My Lady Boss - Bab 5 Tugasnya Gagal
Di tempat pemandian umum pusat tempat dia bekerja, Howard Lin pergi menemui bosnya Nico Deng. Nico Deng sedang duduk di ruangannya menikmati pijatan dari sekretaris cantik, dengan meja sebagai halangan, tangan bosnya tengah dengan tidak benar menjelajah masuk ke dalam rok pendek dan sempit milik sekretaris itu. Kalau suara ketukan Howard Lin di pintu terdengar lebih lambat, di dalam ruangan bosnya itu mungkin sudah akan terjadi pertarungan sengit.
Karena niat baiknya telah terhalang membuat Nico Deng merasa sedikit tidak senang, tapi ketika melihat Howard Lin pulang lebih awal dari Alam Resort, dia langsung tersenyum kegirangan:
“Ayo, duduk-duduk, cepat sekali pulang? Apakah kamu sudah mendapatkan buktinya?”
Nico Deng bangkit dari kursi, dengan antusias menyambut Howard Lin membawanya duduk di sofa, dia juga mengeluarkan rokok mahalnya dan menyodorkannya padanya.
“Maaf, bos, aku mengacaukan semuanya!”
Howard Lin mengambil rokoknya, duduk, berdiri lagi dan membungkuk untuk meminta maaf.
“Mengacaukannya? Apa maksudmu? Kamu pulang tanpa berhasil menidurinya?” Ekspresi Nico Deng berubah ketika dia mendengar kata-kata Howard Lin, dan dia tiba-tiba memakinya.
“Maaf bos, bos wanita tahu identitasku, dia jadi bersikap waspada denganku, dan membuatku tidak bisa menyelesaikan tugas!”
Howard Lin langsung menjawab.
“Aku tidak tertarik untuk mendengarkan semua penjelasanmu, aku bisa memberimu kesempatan lagi, dengarkan kataku, selesaikan itu dan kamu akan mendapatkan uang selain jabatanmu juga akan naik!”
Nico Deng melambaikan tangannya mengatakan semua itu dengan tidak sabar.
“Bos, maafkan aku! Aku tidak bisa melakukannya...” Memikirkan apa yang dikatakan Eveline Fang pada dirinya terakhir kali, Howard Lin tahu dia tidak punya kesempatan. Kalau dia benar-benar memperkosanya, maka dia mungkin akan benar-benar menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi.
“Di kasih hati minta jantung ya!” Nico Deng marah dan berdiri. “Kalau memang begitu, ya sudah aku akan menghitung apa yang telah ku keluarkan untukmu dari awal sampai akhir!”
Howard Lin mengerutkan kening, tapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Setelah mengecewakan harapan bos membuat Howard Lin tahu diri dan tahu kalah dia bersalah, tetapi dia tidak ingin dipenjara.
“Aku membayarmu untuk mengerjakan itu, biaya Alam Resort saja 10.000 Yuan, aku membelikanmu pakaian 50.000 Yuan, dan memberimu 20.000 Yuan uang tunai. Berapa yang tersisa sekarang?”
Nico Deng bertanya dengan suara dingin.
“Sisanya 8000 Yuan...”
“Ya, bagus sekali kamu menghabiskan 12.000 Yuan dalam 5 hari. Beberapa hari ini sangat happy kan? Kamu menggunakan uangku tapi tidak melakukan apa-apa untukku, tidak mendengarkan perintahku. Kalau kita sebelumnya menandatangani kontrak, sikapmu ini termasuk telah melanggar kontrak dan kamu harus membayar kompensasi dua kali lipat loh, kamu mengerti tidak hah!”
Ketika Nico Deng mengatakan ini, dia mendekati Howard Lin, menyodokkan jari-jarinya ke dada pria itu dengan kuat.
“Maaf bos...”
Howard Lin menjawab dengan tidak enak.
“Aku tidak perlu mendengar perkataan maafmu, aku hanya ingin kamu melakukan apa yang aku katakan! Sekarang aku akan memberimu 2 pilihan, pertama kembalikan uangku, atau ikuti perintahku, dan aku berjanji akan memenuhi janjiku sebelumnya!”
Howard Lin akhirnya memilih keluar dari ruangan bosnya——
Nico Deng berteriak memberinya ancaman untuk melunasi uang. Howard Lin hanya menutup telinga pura-pura tak mendengarnya. Karena masalah ini sudah tak bisa dibicarakan lagi jadi dia juga tidak harus mendengarkannya dan mengatakan apapun.
Howard Lin bahkan langsung melepas pakaian yang sudah dibeli Nico Deng di tempat, mengenakan celana dalam dan berjalan ke asramanya untuk berganti pakaian dan mengemasi barang-barangnya langsung pergi dari sana!
Dia tidak tahu dia sudah pergi sejauh apa, tapi setelah melihat bank di depannya, Howard Lin menemukan tempat di dekatnya dan berjongkok, lalu menjambak rambutnya.
Dia awalnya mengira dengan melakukan tugas ini dia bisa langsung mendapatkan uang dalam sekejap.
Tapi sekarang, dia tidak hanya tidak mendapatkan uang, tetapi juga kehilangan pekerjaan. Dia bahkan tidak mendapatkan gaji bulan lalu. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Ayahnya masih tinggal di rumah sakit menunggu uang kirimannya.
Dia tak bisa memikirkan hal lainnya, Howard Lin pertama-tama mengirim sisa 2000 Yuan tabungannya kepada keluarganya, ketika dia menghitung 200 Yuan yang tersisa di tasnya, dia melihat sebuah kartu nama.
Ini adalah kartu nama yang diberikan Angeline Fang padanya saat berada di Alam Resort. Howard Lin masih ingat wanita ini mengatakan kalau dia bisa mencarinya setelah dia tidak mempunyai jalan lagi.
Bukankah dia sekarang sudah berada dalam situasi ini?
Howard Lin dengan ragu memegang kartu namanya, apakah dia harus menelepon Eveline Fang, tetapi akhirnya dia menekan nomornya hanya saat memanggilnya dia langsung menutup teleponnya.
Howard Lin kemudian bangkit, menepuk-nepuk debu di tubuhnya dan berencana pergi untuk melihat apakah dia bisa menemukan pekerjaan yang menyediakan akomodasi tempat tinggal, tapi tiba-tiba sebuah Mercedes-Benz putih berhenti di depannya.
“Howard?”
Kaca jendela tampak turun, menampakkan seorang wanita cantik dengan kacamata hitam.
Howard Lin melihat lebih dekat, dia tidak bisa menahan senyum kecut di dalam hatinya, dan ketika dia melihat Eveline Fang, hatinya penuh dengan perasaan campur aduk.
“Kamu kenapa ada di sini?” Tanya Eveline Fang.
“Semua berkatmu, aku hari ini di pecat.”
Howard Lin mengerutkan bibirnya, merasa semua ini sangat rumit.
“Ha? Nico mengeksekusimu? Sudah sepantasnya!”
Eveline Fang berkata dengan jujur.
Kata-kata ini membuat hati Howard Lin kesal, dan dia tidak bisa menahan perasaan itu: “Ya, aku memang pantas mendapatkannya! Aku yang mencari masalah sendiri! Aku rakus akan uang! Tapi Eveline, jika orang di Resort itu bukan aku, kamu mungkin telah diperkosa oleh orang lain. Jika bukan karena aku, Nico mungkin telah menceraikanmu dengan membawa fotomu berhubungan seks dengan orang lain! Ya aku seharusnya tidak ikut campur dengan semua ini.”
Kata-kata Howard Lin membuat Eveline Fang canggung, dan wajahnya tidak bisa menahan senyuman.Bayangkan saja kalau dia di Resort tidak bertemu Howard Lin, mungkin segalanya akan benar-benar berbeda.
Seolah menyembunyikan rasa canggungnya, Eveline Fang melihat sekeliling dan menemukan lelaki berdiri dengan koper di sampingnya, dia kemudian bertanya:
“Kamu kenapa membawa koper? Mau kemana?"
“Kemana? Memangnya aku masih bisa pergi kemana? Aku membantumu! Di pecat oleh Nico! Tidak ada pekerjaan! Sewa rumah jatuh tempo dan aku tidak bisa membayarnya! Aku masih berhutang uang pada Nico! Memangnya aku masih bisa pergi kemana? Sialan aku rasanya mau mati saja!” Howard Li dengan kesal menjawabnya.
“Kamu membantuku?”
Eveline Su sedikit tidak mengerti maksud dari perkataan Howard Lin.
“Detektif yang disewa Nico saat di Alam Resort berhasil mengambil foto kita. Nico memintaku untuk menipu dan mengancamu dengan foto itu. Tapi aku menolak! Apakah kamu puas? Ini semua kesalahanku sendiri! Apakah kamu ingin mengejekku? Silahkan!”
Howard Lin dengan tidak sabar menjawab, dia kemudian mengambil kopernya dan berencana untuk pergi. Ya dia sudah tidak ingin berbicara dengan wanita ini lagi.
“Kamu benar-benar menolak itu!”
Eveline Fang sedikit terkejut memandang Howard Lin. Setelah beberapa saat, dia menyadari kalau lelaki itu akan pergi. Dia segera keluar dari mobil menyusulnya dan bertanya, “Kamu mau kemana?”
“Pergi kemana? Ya pergi ke lubang jembatan untuk cari tempat, kalau tidak tempatnya akan didahului oleh tunawisma lainnya!”
Howard Lin menjawab tanpa melihat ke belakang.
Melihat punggung Howard Lin yang lunglai, Eveline Fang tiba-tiba merasa sedikit emosional, dia tiba-tiba merasa tidak tega. Bagaimanapun, lelaki ini telah membantunya. Melihat betapa menyedihkannya dia sekarang, Eveline Fang sedikit tidak tahan.
“Stop!” Teriaknya dengan suara yang keras.
Howard Lin hanya terdiam sesaat, dan masih terus berjalan ke depan, dia merasa kalau dia sama sekali tidak perlu memperdulikan wanita ini.
Mungkin karena merasa nada bicaranya terlalu galak, keraguan terlintas di mata Eveline Fang, dia mengejarnya dan memblokir jalan Howard Lin.
“Eveline, kamu mau apa lagi?”
Howard Lin dengan tidak sabar bertanya.
“Ikut aku, aku akan memberimu tempat tinggal!”
Eveline Fang memandang Howard Lin dengan serius.
“Kamu mau memberiku tempat tinggal? Otakmu rusak, kan? Aku hampir saja mencelakaimu!”
Howard Lin memandang wanita di depannya dengan heran.
“Tapi kamu tidak benar-benar mencelakaiku, kamu malah membantuku. Aku sudah bilang kalau aku akan membantumu ketika kamu tidak ada jalan lagi. Aku tidak suka berhutang budi kepada orang lain, jadi ikut aku saja! Mumpung aku sekarang belum menyesal!”
Suara Eveline Fang menjadi lebih dingin.
“Wah baik sekali, tapi sebelumnya aku bilang dulu ya aku sekarang tidak punya uang untuk menyewa!”
Howard Lin mengangkat bahunya, dia tadi baru khawatir kalau dia tidak dapat menemukan tempat tinggal.
“Aku akan mencatatnya dulu, tunggu kamu ada uang baru bayar aku!”
Melihat Howard Lin setuju, Eveline Fang berbalik dan berjalan menuju mobilnya.
“Masih mau di tagih, bukankah lebih baik kalau di kasih gratis?”
Howard Lin bergumam dan mengikuti Eveline Fang masuk ke dalam mobil.
Tidak lama kemudian, Eveline Fang membawa Howard Lin nasuk ke apartemen kelas atas.
Wanita itu awalnya sedikit ragu saat membuka pintu, tapi akhirnya sepertinya sudah memutuskan baru mau membuka pintu.
Ketika Howard Lin melihat dekorasi rapi di dalam rumah, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela nafas takjub. Benar saja, orang-orang kaya ini memang tinggal di lingkungan yang berbeda. Berbeda dengan rumah yang dia kontrakan, punya tempat tidur saja sudah bagus!
“Masuk ke dalam kenakan alas sepatu plastik dulu ya, kamu masih tidak memiliki sandal rumah! Nanti pergi dan beli sendiri di bawah!”
Eveline Fang masuk ke kamar terlebih dahulu, mengeluarkan sepasang penutup sepatu plastik dari lemari sepatu di sebelahnya dan menyerahkannya kepada Howard Lin.
“Aku...Apa aku akan tinggal di sini mulai sekarang? Ini...apakah ini rumahmu?”
Howard Lin setelah mengenakan penutup sepatu berjalan masuk dan dengan tidak percaya bertanya sambil melihat apartemen yang begitu luas, cerah dan bersih ini.
“Ya! Benar! Ini rumahku. Aku sekarang tidak punya waktu untuk menyewakan rumah untukmu. Jadi Kamu sementara tinggal di sini dulu. Ini kamarmu. Masuklah dan bersihkan sendiri...”
Eveline Fang menunjuk ke sebuah ruangan dan dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku beritahu kamu dulu, ini kamarku, semua yang ada di rumah terserah padaku, barang-barang di rumah tidak boleh dipindahkan, dan kamu tidak bisa masuk ke kamarku, tidak boleh merokok di dalam rumah, dan tidak boleh membawa siapa pun kesini! Selama ada aku di rumah kamu tidak boleh membuka pakaian! Tidak boleh...”
Eveline Fang dari awal langsung memberitahu Howard Lin peraturan di rumah. Ada banyak peraturan di rumah, mengenai Howard Lin ingat atau tidak, dia tidak tahu.
“Di rumah ini hanya ada kita berdua? Kamu berani membiarkan aku tinggal bersamamu? Apakah kamu tidak takut apa yang akan terjadi pada kita dengan kondisi kita yang sama-sama sendirian ini?”
Howard Lin setelah mengetahui di rumah itu hanya ada mereka berdua bertanya dengan heran.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Lifetime
DevinaCinta Yang Terlarang
MinnieAfter The End
Selena BeeAfter Met You
AmardaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Lady Boss×
- Bab 1 Bos Wanita
- Bab 2 Tersesat
- Bab 3 Berani Sekali
- Bab 4 Kamu Laki-Laki Atau Bukan
- Bab 5 Tugasnya Gagal
- Bab 6 Pinjam Uang
- Bab 7 Benci
- Bab 8 Hubungan Intim!
- Bab 9 Dia Telah Melakukan Sesuatu Yang Buruk
- Bab 10 Membalas Budi
- Bab 11 Melarikan Diri
- Bab 12 Lebih Baik Untuk Bersikap Lembut
- Bab 3 Berdamai?
- Bab 14 Diadu Lagi
- Bab 15 Memberi Bantuan
- Bab 16 Bekerja
- Bab 17 Kuli
- Bab 18 Saling Membantu
- Bab 19 Gadis Yang Ceroboh
- Bab 20 Hiperaktif
- Bab 21 Berhenti
- Bab 22 Memasak
- Bab 23 Kamu Dalam Mara-Bahaya
- Bab 24 Tubuhmu Tidak Sanggup
- Bab 25 Pertemuan Tak Terduga
- Bab 26 Menghiburnya
- Bab 27 Kita Hanya Bertemu Dan Tidak Saling Mengenal
- Bab 28 Perjamuan
- Bab 29 Penjelasan
- Bab 30 Ada Pekerjaan
- Bab 31 Tidak Tahan Lagi
- Bab 32 Kehidupan Yang Kuinginkan
- Bab 33 Meminjam Uang
- Bab 34 Resep Rahasia
- Bab 35 Tidak Tahu Malu
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Tidak Bertenaga
- Bab 38 Bisnisnya Bagus
- Bab 39 Manajemen Kota
- Bab 40 Gerobak Kios