My Lady Boss - Bab 20 Hiperaktif
Howard Lin melirik Eveline Fang dengan sedikit terkejut, dan kemudian bertanya untuk memastikan: "Kamu membantuku?"
"Omong kosong apa lagi, tengkurap saja!"
Eveline Fang menekankan nadanya.
"Kalau begitu perasaannya bagus, maka lebih baik bersikap hormat."
Howard Lin berpikir bahwa ada seseorang yang dapat membantunya, dia pun berbaring di sofa.
Eveline Fang mengambil handuk dari bahu pria itu, membasahinya kembali dan mengompresnya ke pinggang belakangnya.
Howard Lin segera mengeluarkan sebuah suara yang nyaman.
Seolah-olah masih merasa tubuhnya tidak kuat, atau mungkin karena merasa bosan, Howard Lin bertanya dengan lemah, "Bisakah kamu memijatku?"
"Jangan dikasih hati minta jantung!"
Tanggapannya adalah suara dingin Eveline Fang.
"Aku hanya bertanya, lagipula aku tidak memintamu harus melakukan ini. Hanya saja, pundak dan punggung bawahku sangat sakit!"
Howard Lin dengan cepat menjelaskan.
Awalnya mengira Eveline Fang tidak akan membantunya, tetapi dia tidak mengharapkan adanya sepasang tangan yang basah memijat bahunya setelah beberapa saat.
"Apakah di sini?"
Eveline Fang bertanya dengan marah.
"Ya, ya, ya! Di sini, tekanlah dengan kuat sebentar ..."
Howard Lin sangat senang dan mengangguk dengan cepat.
Kemudian, dia merasakan kekuatan di jari-jari Eveline Fang, membuat dirinya menjadi lega.
Eveline Fang menekan bahu belakang Howard Lin yang memiliki beberapa otot, tetapi tidak tahu mengapa pipinya memerah.
Dia melihat tubuh pria itu, matanya berkedip.
"Bolehkah kamu menekan punggung bawah di sepanjang tulang belakang? Gunakanlah lebih banyak tenaga!"
Howard Lin bertanya dengan hati-hati.
"Lebih baik kamu jangan meminta terlalu banyak!"
Benar saja, suara dingin Eveline Fang-lah yang menjawabnya.
Seolah-olah sudah sedikit memahami wanita ini, Howard Lin tidak lagi banyak berbicara dan hanya berbaring tengkurap dengan nurut.
Senyuman pun muncul di sudut mulut Howard Lin ketika dia merasakan wanita itu menekan tulang punggungnya sesuai dengan permintaannya.
Ini adalah pertama kalinya Howard Lin menikmati layanan pijat dari wanita cantik. Dengar-dengar bahwa ada beberapa tempat yang juga memiliki layanan pijat hanya dengan beberapa ratus Yuan, tetapi dia belum pernah ke sana.
Howard Lin bisa merasakan jari-jari Eveline Fang yang memijat punggungnya. Meskipun tenaganya tidak kuat, namun itu juga cukup membuatnya merasakan kenyamanan baik secara fisik maupun mental.
"Hei, handuknya sudah dingin..."
Howard Lin mengingatkan.
Kali ini, Eveline Fang juga sudah malas berbicara, jadi dia langsung mengganti handuk panas dan mengompresnya ke pinggang pria itu.
Mungkin karena airnya terlalu panas, dan tubuhnya tiba-tiba tertutup oleh handuk panas, membuat Howard Lin ini mengambil nafas dingin.
"Jadilah seperti laki-laki, tahankan saja, efeknya akan lebih baik jika handuknya lebih panas!"
Melihat penampilan Howard Lin, Eveline Fang mengerutkan kening dan berkata.
"Aku tahu, tetapi mengompres dengan air panas bukankah berarti kamu akan membuat kulitku terbakar!"
Howard Lin dengan cepat membalas.
Namun setelah terbiasa, rasa panas di belakang punggungnya sudah banyak menghilang. Dia lanjut berbaring di sofa dan menunggu pijatan dari Eveline Fang.
Tidak tahu apakah itu karena memijat sangat menghabiskan energi, pernafasan Eveline Fang pun sedikit dipercepat.
Ketika dia memijat punggung Howard Lin, dia mengubahnya dari yang awalnya akupresur menjadi seperti sentuhan.
Howard Lin yang sedang tengkurap pun merasa sedikit bosan, dia melihat ke kiri dan ke kanan dan akhirnya menatap ke kaki ramping dari orang yang berdiri di sebelahnya.
Eveline Fang mengenakan piyama dengan sepasang kaki putihnya yang indah.
Dari sudut pandang Howard Lin, seolah-olah dapat terlihat pemandangan diantara kedua kakinya dengan samar.
Hanya saja, ujung pakaiannya menutupi sebagian besar pemandangan, dan terlebih lagi, impulsnya menjadi semakin gerah.
Howard Lin menatap dengan kosong, seolah teringat dengan pemandangan yang dilihatnya ketika sedang memijati wanita ini di Alam Resort.
Detak jantungnya bertambah cepat, membuat Howard Lin merasa postur tengkurapnya menjadi sedikit tidak wajar.
Ada satu bagian tubuhnya yang mengeras sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.
Lalu, Eveline Fang menggerakkan kakinya seolah-olah karena ingin memijat Howard Lin lebih baik.
Aroma anggrek mengalir ke hidung Howard Lin, aroma semacam ini seperti obat, membuat tubuh pria itu menjadi agak panas.
Dia memusatkan pandangannya dan melihat sepasang kaki yang ramping dan putih sudah ada di depannya. Dia lalu mengangkat pandangannya sedikit dan melihat pemandangan di bawah pakaian yang menjulang.
Merasakan sentuhan lembut di punggungnya, nafas Howard Lin menjadi membara.
Seperti tidak sadarkan diri, Howard Lin tiba-tiba mengulurkan tangannya dan membelai betis yang ramping itu.
Eveline Fang awalnya sempat sedikit terpesona ketika memijat otot pria di depannya, namun tiba-tiba betisnya terasa dipegang oleh seseorang yang membuatnya sekujur tubuhnya gemetar.
Dia baru saja ingin memarahi, tetapi akhirnya menahan kata-kata di mulutnya tanpa alasan.
Eveline Fang menggigit bibirnya, meskipun masih memijat Howard Lin, namun dia sedikit terkejut.
Howard Lin merasa sedikit menyesal ketika menyentuh betis Eveline Fang. Menurutnya, jika wanita ini langsung menendangnya, itu baru adalah reaksi paling normal.
Tetapi tidak disangka bahwa Eveline Fang hanya terdiam, tetapi tangannya masih memijatnya.
Hal ini membuat Howard Lin menjadi lebih berani. Memikirkan segala hal sebelumnya, dia dengan pelan mulai menjelajahi betis putih yang seperti giok ini.
Howard Lin sangatlah lembut, seolah sedang menggosok bayi tercintanya.
Eveline Fang memijatnya dengan sangat ringan, lebih seperti sedang merasakan aroma dari seorang pria.
Keduanya sepertinya memiliki aroma dicakar kucing di dalam hati.
Howard Lin menjadi lebih berani lagi, satu tangannya perlahan-lahan menyentuh ke arah atas, melewati lutut dan menyentuh kulit di bagian paha wanita itu.
Tubuh Eveline Fang jelas terlihat bergetar, seolah-olah dia tidak bisa berdiri.
Wanita ini tidak menolaknya sehingga membuat Howard Lin menjadi semakin berani.
Ada nyala api yang membara di dalam hatinya, adegan disaat dia memijat wanita ini, dan perasaan menikmati layanan dari wanita itu terus berputar di benaknya.
Howard Lin memiliki keinginan untuk segera menjatuhkan wanita ini.
Howard Lin ingin terus menjelajah ke arah atas, tetapi ketika dia mengarah naik, dia mungkin sudah akan menyentuh area terlarang.
Dia sedikit khawatir, lalu menoleh untuk melihat Eveline Fang.
Hanya menemukan keburaman di mata wanita itu.
Eveline Fang tidak melihatnya, ekspresi wanita itu sedikit tertekan, tetapi matanya tertuju pada punggung pria itu.
Diam mungkin adalah persetujuan.
Hal ini memberikan Howard Lin keberanian. Wanita di depannya ini adalah objek impian dari banyak pria, bahkan dia sendiri juga sangat menginginkannya.
Mungkin jika bukan karena situasi istimewanya pada hari itu, Eveline Fang sudah akan menjadi pacarnya.
Setelah mengertakkan gigi, tangan Howard Lin kembali bergerak ke atas, dan dia bisa merasakan kulit yang disentuhnya menjadi lebih lembut.
Suhu tubuh Eveline Fang meningkat, seolah-olah sedang memikirkan Howard Lin yang menceritakan keinginan tubuhnya.
Setelah beberapa kali diremas dengan lembut, tubuh Eveline Fang melemas dan langsung berbaring di punggung Howard Lin.
Howard Lin langsung merasakan tekanan dari sepasang 'puncak', membuat dorongan di hatinya langsung pecah pada saat ini.
Dia berbalik dan membiarkan Eveline Fang menekan bagian depannya, dan dia bisa melihat parit yang terjepit, putih, dalam, dan menawan...
Nafas cepat Eveline Fang menyembur di sisi dada pria itu, tetapi dia tidak berani menatap mata Howard Lin.
Howard Lin merasa kejam di hatinya, satu tangannya dengan berani menyentuh seluruh paha wanita itu, dan pada saat yang sama, dia berjalan menuju wanita di belakangnya...
Novel Terkait
His Soft Side
RiseMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Di Balik Awan
KellyRahasia Istriku
MahardikaDoctor Stranger
Kevin WongMy Lady Boss×
- Bab 1 Bos Wanita
- Bab 2 Tersesat
- Bab 3 Berani Sekali
- Bab 4 Kamu Laki-Laki Atau Bukan
- Bab 5 Tugasnya Gagal
- Bab 6 Pinjam Uang
- Bab 7 Benci
- Bab 8 Hubungan Intim!
- Bab 9 Dia Telah Melakukan Sesuatu Yang Buruk
- Bab 10 Membalas Budi
- Bab 11 Melarikan Diri
- Bab 12 Lebih Baik Untuk Bersikap Lembut
- Bab 3 Berdamai?
- Bab 14 Diadu Lagi
- Bab 15 Memberi Bantuan
- Bab 16 Bekerja
- Bab 17 Kuli
- Bab 18 Saling Membantu
- Bab 19 Gadis Yang Ceroboh
- Bab 20 Hiperaktif
- Bab 21 Berhenti
- Bab 22 Memasak
- Bab 23 Kamu Dalam Mara-Bahaya
- Bab 24 Tubuhmu Tidak Sanggup
- Bab 25 Pertemuan Tak Terduga
- Bab 26 Menghiburnya
- Bab 27 Kita Hanya Bertemu Dan Tidak Saling Mengenal
- Bab 28 Perjamuan
- Bab 29 Penjelasan
- Bab 30 Ada Pekerjaan
- Bab 31 Tidak Tahan Lagi
- Bab 32 Kehidupan Yang Kuinginkan
- Bab 33 Meminjam Uang
- Bab 34 Resep Rahasia
- Bab 35 Tidak Tahu Malu
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Tidak Bertenaga
- Bab 38 Bisnisnya Bagus
- Bab 39 Manajemen Kota
- Bab 40 Gerobak Kios