My Lady Boss - Bab 23 Kamu Dalam Mara-Bahaya

Mendengar perkataan Eveline Fang, Howard Lin mengerutkan kening, lalu berbalik dan berjalan ke dapur dan mengeluarkan mie dingin yang telah disiapkan sebelumnya.

“Coba dan lihat bagaimana rasa mie dinginnya. Aku di pasar tadi tidak kebagian rumput laut jadi barusan aku ganti dengab toge.”

Howard Lin sepertinya tidak peduli dengan kata-kata Eveline Fang.

“Kamu baik-baik saja kan? Nico berencana menyerangmu, tapi kamu bagaimana bisa begitu tenang?” Eveline Fang bertanya dengan ragu.

Howard Lin memiringkan kepala dan kemudian duduk di sebelah Eveline Fang. Dia menekan plester luka di dagunya yang belum di koyak dan menjawab dengan tenang: “Kondisi ini sama dengan yang baru saja kamu alami. Nico mau menyerangku, lalu apa yang bisa kulakukan? Apakah aku sekarang harus membawa pisau dan pergi melawannya? Lagipula, kamu kan baru mendengar ceritanya, dan dia juga belum benar-benar melakukannya.”

“Lalu bagaimana kalau dia benar-benar menyerangmu, Nico ini orang pendendam. Dan karena aku sudah mendengar angin berita itu, keadaanmu sudah jelas dalam mara-bahaya!” Eveline Fang berkata dengan gugup.

“Benar-benar menyerangku? Ya aku hanya bisa pasrah dan berharap Tuhan mau memberkatiku dan menolongku untuk tidak mati, atau kalau kamu baik kamu bisa membelikanku beberapa asuransi, um... penerimanya atas namamu saja, kalau aku mati, kamu bisa mendapatkan klaim asuransi uang itu dan seharusnya cukup untuk melunasi pinjamanku, kalau ada lebih, tolong transfer ke orang tuaku. Oh ya kalau kamu bersedia, kamu bisa membantuku untuk menjaga orang tuaku.”

Howard Lin mengatakan ini dengan sangat santai, tetapi membuat orang yang mendengarnya seolah sedang mendengar wasiat.

“Seriuslah! Kamu juga bukan siapa-siapa aku, lalu aku kenapa harus menjaga orang tuamu dan urusanmu tolong urus sendiri!”

Eveline Fang mengerutkan kening dan membalasnya, kemudian sedikit rasa kesal muncul di matanya, dia menambahkan: “Tapi aku rasa kamu menganggap semu itu terlalu serius, kalaupun Nico ingin membalas dendamnya denganmu, dia tidak harus langsung mengambil nyawamu. Ya kalau kamu memang benar-benar tidak beruntung, paling tidak kamu bisa memohon padanya dan tubuhmu akhirnya akan bisa mengalami luka yang sedikit.”

“Memohon padanya? Apa kamu menyuruhku bersujud pada Nico untuk meminta belas kasihan? Lelaki seperti apa aku memangnya? Atau aku bukan laki-laki?” Howard Lin segera mencibir setelah mendengar kata-kata itu.

“Seperti kata pepatah, hidup segalanya dari kematian, ya kamu harus ada kehidupan baru bisa memenuhi syarat untuk berbicara tentang hal-hal lain. Memangnya kamu pikir, hanya karena keras kepalamu itu lalu kamu kehilangan nyawamu setelah itu baru disebut laki-laki? Laki-laki yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri baru disebut laki-laki! Juga laki-laki yang dapat diandalkan oleh wanita!” Eveline Fang dengan wajah serius menatap Howard Lin.

Perkataan Eveline Fang ini membuat Howard Lin yang wajahnya tampak tenang tapi hatinya sebenarnya sangat tertekan mengernyitkan dahi dia menoleh untuk melihat wajah lembut wanita di depannya.

Howard Lin menatap mata wanita itu dengan saksama, seolah ingin melihat warna lain di dalamnya.

Tiba-tiba ada keheningan di ruangan itu, dan keduanya saling memandang dengan serius.

Di kehengingan itu, Eveline Fang menunjukkan rona merah di pipinya, dan matanya yang saling memandang dengan serius mulai berkedip, dia tidak berani untuk terus menatap Howard Lin.

“Jangan bergerak!”

Mungkin terlalu canggung untuk melihat satu sama lain seperti ini, Eveline Fang ingin membuang wajah, tetapi Howard Lin menginterupsinya.

Untuk sementara, Eveline Fang dengan patuh tetap diam, tetapi matanya berkedip lebih parah.

Kali ini, Howard Lin mengulurkan tangannya, seolah ingin membelai pipi lembut wanita itu.

Mata Eveline Fang berkedip dari satu sisi ke sisi lain, terlihat sangat gugup.

Howard Lin mendekat, matanya begitu fokus dan tenang.

Eveline Fang menggenggam erat-erat tangannya, kemudian setelah beberapa saat melonggarkannya, dan kemudian menggenggamnya erat lagi, tindakan itu seolah tengah menunjukkan kecemasan batin wanita itu.

“Kamu...Apa yang ingin kamu lakukan?” Eveline Fang bertanya dengan gugup.

