My Lady Boss - Bab 6 Pinjam Uang

“Hanya seorang kamu? Saat di Alam Resort saja kamu tidak berani, lalu sekarang kamu berani?”

Mendengar pertanyaan Howard Lin, Eveline Fang memandang lelaki di depannya dengan tatapan penuh hinaan.

“Aku...Baik...Ya aku benar-benar tidak berani...”

Howard Lin ingin membalas perkataannya, tetapi keadaannya sekarang tidak memungkinkan jadi dia hanya bisa menerima perkataannya.

“Ya sudah, ingat aturan yang telah aku tetapkan padamu, dan setelah jam 12 malam pintu akan tertutup. Kalau kamu di jam segitu masih belum pulang, ya sudah tidak usah pulang lagi!”

Eveline Fang memberinya memperingatkan.

“Ya aku mengerti, aku tidak terlalu sering pergi malam, tapi aku ingin bertanya, bagaimana kalau Nico mendatangimu?”

Howard Lin bertanya dengan cemas.

“Dia? Dia selama otaknya tidak sakit tidak akan mungkin datang mencariku! Kamu urus saja dirimu sendiri. Sudah umur berapa, masih bisa hidup di jalan dan di bawa pulang seorang wanita, memangnya kamu tidak malu?” Eveline Fang mencibir.

“Ya, kamu benar. Keadaanku saat ini benar-benar memalukan. Tapi, apa menurutmu aku ingin seperti ini? Aku awalnya bisa menghasilkan banyak uang dan naik jabatan. Jadi yang terjadi sekarang semua ini salahku?”

Howard Lin tanpa sungkan menjawabnya.

“Sekarang aku yang telah menerimamu di rumahku, jadi kamu sebaiknya bersikap sungkan kepadaku!”

Eveline Fang dengan tidak senang berkata.

“Kamu bisa mengusirku! Aku juga tidak memintamu untuk membawaku pulang ke rumahmu!”

Emosi Howard Lin juga ikut naik, dia memang senang karena ada orang yang mau membantunya ketika dia sedang down, tapi ini tidak berarti dia harus tunduk pada wanita ini.

Melihat sikap keras kepala Howard Lin, di mata Eveline Fang terlintas tatapan rumit dan dia akhirnya menghela nafas dan berhenti berdebat dengan lelaki itu.

Ya dia bisa saja mengusirnya, tetapi ketika dia memikirkan kalau nasib lelaki itu seperti ini karena telah membantunya, hati Eveline Fang tiba-tiba menjadi lembut lagi.

Howard Lin melihat tatapan sedih Eveline Fang, dan ada jejak rasa bersalah di matanya. Bagaimanapun juga, wanita ini telah menyelamatkannya. Dia sedikit menyesal dia tadi seharusnya tidak emosi dan mengatakan kata-kata kasar, Howard Lin kemudian dengan canggung berkata: “Itu...Terima kasih. Kalau bukan karena kamu, aku nanti pasti akan tidur di jalan.”

“Sudah, lupakan saja, kamu pergi bersihkan kamarmu dulu lah, aku hanya memberimu tempat tinggal, dan aku tidak peduli dengan makan dan minummu!”

Eveline Fang berjalan ke sofa dan duduk, dia tiba-tiba diam seolah sedang berpikir apa yang dia lakukan ini benar atau tidak.

Howard Lin tidak banyak bicara. Dia masuk ke kamarnya dan langsung membersihkannya. Dalam proses membersihkan kamar, dia menerima telepon dari ibunya dan setelah menutup telepon Howard Lin mulai bingung lagi.

Di telepon, ibunya mengatakan kalau ayahnya akan dioperasi dalam waktu setengah bulan lagi, biaya operasinya sebesar 50.000 Yuan, dan keluarganya tentu tidak punya uang sebanyak itu.

Howard Lin di telepon berjanji kalau dia akan bisa mengumpulkan uang yang cukup untuk operasi ayahnya, tetapi kenyataannya di mana dia bisa mendapatkan uang setelah kehilangan pekerjaan?

Duduk di sisi tempat tidur dan menahan kepalanya, setelah beberapa saat bingung dan ragu s

dia akhirnya melihat Eveline Fang yang duduk di sofa.

Howard Lin berjalan ke arah Eveline Fang dengan sedikit gugup, dan berkata: “Fang...Nona Fang*, apakah kamu bisa membantuku sekali lagi?”

Kalau sedang meminta sesuatu atau pertolongan, Howard Lin tidak biasa memanggil nama orang secara langsung.

Howard Lin yang tiba-tiba bersikap sopan membuat Eveline Fang melihat ke arah matanya dan kemudian dia mengerutkan bibirnya dan berkata dengan sinis, “Katakan dengan jelas, bersikap lah seperti lelaki!”

Setiap kali Eveline Fang mengatakan kalau Howard Lin tidak seperti laki-laki, dia rasanya sangat ingin langsung membuktikannya dengan tindakan praktis, tapi sekarang dia sedang ingin meminta bantuan, jadi dia hanya bisa berkata sambil tersenyum: “Itu... aku ingin meminjam sejumlah uang denganmu, dan aku berjanji akan membayarnya nanti! Kamu dapat memberikan bunga di pinjamannya!”

“Uang makan pun sudah tidak ada? Berapa banyak yang ingin kamu pinjam?”

Eveline Fang mengambil tasnya dan bersiap untuk memberikannya kepada Howard Lin, yang menurutnya lelaki ini hanya butuh 2000 Yuan biaya hidup, dan pada saat yang sama dalam hatinya juga semakin memandang remehnya.

“Aku mau pinjam 50.000 Yuan...” Ucap Howard Lin tidak enak.

“50.000 Yuan? Pinjam sebanyak itu untuk apa? Kamu sekarang saja tidak ada pekerjaan, lalu nanti bagaimana membayarnya?”

Eveline Fang menghentikan gerakan tangannya, dengan terkejut melihat laki-laki di depannya.

“Ayahku sakit, butuh uang untuk operasi, aku pasti akan bisa mengemalikannya, aku besok akan langsung pergi cari kerja!”

Howard Lin menjawab dengan malu, menurutnya meminjam uang dari wanita bukanlah seorang lelaki sejati.

“Benarkah? 50.000 Yuan bukanlah masalah besar bagiku, tapi itu bukankah jumlah yang tidak kecil bagimu? Setelah kamu mendapat pekerjaan berapa penghasilanmu dalam sebulan? Memangnya bisa kamu membayarnya kembali dalam setahun tanpa makan ataupun minum? Dan atas dasar apa aku harus percaya padamu?”

Eveline Fang memandang Howard Lin dengan acuh tak acuh.

“Semua yang aku katakan itu benar, aku pasti bisa membayarmu kembali dalam dua tahun! Aku pasti akan membayarmu kembali dengan bunga-bunganya!” Howard Lin terlihat menggebu-gebu.

Melihat tatapan serius Howard Lin, Eveline Fang beberapa saat terdiam, matanya menoleh ke kiri dan ke kanan, dan sebuah pikiran muncul di benaknya: “Aku bisa memberimu uang, dan kamu cukup membantuku melakukan sesuatu, anggap saja uang itu imbalan untukmu!”

“Apa itu?” Howard Lin tiba-tiba menjadi energik.

“Kamu sudah lama bekerja dengan Nico, kan? Kamu seharusnya tahu segala tentangnya. Kamu tinggal membantuku mendapatkan bukti perselingkuhannya dan memberikannya kepadaku. 50.000 Yuan itu adalah hadiahmu!”

Eveline Fang memandang Howard Lin dengan serius.

Kata-kata wanita itu membuat wajah Howard Lin mendadak tidak enak, dan matanya yang bersemangat menjadi redup.

“Kenapa? Apa yang membuatmu ragu, Nico telah membuangmu, apa lagi yang kamu pedulikan? Apa kamu sedang tidak perlu uang? Aku akan langsung memberimu uang kalau kamu melakukan ini untukku!”

Eveline Fang awalnya mengira Howard Lin akan langsung setuju, dia tidak menyangka laki-laki ini malah terlihat ragu.

“Nona Fang*, maaf, aku tidak bisa menjanjikanmu soal ini...”

Setelah beberapa saat, Howard Lin masih menggelengkan kepalanya dan menolak.

“Kenapa?” Eveline Fang bertanya bingung.

“Masalah ini...mungkin itu benar-benar tidak bisa dilakukan, kamu tahu Nico itu seperti apa, dan sekarang kelemahanku sudah di genggamnya.”

Howard Lin dengan tidak enak menolak.

“Oh? Begitu? Ya sudah terserah kamu! Masih ada yang harus ku kerjakan, aku pergi dulu!”

Ketika mendengar Howard Lin menolak, Eveline Fang tidak berniat berbicara lebih banyak dengannya lagi, dan meninggalkan rumah setelah meninggalkan satu kunci padanya.

Howard Lin duduk di kamar dengan sedikit kusut, dia awalnya mengira dia bisa meminjam uang dengan lancar, tapi Eveline Fang malah menawarkan syarat kepadanya, ini membuatnya sangat kesal-Dan dirinya sebenarnya untuk siapa hingga bisa jatuh seperti ini?

Setelah merasakan depresi beberapa saat, Howard Lin kembali dengan seksama memikirkannya, dan akhirnya memutuskan untuk meminjam uang dengan mantan rekan kerjanya.

Dia mengeluarkan hpnya dan menelepon seorang koleganya, Howard Lin berencana mentraktirnya makan malam dan minum sambil membicarakan tentang pinjam-meminjam uang.

Dia pikir sudah baik kalau dia bisa mendapatkan salah satu rekannya yang mau membantu. Dia tidak menyangka kecuali yang pertama terlihat ragu-ragu. Yang lain langsung setuju begitu dia mengatakan situasinya.

Howard Lin merasa sedikit aneh, tapi tidak berpikir terlalu banyak.

Kemudian, Howard Lin menyiapkan bir dan makanan di depan warung pinggir jalan, dan tak lama rekan-rekannya mulai berdatangan.

Setelah minum selama 3 ronde, Howard Lin merasa waktunya hampir habis. Setelah mengetuk meja, dia dengan malu berkata: “Bro, aku memanggil kalian makan malam disini karena ada sesuatu yang ingin ditanyakan kepadak kalian. Jadi begini, ayahku sakit dan dirawat di rumah sakit dan harus menjalani operasi. Aku butuh uang. Kalau kalian ada uang, bisakah pinjamkan aku uang dulu? Aku berjanji uang itu akan kukembalikan kepada kalian dalam waktu setengah tahun paling lama 3 bulan paling cepat!”

Begitu Howard Lin mengatakan dia mau meminjam uang, rekan-rekannya yang di panggil bro itu seketika terdiam.

Howard Lin memandang orang-orang itu yang tetap diam, dan merasa sedikit tidak nyaman. Dia dalam hatinya mendesah dan mengangkat gelasnya dan berkata: “Tidak apa-apa, kalau kalian tidak bisa, tidak apa-apa, jangan dipikirkan, semuanya minum ya, jangan dimasukkan ke dalam hati.”

Orang bilang dalam kesulitan kamu pasti akan bisa melihat siapa orang yang benar-benar baik padamu mau membantumu, tapi sekarang saat dia jatuh, tidak ada orang yang mau membantunya. Howard Lin dulunya adalah orang yang penuh antusias di klub, dan ketidakpedulian orang-orang saat ini membuat Howard Lin tercekat.

Setelah menghabiskan bir di gelasnya, Howard Lin tidak ingin berbicara apa-apa lagi.

“Howard, kamu mengalami kesulitan. Kami sebagai teman semua ingin membantumu, tetapi kami semua hanyalah pekerja paruh waktu. Kamu juga harusnya tahu kalau kami tidak punya banyak uang, paling 100-200 Yuan. Kalau kamu mau kamu bisa mengambilnya tidak usah dikembalikan, dan nanti akan ada orang yang datang, dia punya uang, kamu bisa meminjam dengannya, dan dia harusnya akan meminjamkannya kepadamu!”

Yang mengatakan itu adalah mantan karyawan di tempat pemandian pusat.

“Siapa lagi yang akan datang?”

Howard Lin sedikit bingung, karena hampir semua rekan yang dia kenal sudah hadir semua.

Begitu kata-kata itu keluar, mobil Cayenne di jalanan berhenti, dan Howard Lin mengerutkan kening.

Dia pernah mengendarai mobil ini pergi ke Alam Resort, dan mobil inilah yang mengungkap identitasnya, ya itu adalah mobil milik, Nico Deng.

Howard Lin merasa bersalah pada Nico Deng. Karena bagaimanapun, dia sudah gagal menyelesaikan tugas sendiri. Jadi mungkin ini suasana yang baik untuk meminta maaf kepada bosnya.

Tetapi ketika Howard Lin melihat seorang wanita turun dari mobil, ekspresinya tiba-tiba membeku, dari matanya terlihat tatapan tak percaya.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu