My Japanese Girlfriend - Bab 38 Dia Adik Perempuanku

“Adik kamu cantik sekali! Tapi… marga adik kamu Xu? Bukankah marga kamu Chen?” Maureen Qin tampak bingung.

“Dia adik perempuan yang bermain dengan aku sejak kecil hingga dewasa! Aku memperlakukannya seperti adik,” jelasku buru-buru.

“Ya, Kak Gredy!” Kelsey Xu menatap aku dengan tatapan dingin sambil tersenyum samar.

Kenapa dia melihat aku seperti ini, apakah aku melakukan kesalahan?

Maureen Qin berbalik dan berbisik kepada Colleen Lin dalam bahasa Jepang. Setelah mendengarkan perkenalan Maureen Qin, Colleen Lin berkata kepada Kelsey Xu dalam bahasa China: “Halo!"

"Halo!"

Kelsey Xu pun menyapanya dengan antusias, diikuti dengan beberapa sapaan dalam bahasa Inggris.

Colleen Lin juga berbicara dengannya dalam bahasa Inggris.

Aku tidak mengerti apa yang mereka katakan, aku menghampiri untuk membawa koper Colleen Lin. "Ayo kita pergi! Ayo bicara di jalan. Mobil aku ada di tempat parkir."

Aku keluar dari lobby bandara dan menuju tempat parkir. Dalam perjalanan, Maureen Qin dan Colleen Lin berbicara dalam bahasa Jepang sambil bergandengan tangan.

Memanfaatkan celah ini, Kelsey Xu menempel di telinga aku dan berbisik, "Seharusnya dia Maureen Qin, kan?"

"Pintar! Adik aku!" Aku tersenyum.

Nada bicara Kelsey Xu tiba-tiba berubah: "Ada penerjemah cantik seperti Maureen Qin, tak heran kamu sangat senang. Sepertinya kamu tidak membutuhkan aku. Kalau begitu aku bisa pulang untuk minum sup dengan ibu kamu!"

Kelsey Xu mencibir dengan dingin. Aku tiba-tiba merasa dingin.

Pagi ini ibu aku membuat sup dan menelepon Kelsey Xu untuk memintanya datang ke rumah aku untuk makan malam hari ini. Kelsey Xu dengan bijaksana berkata bahwa dia ada sesuatu untuk dikerjakan dan akan datang lain hari. Setelah mendengarkannya, aku langsung bersyukur.

Tapi sekarang...

Dia menggunakannya untuk mengancam aku.

Tetapi, aku tidak melakukan kesalahan padanya, kenapa dia marah lagi tanpa alasan?

"Kenapa tidak membutuhkannya? Bagaimana bisa melakukannya tanpa kamu? Tolonglah!" Aku membujuknya baik-baik.

“Bagaimana dengan hadiah yang sudah dijanjikan?” Kelsey Xu tertawa kecil.

"Beli! Pasti akan belikan untuk kamu!" Aku mengangguk dengan kuat.

Kelsey Xu baru tersenyum puas: “Wah, memandang kamu adalah kakak laki-laki yang bermain sama aku sejak kecil!” Ia sengaja menekankan kalimat ini.

Sambil meletakkan koper di kompartemen belakang, Maureen Qin berdiri di samping aku dan mendesah lega dengan malas.

“Sangat kelelahan, aku kebetulan bisa tidur di dalam mobil.” Dia menatap aku dan tersenyum, “Kaget melihat aku?”

"Sangat tidak terduga ..." ucapku kosong.

Mengapa Maureen Qin datang? Bahkan tidak pernah menyapa.

Kembali ke kota pantai, hari sudah senja.

Langit penuh dengan keindahan matahari senja, dan kota ini telah diselimuti cahaya keemasan. Gedung-gedung bertingkat tinggi membentuk bayang-bayang panjang, jatuh di jalanan, meninggalkan cahaya dan bayangan akhir berwarna kuning keemasan dan abu-abu-hitam.

Jalanan dan bangunan mulai menyala dalam berbagai warna, menyambut datangnya dunia malam bersama-sama.

Kuah dalam panci mulai mendidih, dan asap putih harum melayang di antara kami. Ikan yang empuk bergerak dalam sup. Kelsey Xu dengan tidak sabar menjepit sepotong, meniup dan menggigitnya di mulutnya, membuat suara kenikmatan.

“Enak! Cobalah!” Kelsey Xu memberikan potongan pada Colleen Lin dan Maureen Qin.

Colleen Lin berkata dengan sopan: “Terima kasih!” Dia berbicara banyak bahasa Mandarin hari ini. Apakah pernah berlatih sebelumnya?

Maureen Qin duduk di seberang aku, tidak menggerakkan sumpitnya, menopang dagunya, tersenyum malas pada aku, dan berkata, "Beri tahu kamu satu rahasia kecil."

“Apa rahasianya?” Aku dengan penasaran menghentikan sumpit.

"Saat kamu dan Colleen mengobrol lewat MSN, aku juga ada di sana!"

“Kamu juga disana?” Aku tiba-tiba kaget.