Saat ini, tangan Howard Lin sudah berada di pipi Eveline Fang, tapi dia hanya membelainya dengan ringan.

Lalu Howard Lin mengulurkan jarinya kepada Eveline Fang dan berkata sambil tersenyum: “Lihat dirimu, makan saja tidak hati-hati. Ini ada bubuk cabai di wajahmu.”

“Kamu...”

Wajah Eveline Fang tiba-tiba memerah, dia bahkan berdiri dengan excited, memandang Howard Lin dengan ekspresi yang rumit, dan berkata dengan sedikit kesal: “Sudahlah, aku malas mengurusimu lagi! Nanti kalau Nico benar-benar mengganggumu, suruh dia cari aku saja, dan katakan mau apa, bicarakan semuanya padaku!”

Eveline Fang meninggalkan beberapa kata itu dan berjalan menuju kamarnya.

“Eh...Kamu tidak makan lagi? Aku sudah memasakan bubur khusus malam ini!” Teriak Howard Lin.

“Aku sudah kenyang!” Eveline Fang meninggalkan kalimat ini dan menutup pintu kamarnya.

Howard Lin duduk di sofa dan memandangi mie kentang dingin yang tersisa dengan senyum masam.

Melihat Eveline Fang sepertinya suka makan buatan kentang dinginnya sendiri, dan berencana membuat kentang lagi untuk di antar ke kamarnya, tapi teleponnya tiba-tiba berdering.

Sambil mengeluarkan hp, Howard Lin melihat kalau nomor itu dari bos Wang toko semen, dan dengan cepat mengangkatnya.

“Halo, bos Wang?”

“Halo, kamu besok ada pekerjaan bagus, ya kamu akan pergi mengirimkan 60 ton semen. Apakah kamu besok ada waktu?” Bos Wang bertanya dengan lugas.

“60 ton?”

Howard Lin mengulangi angka itu dan mengerutkan kening, meremas kuat-kuat tangannya, dan merasakan otot-ototnya yang sakit. Dia mengertakkan gigi dan mengangguk berkata, “Baik, tidak masalah, jam berapa bos?”

“Bagus! Besok datang saja ke toko jam 8, peraturannya masih sama!” Bos Wang kemudian menutup telepon setelah mengatakan ini.

Sementara Howard Lin langsung melemparkan hp ke sofa dan menarik nafas dalam-dalam.

Setelah melakukan beberapa latihan ekspansi dada, dia kemudian mengerutkan dahinya.

40 ton terakhir kali saja sudah hampir membunuhnya separuh hidupnya. Dan kali ini dia benarkah bisa membawanya sendiri dengan tambahan 20 ton?

Apalagi kondisi fisik saat ini belum kembali ke kondisi terbaiknya.

Howard Lin dalam hati merasa kesal lagi, tetapi tetap memutuskan untuk pergi besok pagi.

Lagi pula dia telah berjanji kepada orang itu, dan dia tidak boleh mengingkari janjinya.

Selain itu, dia sekarang masih butuh uang, kalau dia memang ingin membuka warung di pinggir jalan, dia tentu saja membutuhkan modal awal.

400 Yuan yang baru saja dia hasilkan itu jelas masih tidak cukup.

Dia memutuskan untuk meninggalkan masalah pekerjaannya dulu, Howard Lin pergi ke dapur lagi dan membuat sepiring kentang dingin, menambahkan lebih banyak cuka seperti yang diminta Eveline Fang, dan mengantarnya ke pintu wanita itu.

Mengetuk pintu dengan pelan, dan setelah beberapa saat, Eveline Fang membuka pintu dan berdiri di depan pintu dengan ekspresi dingin.

“Aku tidak tahu apakah kamu sebelum pulang tadi sudah makan malam atau belum. Tapi aku lihat kamu menyukai ini, jadi aku membuatkan semangkok baru untukmu dan sudah menaruh lebih banyak cuka sesuai permintaanmu. Kalau kamu ingin bubur juga, aku akan mengambilkannya lagi untukmu.” Howard Lin berkata sambil tersenyum.

Eveline Fang memandang lelaki di depannya, wajahnya tidak terlalu dingin seperti tadi, dan bahkan sedikit senyuman muncul di sudut mulutnya.

Melihat wajah penuh harap Howard Lin, dia mengambil piring dan mencoba sedikit makanannya dan berkata, “Ya, kira-kira rasanya seperti ini, untuk bubur tidak usah lagi. Aku malam hari biasanya tidak makan banyak.”

“Ahahaha, aku mengerti, wanita ya, tetap harus menjaga bentuk tubuh! Tapi menurutku bentuk tubuhmu sudah bagus, jadi kamu tidak perlu sengaja diet dan menurunkan berat badan.” Howard Lin terkekeh.

Tapi, Eveline Fang yang mendengar kalimat ini, tidak tahu apakah dia malah memikirkan hal lain, dia langsung memelototi Howard Lin, tak lama dia merasa responnya sedikit berlebihan, matanya beberapa saat langsung melembut, matanya kemudian melihat ke samping, tak lama bertanya: “Bosmu meneleponmu? Menyuruhmu menurunkan barang besok?”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu