Half a Heart - Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor

Syahreza sangat menunggu kepulangan dari Grizelle, ia sudah banyak menyiapkan agenda untuk Grizelle nantinya. Ia berusaha agar Grizelle tidak merasa bosan di Indonesia. Sebisa mungkin fasilitas yang ada memadai hidup menantunya itu di rumah mereka.

Jika menantunya itu tidak bahagia, maka ia akan tidak enak kepada rekanannya. Walaupun ini adalah pernikahan tanpa cinta, setidaknya harus memberikan hidup yang bahagia. Syahreza sangat paham hal-hal tentang perasaan seperti itu, jadi ia memakluminya.

Salah satu agenda yang telah disiapkan adalah membantu perusahaannya yang sedang memiliki masalah hukum terkait penggelapan dana. Penggelapan yang dilakukan oleh Direktur Operasional dan Keuangan perusahaan mereka. Kasus ini cocok untuk Grizelle yang lulusan ilmu hukum di Belanda. Grizelle pun menerima agenda itu, dan akan bekerja sama dengan Aliando.

Adrian tidak tahu bahwa Syahreza meminta Aliando dan Grizelle bersama-sama untuk membantu Adrian di kantor, terutama dalam mengungkap penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Abel, Direktur tersebut. Syahreza tahu betul siapa Abel, Abel sangat mengerti seluk-beluk perusahaan, karena sudah lama bekerja bersama Syahreza, dan Abel juga cerdas.

Aliando yang mengetahui tentang rencana ayahnya itu juga tidak memberitahu adiknya, Adrian. Semua seperti persiapan untuk memberikan kejutan kepada Adrian sebagai pejabat Direktur Utama di perusahaan tersebut. Lagi pula, jabatan itu hanyalah sementara untuk Adrian, bahkan ia awalnya tidak menginginkan jabatan tersebut.

Aliando pun menghubungi Grizelle untuk memberitahu jika besok mereka akan berangkat bersama ke kantor. Seperti yang sudah dibincangkan dengan Syahreza sebelumnya, Grizelle pun menuruti. Ia juga telah bersiap, dan sedikit antusias karena ini adalah pekerjaan pertamanya untuk menerapkan ilmu hukum.

“Besok kita pergi bersama ke kantor,” ujar Aliando.

“Baik, Kak, aku akan bersiap lebih awal,” lanjut Grizelle.

“Kita akan pergi siang saja, jadi tidak perlu terburu-buru. Apakah kamu memberitahu Adrian?” tanya Aliando.

“Tidak, Kak,” jawab Grizelle datar.

Aliando heran mengapa Grizelle tidak memberitahu Adrian tentang hal penting seperti ini. Tetapi itu tidak masalah, besok juga mereka akan datang ke kantor, di sana mereka akan memberitahu Adrian. Tidak akan terjadi masalah sepertinya jika Adrian tidak mengetahui hal ini di awal.

*

Keesokan harinya, Adrian melihat Grizelle sudah bangun duluan, dan melihat pakaian di dalam lemari. Grizelle memilih baju yang akan dikenakan untuk ke kantor nanti siang, ia sepertinya masih memiliki baju resmi. Namun, ketika dilihat, rasanya sangat tidak nyaman memakai baju resmi seperti itu.

Adrian tidak terlalu memperhatikan Grizelle karena ia tahu istrinya akan memberitahu ke mana akan pergi. Kali ini pasti juga akan begitu, tidak mungkin Grizelle pergi begitu saja tanpa pamit dengan suaminya. Lagi pula, Grizelle juga menyiapkan baju untuk Adrian, sehingga tidak menimbulkan banyak pertanyaan.

“Dari tadi kamu melihat baju untukku?” tanya Adrian.

“Ya, kenapa?” jawab Grizelle.

“Tidak apa-apa, aku kira kamu akan pergi,” ujar Adrian.

“Sepertinya nanti siang akan pergi,” lanjut Grizelle.

“Ke mana?” Adrian mulai penasaran.

Grizelle tidak memberitahukan ke mana ia akan pergi dengan jelas, ia hanya mengatakan jika akan memberitahu nanti jika memang benar-benar jadi akan pergi. Adrian pun tidak mempermasalahkannya, jika Grizelle sudah berkata seperti itu berarti belum tentu ia akan pergi hari ini. Adrian pun tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan lainnya, ia pun diam dan mengajak Grizelle keluar untuk sarapan.

Setelah sarapan, Adrian pun langsung pergi ke kantor dengan diantarkan Grizelle ke depan. Ketika Grizelle masuk kembali, Aliando pun mengatakan kepada Grizelle jika akan memanggilnya jika akan pergi. Grizelle pun hanya mengangguk, dan pergi ke kamarnya untuk bersiap.

Hari ini ia hanya ingin mengenakan pakaian santai saja, tidak ada yang memberinya peraturan juga untuk berpakaian rapi, sepertinya pakaian pantas itu saja cukup. Grizelle pun mengeluarkan celana kainnya, yang dipadupadankan dengan blouse, dan juga sneakers. Gaya ini seperti sudah sangat melekat dengan dirinya sebagai mahasiswi perguruan tinggi.

Grizelle hanya ingin menyamankan dirinya saja di tengah-tengah situasi yang membuatnya tidak nyaman. Sekali penampilannya tidak dikomplain oleh orang lain berarti itu sah-sah saja dikenakan. Grizelle tidak mau mengambil pusing hanya karena cara berpakaiannya saja, dan juga dandanannya.

*

Aliando pun memanggil Grizelle untuk pergi ke kantor bersama. Mereka pergi berdua dengan mengenakan salah satu mobil ayahnya. Grizelle pun sangat semangat akan membantu sesuai dengan bidang yang ia pelajari. Grizelle lagi-lagi lupa memberitahu Adrian akan ke kantor.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke kantor karena di jam ini tidak macet sama sekali. Ketika sampai di resepsionis, Aliando mencoba menanyakan keberadaan Adrian. Namun, resepsionis mengatakan jika Adrian sedang pergi makan siang bersama dengan Anindya.

Ketika Aliando dan Grizelle sedang berbincang dengan resepsionis, Adrian pun datang bersama dengan Anindya. Grizelle dengan wajah dinginnya melihat Adrian dengan penuh makna, walaupun tampaknya tidak memiliki arti, tetapi ia merasa tidak nyaman melihat suaminya bersama dengan wanita lain. Grizelle juga melihat Anindya dengan tatapan dingin, namun berusaha mengobservasi.

Setelah melihat Anindya dengan senyuman manis itu, Grizelle berpikir, mengapa Adrian tidak menolak saja ketika dijodohkan? Sepertinya dirinya bukanlah selera suaminya. Grizelle hanya terdiam saja ketika memandang Anindya yang cantik dan seksi, rambut panjang dicat coklat tua dengan gelombang di bawahnya. Baju blazer pendek dan rok span di atas lutut branded dengan sepatu highheels 10 cm memperlihatkan kaki yang jenjang, ia pun langsung membandingkan dengan dirinya sendiri.

Anindya pun melihat Grizelle dengan penuh kebingungan. Bagaimana tidak, Grizelle sangat berbeda dari yang ada di bayangan Anindya. Ia membayangkan Grizelle adalah wanita yang anggun dengan wajah manis, dan gaya elegan. Selain itu, barang-barang yang dikenakan juga pastinya barang-barang mahal. Namun, setelah melihat Grizelle sekarang ini, Anindya menjadi kasihan kepada Adrian.

Aliando melihat Anindya, lalu melihat Adrian, ia tersenyum penuh makna kepada adiknya itu, seperti membaca ada sesuatu. Namun, Adrian buru-buru untuk bersuara memperkenalkan Anindya kepada istri dan kakaknya. Adrian cukup gugup kali ini, ia takut ada pikiran buruk yang timbul di benak keluarganya.

“Perkenalkan, ini adalah Anindya, dia yang membantu menangani kasus Abel,” ujar Adrian.

“Salam kenal,” ujar Anindya memberikan senyuman.

Aliando hanya membalas dengan senyuman saja, namun Grizelle dengan wajah dinginnya hanya menaikan sedikit bibirnya. Grizelle tidak tahu harus bersikap apa dan bagaimana menghadapi Anindya. Ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa kepada suaminya yang keluar makan siang bersama dengan wanita lain.

Grizelle memutuskan untuk diam saja seolah-olah apa yang dilakukan Adrian adalah hal yang biasa baginya. Sikap Grizelle ini membuatnya terlihat tidak peduli dengan apa yang telah Adrian lakukan, dan membuat Adrian merasa tidak dipedulikan. Grizelle sesekali melihat suaminya dan menundukan pandangan. Grizelle sedih, namun tidak ingin diperlihatkan.

*

Saat jalan menuju ruangan, Adrian dan Anindya terlihat begitu serasi dengan dandanan mereka yang seperti seorang profesional. Grizelle yang berjalan di belakang mereka terus saja memandangi keduanya. Anindya sesekali juga terlihat mencuri pandang kepada Adrian, namun tidak dibalas oleh Adrian.

Seketika, Grizelle membandingkan dirinya kembali dengan wanita bernama Anindya itu. Ia memegangi kacamata minusnya, tubuh jangkung 172 cm dan kurus terbalut pakaian yang cukup longgar, dengan celana kain. Ia juga melihat ke arah bawah, kakinya beralas sepatu sneaker bertali. Kulitnya putih pucat dengan rambut pendek sedikit di atas bahu yang alami tanpa dibentuk, cukup membuatnya merasa tidak sebanding.

Namun, Grizelle yang dingin menonjolkan dirinya dari gaya bicara yang cerdas. Walaupun ia membandingkan dengan penampilan Anindya, tetapi ia tetap fokus untuk membantu kasus ini, dan akan profesional. Kecerdasan tidak bisa diukur hanya dengan sebuah penampilan yang dilihat dari luar saja.

Anindya yang memandang Grizelle dari penampilannya yang biasa saja pun terlihat meremehkan. Ia kali ini seperti ingin menguji wanita itu dengan menjelaskan perkara yang terjadi di kantor. Grizelle yang bersikap dingin, dan nada bicara yang datar pun menanggapi dengan bijak, dan cerdas.

“Saya langsung menyerahkan bukti kepada tim berwenang untuk diselidiki lebih jauh,” ujar Anindya.

“Bagus, jika sudah divalidasi,” jawab Grizelle datar, tidak melihat ke arah lawan bicara.

Grizelle kembali fokus saja dengan yang seharusnya ia kerjakan, tanpa memandang siapa pun. Tugasnya hanya membantu di sini, dan akan bekerja secara profesional. Namun, Anindya yang melihat respon Grizelle begitu tidak terima dan sangat kesal, tetapi ia hanya bisa diam saja dengan respon tersebut.

***

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu