My Lady Boss - Bab 34 Resep Rahasia

Ketika Eveline Fang pulang ke rumah, dia tercekik oleh bau yang menyengat itu sampai-sampai dia terus terbatuk. Dia langsung menutup pintu dan berlari ke dapur, lalu mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Merebus minyak cabai."

Howard Lin berbalik dan menjawab.

"Mengapa kamu tidak menyalakan mesin pembuang asap, apakah kamu ini sedang mencoba untuk mencekikku sampai mati?"

Eveline Fang bertanya dengan tidak senang.

"Sudah kubuka, tetapi sepertinya ia tidak berfungsi dengan baik. Maaf, ini akan segera selesai. Kamu bersabarlah sebentar, karena aku juga ingin melakukannya ketika kamu tidak ada di rumah. Aku tidak menyangka kamu akan kembali secepat ini."

Howard Lin berkata dengan nada meminta maaf.

"Nyalakan mesin pembuang asapnya secara maksimal!"

Eveline Fang mengerutkan keningnya dengan kesal. Setelah meninggalkan kalimat ini, dia berlari ke ruang tamu dan membuka semua pintu beserta jendela. Pada saat yang sama, dia juga menyalakan AC untuk ventilasi. Setelah beberapa saat, bau yang mencekik di ruangan itu berangsur-angsur mulai menghilang.

Eveline Fang sedikit marah ketika menemukan hal ini setelah dia pulang ke rumah. Setelah duduk sebentar dan merasa bosan, dia pun pergi ke dapur untuk melihat apa yang dilakukan oleh Howard Lin.

Di dapur, bertambah banyak sekali rempah-rempah yang hampir semuanya masih baru, tentu saja semuanya dibeli oleh pria itu.

Di bagian samping kompor gas, Howard Lin memiliki panci berisi minyak cabai. Setelah baunya sudah tidak terlalu menyengat, minyak cabai tersebut masih memiliki aroma yang agak pedas.

"Untuk apa kamu terus melihatku?"

Howard Lin bertanya.

"Aku khawatir kamu akan mengacaukan dapurku!"

Eveline Fang menjawabnya begitu saja.

"Jangan khawatir, tidak akan. Aku sudah menyiapkan semua yang perlu aku gunakan dalam bisnisku. Mari kita coba resep kentang baruku kali ini!"

Setelah itu, Howard Lin berjalan menuju Eveline Fang dengan membawa sepiring kentang bergerigi.

Ada beberapa daun bawang yang dicincang halus di atas kentang, dan sepertinya masih ada beberapa bahan lainnya. Minyak cabai merah tua dibasahi merata di atas potongan kentang, terlihat seperti lukisan gula, tetapi tercium sedikit pedas dengan cuka.

Mungkin karena sudah waktunya makan malam, jadi orang-orang pasti juga sudah lapar. Eveline Fang yang mencium aroma ini, hatinya segera terisi dengan pemikiran untuk mencicipinya.

Sebelum Howard Lin berkata untuk kedua kalinya, Eveline Fang sudah mengambil sumpit dan memasukkan sepotong kentang ke dalam mulutnya.

Ketika rasanya meresap ke indera perasa, mata Eveline Fang menyala, dan pemikirannya yang awalnya mengeluh pun menghilang, hanya menyisakan kejutan dan dia lagi-lagi menggerakkan sumpitnya untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Bagaimana? Kali ini resep rahasianya lebih enak, kan?"

Melihat Eveline Fang makan dengan begitu lahapnya, Howard Lin juga bertanya dengan bangga.

"Memang tidak buruk, bagaimana bisa rasanya begitu enak?"

Eveline Fang mengangguk, dia tidak menyangka Howard Lin bisa membuat kentang dingin yang terasa sangat enak untuknya.

"Tentu saja ada resep rahasianya. Dalam proporsi bumbu yang wajar, sisa kenikmatannya adalah minyak cabai yang membuatku hampir tidak bisa bernafas! Ini adalah resep rahasianya! Tentu saja, aku secara khusus meresepkan ini untukmu, kusesuaikan dengan seleramu yang menyukai sedikit asam!"

Howard Lin mempunyai kesempatan langka untuk bisa berdiri dengan bangga di depan Eveline Fang.

"Kamu menggunakan banyak bahan untuk resep rahasianya, bukan?"

Eveline Fang melirik tempat sampah di dapur yang kebanyakan berisi kentang-kentang yang rusak.

"Semuanya ini sepadan. Bagaimana aku bisa mendapatkan rasa yang lebih enak tanpa mencobanya beberapa kali? Aku akan mengikuti rasio ini ketika aku menjualnya nanti. Pasti akan laku, hahaha!"

Howard Lin tertawa, seolah-olah dia telah menghasilkan banyak uang dengan menjual kentang.

"Jangan terlalu cepat berbangga diri. Kamu itu harus memenuhi selera publik daripada preferensi pribadiku! Kalau kebanyakan orang menyukai kentangmu, daganganmu baru akan laku!"

Eveline Fang menyerang Howard Lin tanpa ampun.

"Hihi, tentu saja aku tahu. Aku akan melakukan survei rasa sambil aku berjualan nanti. Selain itu, seperti yang kukatakan tadi, makanan ini dirancang khusus untuk seleramu dan dimasak khusus untukmu!"

Howard Lin tersenyum dan mengangguk.

Mendengar Howard Lin lagi-lagi mengulangi perkataan ini, pipi Eveline Fang pun memerah, seolah-olah dia tidak ingin pria ini memperhatikan ketidaknormalannya.

Eveline Fang mengambil piring berisi kentang ini dan berbalik lalu berjalan ke sofa untuk duduk, lalu memerintahkan: "Kentangnya enak, aku akan memakannya perlahan. Lebih baik kamu cepat membuatkan makan malam. Kulihat kamu mempunyai bakat memasak. Mulai sekarang, aku akan menyerahkan masalah masakan kepadamu, anggap saja merupakan syarat tambahan bagiku untuk menahanmu di sini!"

"Oke! Tunggulah sebentar, kamu bisa memanggilku kalau kentangnya sudah habis!"

Howard Lin juga tidak keberatan, dia lalu tersenyum dan berkata, kemudian berjalan ke dapur dan lanjut menyibukkan diri.

Sepertinya dia merasa tidak penting apakah kentang yang dibuatnya ini diakui oleh orang lain, selama Eveline Fang merasa enak, maka dia pun dianggap berhasil.

Mendengar Howard Lin masuk ke dapur, sepertinya pria itu sedang dalam suasana hati yang baik karena masih menyenandungkan lagu ketika memasak.

Eveline Fang menoleh dan melirik ke pintu dapur dengan senyum tipis di mulutnya.

Howard Lin memasak beberapa lauk dan memanggil Eveline Fang untuk makan.

Keduanya tidak banyak berbicara di meja makan, tetapi Howard Lin melihat bahwa Eveline Fang memakan makanan yang dibuatnya dengan sangat lahap, membuatnya juga merasa sangat bahagia.

Setelah makan, Eveline Fang menonton TV di atas sofa, seolah-olah ini adalah satu-satunya acaranya di malam hari.

Howard Lin lagi-lagi menyibukkan diri di dapur. Dia akan membeli kentang lagi besok, jadi tentu saja, dia harus menyiapkan bahan-bahannya.

Pria ini menghitungnya sekilas di dalam benaknya. Secara umum, 500 gram kentang bisa menghasilkan sekitar tiga porsi. Howard Lin memperkirakan bahwa itu bisa dijual sebanyak lima puluh hingga seratus bungkus besok, jadi dia akan memproses 15.000 gram kentang terlebih dahulu.

Di awal berjualan, tidak peduli porsinya ataupun rasanya, intinya dia harus bekerja keras untuk memuaskan pelanggan.

Dia menyiapkan sebuah ember terlebih dahulu, memotong kentang menjadi bentuk bergerigi dan memasukkannya ke dalam ember untuk direndam dalam air agar menghindari fermentasi pati yang tidak enak dilihat jika sudah dibiarkan lama.

Masih ada alat lain yang perlu digoreng dulu, namun ini harus dilakukan besok pagi, karena ini pasti akan berpengaruh pada rasanya kalau digoreng terlebih dahulu.

Persiapan tadi malam sudah memakan dua jam kemudian.

Howard Lin membersihkan tangannya dan berjalan keluar dapur, kebetulan dia melihat Eveline Fang yang memutar lehernya dengan sedikit kesakitan dan terus-menerus meninju bahu belakangnya.

"Kenapa? Bahumu pegal?"

Howard Lin melangkah maju dan bertanya.

"Yah, sedikit, aku selalu duduk saat bekerja sehingga membuat bahuku menjadi kaku."

Eveline Fang mengangguk.

"Kalau begitu, berbaringlah dan aku akan memijatmu."

Howard Lin berkata tanpa berpikir.

"Kamu memijatku?"

Mendengar kata-kata ini, Eveline Fang memandangi pria di depannya dengan hati-hati.

"Ya, memijat, aku pernah menjadi scrubber di clubhouse Nico, jadi aku tahu beberapa teknik memijat."

Howard Lin mengangguk dengan serius.

Eveline Fang melihat lebih dekat pada Howard Lin, seolah-olah mencoba untuk memastikan apakah pria ini memiliki rencana lain, tetapi ketika dia melihat ekspresi tulusnya, dia pun mengangguk: "Kalau begitu, maaf merepotkanmu."

"Tidak masalah. Lagipula, aku juga sudah selesai dengan urusanku. Selain itu, kamu juga membantuku ketika punggungku sakit dulu..."

Howard Lin menjawab dengan ceroboh.

Seolah teringat dengan riak yang ditunjukkan Eveline Fang ketika dihangatkan oleh Howard Lin, suasana diantara keduanya langsung menjadi sedikit ambigu.

"Haha, jangan banyak berbicara lagi, kamu tengkuraplah terlebih dahulu."

Howard Lin tersenyum dan memerintah.

Eveline Fang mengangguk dan berbaring di sofa.

Melihat sosok wanita tinggi di depannya ini, Howard Lin sepertinya teringat lagi dengan pijatan tak terduga di pemandian air panas dulu, hanya saja pada saat itu lebih mendebarkan.

Setelah menenangkan pikirannya sejenak, Howard Lin pun meremas bahu Eveline Fang.

"Uh, kekuatanmu cukup sesuai, rasanya seperti SPA yang kulakukan ketika berada di klub pemandian air panas."

Teknik Howard Lin sangatlah bagus. Eveline Fang merasa sangat nyaman begitu dia meremas bahunya, membuatnya tidak bisa untuk tidak melebih-lebihkan.

Kalimat ini mengagetkan hati Howard Lin, dia hampir melupakan masalah itu.

Dengan kepintaran Eveline Fang, bukankah mungkin baginya menggunakan teknik pijat ini untuk menyadari bahwa orang yang memijatnya di pemandian air panas pada saat itu sebenarnya adalah dirinya?

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu