My Lady Boss - Bab 28 Perjamuan
Tak lama, Howard Lin langsung menutup teleponnya, dan kemudian memakan makanan yang sudah dingin.
Eveline Fang di telepon dengan santai bilang sedang ada perjamuan, jadi malam baru pulang.
Meski hanya kalimat sederhana, tapi nada suara Eveline Fang membuat Howard Lin kesal.
Karena nada suaranya terdengar seperti apa urusannya denganmu.
Howard Lin awalnya masih ingin memperingatinya, tapi Eveline Fang sudah menutup teleponnya.
Melihat makanan yang telah dipersiapkan dengan sepenuh hati, Howard Lin merasa kecewa, tetapi kekecewaannya pada akhirnya hanya berubah menjadi desahan di dalam hatinya.
Setelah makan sendirian dan membereskan berbagai hal, Howard Lin mengeluarkan catatan siang hari tadinya dan mulai mempelajarinya.
Semakin banyak dia menghitung, semakin Howard Lin merasa kalau toko kecil lebih dapat diandalkan.
Saat ini, ada beberapa lokasi yang sudah dicatat, dan menurut perkiraannya, pendapatan hariannya seharusnya melebihi 300 Yuan.
Dengan pemikiran ini, Howard Lin mulai memikirkan bagaimana menjalankan bisnis ini sendiri.
Tanpa terasa, beberapa jam telah berlalu. Howard Lin mengangkat hp untuk mengecek waktu. Sudah jam 10 tapi Eveline Fang masih belum pulang juga.
Tidak tahu mengapa, Howard Lin merasa sedikit khawatir.
Tok tok tok...
Tiba-tiba ada ketukan di pintu, dan Howard Lin terlihat menarik nafas lega dan berlari ke pintu.
Ketika pintu dibuka, tercium bau alkohol yang menyengat. Eveline Fang berdiri di depan pintu dengan wajah memerah. Setelah melihat Howard Lin, dia tersenyum, baru mau melangkah tapi langsung jatuh ke pelukannya.
Melihat Eveline Fang yang mabuk, Howard Lin mengerutkan kening, dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomentarinya: “Mengapa minum terlalu banyak?”
Tapi Eveline Fang yang mabuk, tentu tidak bisa menjawab perkataannya.
Dengan mengerucutkan bibirnya, Howard Lin mengambil Eveline Fang dan meletakkannya di atas sofa.
Begitu dia meletakkannya, Eveline Fang langsung duduk dan terbatuk seperti mau muntah.
Howard Lin dengan cepat mengambil tempat sampah membawanya ke depan mulut Eveline Fang, dan tiba-tiba bau muntahnya menyebar.
“Nyaris sekali, aku hampir membuatmu muntah di sofa!” Ujar Howard Lin sambil menghembus nafas lega.
Setelah menepuk punggung Eveline Fang dan membiarkan wanita itu untuk muntah sebentar, Eveline Fang setelah itu berbaring lagi dengan lemah.
Dia tentu tidak bisa meninggalkan Eveline Fang baring dan tidur di sofa, bukan?
Dia tidak tahu di mana obat setelah mabuk itu disimpan, dan tidak tahu apakah ada obat pereda mabuk di rumahnya. Jadi dia hanya bisa menuangkannya air panas, dan setelah itu didinginkan ke suhu yang sesuai, Howard Lin memapah badan Eveline Fang membantunya agar bisa meminum air itu.
Cara termudah untuk cepat sadar dari mabuk adalah dengan banyak minum air putih, ya air putih dapat dengan cepat mengencerkan alkohol dalam tubuh.
Howard Lin melihat di tubuh wanita ini memiliki banyak noda anggur merah, sedikit banyak juga diwarnai dengan kotoran muntahannya tadi, serta bau alkohol yang menyengat. Setelah memikirkannya sejenak, dia akhirnya melepaskan mantel yang dikenakan Eveline Fang.
Untungnya, Eveline Fang mengenakan kemeja putih di dalamnya, jadi tidak terlalu terbuka.
Melihat wanita itu mengeluarkan banyak keringat, Howard Lin pergi ke kamar mandi untuk meletakan baskom berisi air panas dan membawa handuk kembali ke sofa.
Dia membasahi handuk, menguji suhunya dulu dan dengan hati-hati menyeka dahi Eveline Fang. Dia bahkan mengelap noda keringat di wajahnya.
Perasaan hangat ini tampaknya membuat Eveline Fang lebih nyaman, dan alis cemberut wanita itu juga mengendur, dan nafasnya berangsur-angsur menjadi lebih lancar.
Lalu Howard Lin menyeka pundak dan leher Eveline Fang yang terbuka. Kulit wanita itu sangat bagus dan putih, Howard Lin untungnya tidak memikirkan banyak hal aneh saat ini.
Di mata Howard Lin terlihat jejak konsentrasi dan keseriusan, dia seolah-olah tengah dengan hati-hati membersihkan karya seni yang sempurna yang sedang ternoda.
Ketika dia menyekanya sampai di bagian atas dada Eveline Fang, tangan yang memegang handuk itu berhenti sebentar.
Dada Eveline Fang tidak kecil, dan kemeja yang di pakainya itu begitu pas dan terlihat seperti busur tinggi.
Garis belahan yang mendalam terlihat sangat menarik.
Howard Lin melirik disana sedikit lebih lama, akhirnya menenangkan pikirannya dan dengan hati-hati menyeka noda yang ada disana.
Hanya saja Howard Lin tidak berani menyeka terlalu banyak, hanya menggosok di sepanjang tepi kerahnya.
Meskipun begitu, tapi mata Howard Lin yang masih fokus berubah menjadi agak berkedip, dan nafasnya sepertinya berubah menjadi agak sedikit pendek.
Di atas handuk, jari-jari Howard Lin sedikit menekan dua kali, dan puncak dada Eveline Fang sedikit berubah di bawah tekanan jarinya.
Tampaknya ada lebih banyak ruang antara pakaian dan kulit, yang memungkinkan Howard Lin untuk melihat lebih banyak pemandangan.
Pada titik ini, Howard Lin merasa dia tidak bisa mengalihkan pandangannya kembali.
Tanpa gangguan, Howard Lin yang bermata tajam menemukan kalau Eveline Fang mengenakan bra berwarna nude dengan bentuk payudara yang indah.
Hanya dua poin penting yang terhadang oleh branya membuat Howard Lin terdorong untuk menjelajah lebih dalam.
Matanya berkedip, Howard Lin meninggalkan handuknya dan dengan tiga jarinya dengan lembut menyentuh kulit Eveline Fang.
Sentuhan hangat itu membuat nafas Howard Lin sedikit panas.
Melihat nafasnya dan efek tubuhnya terhadap wanita ini membuat hati Howard Lin menjadi semakin impulsif.
Lepaskan saja pakaiannya. Dia ini sedang menyeka tubuhnya. Alasannya ini harusnya masuk di pikiran Eveline Fang.
Howard Lin berpikir sendiri, tapi jari-jarinya tanpa terkendali menyelinap masuk ke pakaiannya, dan mereka lebih banyak meluncur di puncak bergelombang milik Eveline Fang.
Melihat Eveline Fang yang masih mabuk, Howard Lin untuk sesaat tidak dapat menahan diri untuk menggali lebih dalam dan menyentuh secara langsung sesuatu itu dari balik bra.
Seolah telah menyentuh sesuatu yang tajam, Eveline Fang sedikit mengernyit dan mendengus sepertinya tidak puas.
Howard Lin bersyukur bisa mengembalikan tangannya dan kembali menyeka dengan benar tubuh Eveline Fang.
Dia lambat laun menyadari kalau wanita ini hanya bermimpi, dan Howard Lin berubah menjadi aktif kembali.
Eveline Fang sangat cantik dan memiliki tubuh yang bagus, Howard Lin adalah lelaki normal dia tidak mungkin tidak tergoda melihatnya.
Hanya saja sikap Eveline Fang yang di hari biasa terlalu kuat dan galak, Howard Lin juga merasa kalau dia tengah berhutang dan tidak berani untuk berbuat terlalu banyak.
Hanya beberapa hari terakhir itu suatu kebetulan saja, dan Howard Lin akhirnya bisa memanfaatkan Eveline Fang.
Tapi semakin kuat Eveline Fang menunjukkan dirinya, semakin Howard Lin ingin menaklukkannya.
Hanya saja dia tahu kalau jarak antara dirinya dan Eveline Fang terlalu besar.
Kalau bukan karena Nico Deng, dia dan Eveline Fang pasti akan menjadi orang dari dua dunia berbeda.
Pada hari biasa, Howard Lin bisa menekan pikiran sendirinya ini, dan otaknya selalu dapat mengendalikan dirinya secara rasional.
Namun setelah berhubungan dengan Eveline Fang selama beberapa hari ini, dia sepertinya samar-samar menyadari kalau wanita ini mungkin juga memiliki sedikit arti pada dirinya. Sekarang saat dia bertemu Eveline Fang yang mabuk malam ini, Howard Lin merasa kalau pikiran dan kewarasannya sedikit terguncang.
Dia harusnya juga tertarik pada dirinya kan?
Dia bahkan tidak peduli tentang terakhir kali dia berhasil memanfaatkannya dan melakukan hal gila untuknya, itu berarti dia juga menginginkannya kan?
Dan juga, dia ingat waktu pertama kali, dia bilang dia tidak dapat memberikannya kepada dirinya karena dia sedang datang bulan, dan sekarang dia harusnya sudah tidak datang bulan lagi kan?
Nah dirinya bukan berarti bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeksekusinya?
Dia...Harusnya tidak marah kan?
Ya benar juga, dia kan hanya mulutnya yang tajam tapi hatinya selembut tahu.
Aku setelah ini hanya perlu bersikap baik dengannya kan?
Dalam hati Howard Lin ada sebuah suara, suara itu sengaja menggoda dan mempengaruhi akal sehatnya.
Tanpa terasa kedua tangan monsternya saat ini sudah di letakan di atas puncak dada Eveline Fang...
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraMy Charming Wife
Diana AndrikaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAnak Sultan Super
Tristan XuMy Lady Boss×
- Bab 1 Bos Wanita
- Bab 2 Tersesat
- Bab 3 Berani Sekali
- Bab 4 Kamu Laki-Laki Atau Bukan
- Bab 5 Tugasnya Gagal
- Bab 6 Pinjam Uang
- Bab 7 Benci
- Bab 8 Hubungan Intim!
- Bab 9 Dia Telah Melakukan Sesuatu Yang Buruk
- Bab 10 Membalas Budi
- Bab 11 Melarikan Diri
- Bab 12 Lebih Baik Untuk Bersikap Lembut
- Bab 3 Berdamai?
- Bab 14 Diadu Lagi
- Bab 15 Memberi Bantuan
- Bab 16 Bekerja
- Bab 17 Kuli
- Bab 18 Saling Membantu
- Bab 19 Gadis Yang Ceroboh
- Bab 20 Hiperaktif
- Bab 21 Berhenti
- Bab 22 Memasak
- Bab 23 Kamu Dalam Mara-Bahaya
- Bab 24 Tubuhmu Tidak Sanggup
- Bab 25 Pertemuan Tak Terduga
- Bab 26 Menghiburnya
- Bab 27 Kita Hanya Bertemu Dan Tidak Saling Mengenal
- Bab 28 Perjamuan
- Bab 29 Penjelasan
- Bab 30 Ada Pekerjaan
- Bab 31 Tidak Tahan Lagi
- Bab 32 Kehidupan Yang Kuinginkan
- Bab 33 Meminjam Uang
- Bab 34 Resep Rahasia
- Bab 35 Tidak Tahu Malu
- Bab 36 Tidak Tahu Malu
- Bab 37 Tidak Bertenaga
- Bab 38 Bisnisnya Bagus
- Bab 39 Manajemen Kota
- Bab 40 Gerobak Kios