 12 Lebih Baik Untuk Bersikap Lembut
- Bab 3 Berdamai?
- Bab 14 Diadu Lagi
- Bab 15 Memberi Bantuan
- Bab 16 Bekerja
- Bab 17 Kuli
- Bab 18 Saling Membantu
- Bab 19 Gadis Yang Ceroboh
- Bab 20 Hiperaktif
- Bab 21 Berhenti
- Bab 22 Memasak
- Bab 23 Kamu Dalam Mara-Bahaya
- Bab 24 Tubuhmu Tidak Sanggup
- Bab 25 Pertemuan Tak Terduga
- Bab 26 Menghiburnya
- Bab 27 Kita Hanya Bertemu Dan Tidak Saling Mengenal
- Bab 28 Perjamuan
- Bab 29 Penjelasan
- Bab 30 Ada Pekerjaan
- Bab 31 Tidak Tahan Lagi
- Bab 32 Kehidupan Yang Kuinginkan
- Bab 33 Meminjam Uang
- Bab 34 Resep Rahasia
- Bab 35 Tidak Tahu Malu
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Tidak Bertenaga
- Bab 38 Bisnisnya Bagus
- Bab 39 Manajemen Kota
- Bab 40 Gerobak Kios