Half a Heart - Bab 6 Perjodohan
Setelah perbincangan tentang pernikahan dengan anak klien Daddynya, Grizelle diberi tahu jika mereka akan melakukan pertemuan. Dengan wajah tidak senang, namun tidak bisa menolak, Grizelle hanya mengiyakan saja. Ketika membicarakan pertemuan itu di meja makan, Teddy melihat kakaknya yang tampak kecewa, dan marah, namun hanya dapat diam.
“Kamu akan ikut dengan Mommy ke salon, dan membeli pakaian,” ujar Edward.
Grizelle yang tengah mengunyah makannya terdiam tiba-tiba. Ia menatap ke arah piring berisi makanan yang masih cukup banyak karena ia baru saja memulai makan. Grizelle sama sekali tak menyangka Daddynya akan menyuruh untuk pergi ke salon, itu adalah hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
“Mommy akan bawa kamu ke salon langganan,” ujar Jessica.
Grizelle tetap diam tanpa kata yang ia keluarkan, apa yang Daddy dan Mommynya katakan, tak direspon sama sekali. Grizelle semakin muak ketika Jessica seperti tahu segalanya tentang penampilan yang baik, dan sikap seharusnya ketika pertemuan nanti. Ia pun memutuskan untuk pergi saja dari meja makan itu.
“Aku sudah selesai.” Grizelle beranjak dari kursinya.
Edward, dan Jessica hanya diam saja sembari melihat Grizelle beranjak dari kursinya. Suasana menjadi canggung saat itu juga, namun beda dengan Teddy, ia menawarkan makanan penutup kepada kakaknya itu. Bagaimana pun mereka tetaplah kakak beradik dari satu ayah yang sama, dan tak bisa saling mengabaikan.
“Kak Zelle mau ice cream?” tanya Teddy memegang tangan kakaknya, yang berdiri tepat di sampingnya.
Grizelle hanya tersenyum, dan menggelengkan kepalanya, ia tampak tak mau menyakiti hati adiknya itu. Pandangannya kembali ke kedua orang tuanya, lalu berlalu pergi meninggalkan meja makan. Grizelle sungguh tak nyaman dengan pembahasan pertemuan itu, untuk mengalihkan suasana hatinya yang tak enak, Grizelle pun masuk ke dalam kamar untuk mendengarkan lagu.
Sembari mendengarkan lagu, Grizelle mendadak penasaran dengan pertemuan yang akan dilakukan. Ia terlalu berpikiran negatif dengan lelaki yang akan dijodohkan dengannya, pasti akan sangat membosankan. Yang ada dalam benaknya adalah lelaki dari keluarga kaya yang sombong dan terbiasa mendapatkan semua keinginannya.
*
Keesokan harinya, Grizelle dibawa oleh Mommynya pergi ke salon langganan. Mommy meminta pegawai salon untuk memotong, dan menata rambut Grizelle dengan baik karena akan ada pertemuan. Grizelle yang sama sekali tidak pernah pergi perawatan seperti ini merasa sangat canggung sekali.
“Santai saja ya,” ujar pegawai salon.
Sebagai seorang pendiam yang tidak banyak bicara, Grizelle hanya merespon orang-orang dengan ekspresi biasa saja. Ia pun mengerutkan dahinya tanda jika tidak nyaman berada di lingkungan, dan juga dengan orang-orang sekitar. Jessica yang diberi tugas oleh suaminya pun ikut perawatan sambil menunggu anak tirinya selesai.
Grizelle seperti tidak memiliki kendali atas kehidupannya sendiri dari ia kecil, sampai saat ini. Kepribadiannya juga tidak bisa memberontak, sehingga membuatnya terkurung dalam kesulitan. Seperti saat ini, ia hanya pasrah dirinya di make over, dan berubah penampilan.
Setelah cukup lama pekerja salon melakukan perubahan kepada dirinya, akhirnya semua perawatan telah selesai. Grizelle yang memang sudah cantik alami tampak semakin cantik, dan pekerja salon banyak yang memuji. Jessica menjadi bangga anak titirnya dipuji seperti itu, ia pun senang sendiri, walaupun Grizelle terlihat tidak nyaman.
Setelah lama di salon, mereka pun pindah ke toko pakaian yang juga langanan dari Jessica. Di sana Jessica memberi Grizelle kelonggaran untuk memilih seleranya sendiri. Grizelle pun berkeliling mencari baju-baju yang mungkin ia sukai.
Ketika Grizelle mengambil baju blouse, dan juga celana semi kain berwarna hitam, Jessica melihatnya, lalu langsung menghampiri. Ia melihat pakaian-pakaian yang ingin Grizelle coba, dan sudah berpikiran pakaian itulah yang akan dipilih. Sebelum itu kejadian, Jessica mengambil pakaian-pakaian itu, dan mengajak Grizelle ke tempat dress.
“Kamu pilih di bagian sini ya. Ingat, hanya di bagian sini saja,” ujar Jessica seperti memberikan instruksi tegas.
Grizelle melihat ke sekeliling, semuanya pakaian yang sangat perempuan sekali, dan manis-manis. Sedangkan ia bukanlah tipe wanita manis seperti itu, Grizelle suka penampilan yang sederhana, dan nyaman dipakai. Namun, lagi-lagi ia tak bisa menolak, atau membantah, Grizelle pun berkeliling mencari dress yang mungkin ia suka.
Jessica pun beberapa kali menghampiri Grizelle, dan memberikan referensi kepada gadis kecil suaminya. Tak lama, Grizelle pun mendapatkan dress yang ia suka, dan menjadi pilihannya. Jessica tampak aneh melihat pilihan anak tirinya yang menurutnya tidak bagus, namun ia tak bisa banyak berkomentar.
*
Keesokan harinya, pertemuan itu terjadi, Grizelle mendengar suara bising dari kamarnya yang menandakan ada tamu yang datang. Tingkat kemalasannya mulai memuncak, rasanya ia ingin keluar dari jendela, dan tidak pulang lagi. Namun itu sudah pasti tidak mungkin terjadi, ia tetap harus menemui keluarga, dan lelaki yang akan dijodohkan kepadanya.
Pertama, Edward yang menyambut keluarga Syahreza, kliennya yang telah dibantu sehingga terlepas dari masalah pajak. Kemudian, Edward meminta Jessica memanggil Grizelle keluar dari kamarnya. Jessica pun bergegas memanggil Grizelle untuk bergabung menyambut, dan bertemu dengan lelaki yang akan dijodohkan kepadanya.
Grizelle mendengar Daddynya sedang tertawa riang berbincang dengan tamunya itu. Tak lama terdengar ketokan pintu, Grizelle sudah merasa jika ketukan itu adalah untuk memanggilnya keluar. Ia pun menarik nafas panjang, melirik penampilannya sekilas pada kaca, dan keluar dari kamarnya. Tak ada cara lain untuk menghindari pertemuan ini.
“Grizelle, mari keluar dengan Mommy,” ujar Jessica.
Grizelle hanya tersenyum, dan melangkah pelan keluar dari kamarnuya tanpa sepatah kata pun. Jessica melihat ke arah Grizelle lalu menghentikan langkah gadis itu. Ia melihat keseluruhan gaya dari anak tirinya.
“Nanti senyum ya. Sedikit bersikap ramah saja kali ini,” ujar Jessica seperti memperingatkan.
“Aku tahu bagaimana cara bersikap yang baik,” jawab Grizelle, ia pun kembali berjalan meninggalkan Mommy Jess di belakangnya.
Jessica merasa ia sedang diserang oleh Grizelle secara halus kali ini. Ia tidak bermaksud mengatakan jika sikap Grizelle tidak baik, tetapi yang sudah-sudah sikapnya memang tidak bisa dimaklumi. Jessica hanya bisa diam saja setelah apa yang diucapkan oleh Grizelle.
Perlahan Grizelle menampakan dirinya dari dalam ruangan rumah, ia tampak bersinar, dan mampu membuat semua tamu terdiam. Terlihat Syahreza, dan istrinya melihat Grizelle dengan senyuman bahagia. Juga ada salah seorang lelaki dari dua lelaki yang duduk bertampingan tersenyum bahagia melihat Grizelle, sangat berbanding terbalik dengan lelaki lainnya yang menunjukan wajah tidak sedikit tidak senang walaupun tetap tersenyum.
Kelauarga Syahreza cukup terkesan melihat Grizelle untuk pertama kalinya. Gadis itu tampak sangat bersahaja walaupun tidak mengenakan riasan wajah yang tebal. Dari cara jalannya yang santun membuktikan ia gadis yang baik.
Grizelle menyambut keluarga Syahreza dengan senyuman manisnya, ia tersenyum kepada setiap orang yang hadir di ruangan itu. Termasuk kepada Aliando, salah seorang putra Syahreza yang tampak hangat, dan tulus menyambut Grizelle. Mata Grizelle pun terus tertuju kepada Aliando, dan jantungnya mulai berdebar.
Bagaimana tidak, Grizelle belum pernah mendapatkan sambutan yang hangat seperti itu dari siapa pun, dan itu lah yang membuat Grizelle terpikat kepada Aliando. Ia sama sekali tidak melirik ke arah lelaki yang duduk berdampingan dengan putra sulung Syahreza itu. Grizelle menyadari ada yang berbeda dari Aliando.
Lelaki yang duduk berdampingan dengan Aliando itu tampak lebih muda darinya. Namanya adalah Adrian yang memberikan sambutan biasa saja, dan cenderung tidak suka dengan pertemuan ini. Grizelle merasakan hal itu dari raut wajah, dan cara bicara lelaki itu kepadanya.
Setelah Grizelle keluar, Syahreza tampak masih berbincang kepada Edward, namun sesekali di potong oleh Daddy dari Grizelle itu. Tak lama, Syahreza mengenalkan istrinya yang cantik kepada Grizelle. Wanita itu tampak sangat lembut, dan keibuan, kecantikannya juga tampak tidak dibuat-buat baik mengenakan make up atau tidak. Grizelle merasa istri Syahreza lebih cantik dari Mommy Jess-nya.
“Grizelle cantik sekali,” ucap Istri Syahreza sembari menjabat tangan Grizelle.
“Terima kasih Tante,” jawab Grizelle sedikit menunduk.
Grizelle pun duduk di samping Mommynya, dan duduk berhadapan dengan Aliando setelah berkenalan dengan keluarga Syahreza. Pandangan, serta senyuman tidak bisa lepas dari lelaki itu, dan ketika mereka saling beradu pandang membuat Grizelle melayang.
Fokusnya seketika hilang, dan tak lagi mendengar apa yang Daddynya dan Syahreza bicarakan. Edward yang tak menyadari, dan sedang asyik mengobrol mencoba membawa Grizelle masuk ke dalam obrolan agar terlihat mereka adalah keluarga. Namun sayang, Grizelle tampak hanyut dalam lamunannya.
Grizelle yang tidak merespon Daddynya, membuat Jessica yang duduk di sampingnya memberikan kode kepada putri suaminya itu. Ia memegang tangan Grizelle, dan sedikit menekannya, cara itu berhasil membuat Grizelle tersadar. Namun, topik pembicaraan tidak diketahui sama sekali, Grizelle menjadi bingung harus menjawab apa.
“I … i … iya, Dad,” jawab Grizelle.
Jawaban gugup yang bisa diberikan Grizelle, ia mengiyakan walaupun tidak mengetahui apa yang dibicarakan. Sepertinya jawaban itu lebih baik dari pada ketahuan tidak mendengarkan perbincangan. Jantung Grizelle kembali berdebar kencang setelah tersadar dari lamunannya melihat Aliando.
***
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaIstri Pengkhianat
SubardiJalan Kembali Hidupku
Devan HardiUnplanned Marriage
MargeryPergilah Suamiku
DanisPenyucian Pernikahan
Glen ValoraHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian