My Japanese Girlfriend - Bab 14 Malam Ini Aku Jemput Kamu

Langit malam terasa hening, terdengar suara mesin mobil di atas jalan tol, cahaya lampu terang melintasi kaca mobil tiada henti. Angin malam bertiup mengenai pipi, memberikan kenyamanan tiada tara.

Hanya saja suasana hatiku tidak kunjung terasa nyaman.

“Kenapa aku harus menjemputnya? Kenapa harus menemui perempuan liar itu?” Di tengah perjalanan, aku terus bertanya pada diri sendiri.

Meski bibir berkata demikian, aku tetap saja mengemudi mobil Ayah menuju bandara dengan patuh.

Setengah jam yang lalu, aku sempat menelepon Ibu, mencari alasan untuk berbohong, hanya demi tidak menjemput Kelsey Xu. Hasilnya Ibu malah terus mendesakku, meninggalkan sebuah kalimat: “Jika malam ini kamu tidak menjemput Kelsey, kelak siap-siap saja pergi-pulang kerja dengan angkutan umum.”

“Aku jemput, aku jemput!’ Jawabku segera.

Langsung diserang pada titik lemah.

Siapa suruh mobil itu milik Ayah, bukan milikku. Huh! Beginilah jika menumpang, terpaksa menuruti berbagai nasib yang memilukan.

Aku mengemudikan mobil hingga ke bandara. Setelah memarkirkan mobil, aku pun menelepon nomor Kelsey Xu, setelah berdering beberapa saat, dia mengangkatnya.

“Hallo, siapa ya?” Terdengar suara manis Kelsey dari ujung telepon.

“Ini aku, Grady Chen.” Kataku.

“Kamu? Untuk apa kamu mencariku? Kenapa kamu memiliki nomor teleponku?” Begitu mendengar namaku, nada bicara Kelsey pun menjadi tidak sungkan lagi.

“Ibuku…..juga Ayah dan Ibumu, memintaku datang menjemputmu, mereka sedang bermain mahjong di rumahmu.”

“Aku tidak perlu dijemput olehmu, aku bisa pulang sendiri.” Kata Kelsey dengan dinginnya.

“Haduh, aku sudah sampai. Kamu sudah turun pesawat kan? Aku sedang di parkiran, bagaimana jika aku menunggumu di gerbang depan bandara?”

Jika aku tidak menebalkan kulit muka, jangan harap bisa menjemputnya pulang malam ini.

“Kamu jangan kemari! Aku pulang sendiri saja! Kelak jangan membiarkanku melihatmu lagi! Mendengar suaramu lagi!” Setelah mengucapkan kata-kata tanpa perasaaan, Kelsey pun mematikan telepon.

“Hallo, hallo?”

Aku lanjut menelepon nomor Kelsey, baru berdering dua kali, malah dimatikan olehnya.

Aku pun turun dari mobil, berjalan cepat menuju salah satu pintu keluar bandara. Untung saja Ibu sempat memberitahuku, pintu yang biasanya menjadi jalur bagi para pramugari, jika tidak, kesempatan terakhirku pun akan sirna.

Tak peduli dia senang atau tidak, yang penting aku harus berhasil menjemputnya pulang.

Jika tidak mampu menaklukkannya, aku pun akan berakhir!

Aku berjalan cepat sambil berlari kecil, lalu melihat jam. Sudah jam 8 lewat, baru saja dia bisa mengangkat telepon, menandakan sudah akan keluar. Saat berbicara dalam telepon tadi, lingkungan sekitarnya terdengar bising, seharusnya sudah dalam gedung bandara.

Aku pun tiba di pintu keluar terbesar, kebetulan sekali melihat sekelompok pramugari yang berjalan keluar, terlihat begitu mempesona di antara banyaknya penumpang pesawat. Mereka mengenakan seragam pramugari warna biru, seharusnya Kelsey ada di antara mereka. Aku mulai memperbesar mata, berusaha mencari Kelsey Xu.

Beberapa pramugari yang berjalan di barisan depan sangat tua dan jelek, namun beberapa di belakangnya malah sangat cantik.

Hanya melihat sekilas, aku berhasil menemukan Kelsey Xu, dia berjalan di barisan paling belakang, terlihat sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang seharusnya berprofesi sebagai pilot.

Pacarnya?

Tidak mungkin deh? Adakah orang yang bisa menerima semua sifat dalam dirinya? Orang itu pasti pahlawan.

Aku berjalan menghampiri, menghadangnya sambil memanggil: “Kelsey Xu!”

Dia langsung menghentikan langkah, melihatku dengan heran, terlintas kepanikan pada wajahnya. Tatapan mata menyebar ke berbagai arah, seolah tidak bersedia melihatku, juga seperti menghindar dariku.

Sedangkan pandangan mataku masih terus terpusat pada dirinya.

Kelsey Xu memberi kesan asing, juga menarik bagiku. Dia mengenakan seragam pramugari yang rapi, berdandan tipis, rambut panjang terurai di belakang kepala, dari atas hingga bawah memancarkan wibawa yang penuh menggoda, berbeda jauh dengan dia yang aku temui waktu itu.

Dalam seketika, aku tidak tahu harus berbuat apa.

Beberapa pramugari di depan berbondong-bondong memperlambat langkah, melihat aku dan Kelsey dengan penasaran.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu