Half a Heart - Bab 3 Ibu Sambung
Selama berbulan-bulan Jessica terus berusaha mendekatkan diri kepada Grizelle. Ia merasa harus melakukannya karena hubungan dengan Edward yang sudah semakin jauh. Namun, tampaknya Grizelle sama sekali tidak membuka diri untuk Jessica.
Sikap Grizelle selalu dikeluhkan oleh Jessica kepada Edward, ia tampak sangat geram setiap kali Grizelle acuh kepadanya. Edward memaklumi, anaknya memang sedikit berbeda dengan kebanyakan anak lainnya. Jessica diminta untuk bisa memahami Grizelle lebih lagi.
“Sampai kapan aku harus sabar? Belum jadi ibunya saja aku sudah tidak dipedulikan,” ujar Jessica menggerutu kepada Edward.
“Mungkin jika sudah jadi ibunya dia bisa dekat denganmu,” lanjut Edward.
Suasana ruangan kerja di kantor Edward menjadi sedikit tegang karena kekesalan Jessica. Edward yang sedang melihat berkas klien hanya merespons dengan santai. Namun, sikap Edward itu membuat Jessica semakin kesal saja.
Jessica keluar dari ruangan dengan wajah yang kesal, bahkan ia tidak pamit ketika keluar dari ruangan itu. Ia merasa sangat kesal dengan keluhannya yang tidak direspon dengan berarti oleh Edward. Namun, selangkah lagi ia akan menjadi istri dari pengacara terkenal, mungkin sabarnya harus ditambah sebentar lagi.
Semua orang di kantor sudah mengetahui hubungan yang dijalin oleh Edward dan Jessica, namun semua memilih bungkam. Hubungan mereka semakin dekat ketika kondisi kesehatan istri Edward semakin menurun. Edward yang sedih dengan kondisi istrinya membuat Jessica dengan hangat merangkul, dan menenangkan pengacara terkenal itu.
Edward tak menyangka, Jessica bisa sangat menenangkannya, sehingga rasa pun mulai tumbuh. Hubungan mereka semakin serius ketika Edward sudah resmi menjadi duda. Namun, yang menjadi masalah adalah anak satu-satunya, Grizelle yang terus menolak akan kehadiran orang baru di kehidupannya.
Jessica seperti sudah putus asa, dan akan membiarkan sikap Grizelle seperti itu. Ia hanya ingin hidup bersama Edward, dan juga memiliki anak sendiri nantinya. Jadi, tak mengapa jika sikap Grizelle yang acuh itu terus berlanjut.
Edward juga tidak memiliki solusi apa-apa untuk Jessica, jadi apa pun yang Jessica lakukan akan dibenarkan olehnya. Sedari awal memang perhatiannya tidak pernah sepenuhnya ada pada Grizelle, anaknya hanya dekat dengan Mamanya. Jadi ia pun tak memahami anaknya dengan benar.
*
Waktu berlalu begitu cepat, Grizelle terus bersikap diam, dan tidak memedulikan siapapun. Ia terus saja memfokuskan diri dengan belajar, sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan yang lainnya, termasuk Daddynya, dan juga Tante Jess. Temannya hanya buku, hal itu lah yang menjadikannya anak yang semakin cerdas.
Prestasi demi prestasi selalu ia raih, bahkan diikutsertakan dalam berbagai olimpiade, dan selalu menang. Grizelle selalu membayangkan jika Mama masih ada pasti akan sangat bangga. Sekarang, apa pun yang dikerjakan oleh Grizelle, bagaimanapun membanggakan, ia seperti tidak terlihat.
Grizelle bahkan menganggap semua prestasi yang diraihnya itu bukanlah apa-apa. Melihat suasana rumah, dan juga sikap Daddynya yang seorang pengacara hebat, dan terkenal membuatnya ingin melebihi ayahnya. Tekad gadis yang beranjak dewasa itu pun menjadi sangat kuat.
Beberapa waktu ini, Grizelle sangat rindu kepada Mama, entah mengapa. Beberapa kali Grizelle meminta untuk diantarkan ke makam Mama. Ia bisa duduk berjam-jam di sana, menceritakan banyak hal, atau sekedar berdiam diri.
“Ma, hari ini juga aku datang lagi. Jangan bosan ya aku datang hanya diam saja,” ujar Grizelle menatap ke makam Mamanya.
Gadis itu tampak tenang ketika berada di Makam mamanya, membuat supir keluarga mereka pun kadang sedih melihat Grizelle. Bagaimana tidak, ia tahu betul bagaimana kelakuan Daddynya yang saat ini memiliki wanita lain, sampai-sampai anaknya tidak dipedulikan. Kadang, Pak Supirlah bertanya bagaimana sekolah, dan juga apa yang sedang diinginkan Grizelle untuk hari itu, perhatian kecil itu hanya untuk menghiburnya.
Hari ini Grizelle tidak lama mengunjungi Mamanya, setelah berpamitan ia kembali ke mobil. Supir membukakan pintu untuk Grizelle, dengan ramah Grizelle memberikan senyuman. Ia sebenarnya anak yang manis, mukanya sangat kekanak-kanakan, hanya saja suka menyendiri.
“Mau kemana lagi, Non?” tanya pak surpir.
“Kita ke toko ice cream yang di dekat bank kemarin ya, Pak,” jawab Grizelle.
“Sedang rindu ice cream, Non? Sepertinya sudah lama Nona tidak ke sana,” ujar Pak Supir.
“Hanya sedang ingin yang manis saja, Pak.” Gizelle kembali memberikan senyuman.
Mereka pun menuju toko yang Grizelle maksud. Toko itu seperti obat kesedihan untuk Grizelle, ia selalu mampir ketika sedang tidak enak hati. Toko itu juga sepi, kadang ia berlama-lama duduk, atau membawa ke dalam mobil dan memakannya di mobil saja.
*
Hari ini pun Jessica kembali ke rumah Edward dengan mengenakan cincin yang diberikan oleh ayah dari Grizelle itu. Ia seperti ingin memberikan sebuah pengumuman penting kepada seisi rumah yang besar itu, terutama kepada Grizelle. Jessica tampak bahagia, ia sangat ingin bertemu dengan Grizelle kali ini.
Tak lama, Grizelle sampai ke rumah, ia melihat Jessica sudah duduk di sofa dengan teh di tangannya, menonton film di TV besar di ruang keluarga mereka. Ia berhenti sejenak dengan masih memegang pintu, Grizelle merasa sebaiknya ia keluar lagi saja. Namun sayang, kedatangannya sudah diketahui oleh Jessica yang tiba-tiba menoleh ke arahnya.
“Hallo Grizelle sayang. Sudah pulang?” Jessica pun berdiri dari duduknya, dan menghampiri Grizelle.
Grizelle yang terdiam pun menutup pintu, dan berjalan. Ia hanya memberikan senyum tipisnya, dan ingin cepat sampai ke kamar. Namun, Jessica menghalanginya dengan menyentuh Grizelle, dan memeluknya.
“Dari mana saja, Mommy sudah menunggu kamu,” ujar Jessica. Ia kali ini tidak lagi segan memanggil dirinya dengan sebutan Mommy.
Grizelle mengerutkan dahinya ketika Jessica menyentuh, dan memeluknya. Ia merasa sangat risih kepada Jessica seperti biasa. Kali ini, Grizelle merasa ada yang beda dari Jessica, wanita Daddynya ini tampak sangat bahagia.
Lirikan mata Grizelle terpaku kepada cincin yang dikenakan oleh Jessica. Cincin itu sepertinya baru saja dipakainya hari ini, karena sebelumnya tidak ada. Grizelle mulai curiga, namun masih bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
“Tante,” sapa Grizelle dengan memberikan senyuman.
“Anak gadis keluar sendirian. Kamu bisa minta Mommy temanin kok,” ujar Jessica.
“Iya tante. Tante, aku ke kamar dulu ya, besok ada ulangan.”
Grizelle pun pamit untuk masuk ke kamarnya dengan alasan akan ada ulangan besok. Jessica pun tak bisa berkata banyak, dan membiarkan calon anak tirinya itu berlalu. Setelah itu ia kembali duduk sofa, dan menikmati teh.
Pekerja rumah yang sudah lama bekerja untuk keluarga Edward melihat Jessica akan menjadi bencana di rumah ini, terutama untuk Grizelle. Mereka jadi kasihan kepada gadis yang sedang beranjak dewasa itu. Bagaimanapun mereka bekerja sudah cukup lama, mereka sangat mengenal Grizelle dari kecil.
*
Kecurigaan yang Grizelle berikan kepada Jessica memang benar adanya. Tak lama setelah Jessica datang ke rumah dengan cincin itu, Edward memberitahu jika akan menikah dengan Jessica. Grizelle seperti tak bisa menolak, atau membantah, hanya dapat menerima dengan hati yang tak senang.
Belum ada setahun Mama pergi, namun Grizelle sudah mendapatkan ibu sambung yang tidak ia sukai. Bukan menjadikannya bahagia, namun tekanan semakin ia rasakan, membuatnya ingin tinggal terpisah saja. Pernikahan itu hanyalah untuk Daddynya dan juga Tante Jessica, bukan untuk Grizelle.
Walaupun Daddy mengatakan Jessica akan menjadi ibu, dan teman yang baik untuk Grizelle, tetapi ia tidak mengharapkan itu. Lebih baik ia tinggal sendiri daripada harus serumah dengan orang baru seperti Jessica. Juga, ia sangat berat memanggil orang lain dengan sebutan “mama” atau “mommy” atau apa pun itu.
Pernikahan dilangsungkan cukup mewah walaupun tidak banyak tamu undangan. Grizelle melihat betapa bahagianya mereka, terutama Jessica. Wanita yang sudah menjadi ibu sambungnya itu memamerkan cincin berlian mewah, dan cantik kepada seluruh teman-temannya yang juga bekerja di kantor pengacara Daddynya.
Terlihat kebanggaan dari wajah Jessica sudah menjadi Nyonya Edward saat ini. Sedangkan Grizelle, tak sedikit pun senyum yang ia berikan di acara itu. Mungkin bisa dibilang ia datang hanya sekedar formalitas, dan hadir sebagai tamu undangan saja.
***
Novel Terkait
Love And War
JaneMata Superman
BrickIstri kontrakku
RasudinCEO Daddy
TantoThe Great Guy
Vivi HuangRahasia Istriku
MahardikaCutie Mom
AlexiaHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian