Half a Heart - Bab 17 Dua Sisi Berbeda
Dari kekhawatiran Adrian hari ini sebenarnya ia menunjukan jika sudah memiliki rasa sayang kepada Grizelle. Namun, ia tidak bisa dengan terang-terangan untuk menunjukannya karena sikap Grizelle. Adrian merasa masih butuh waktu, dan pendekatan yang panjang agar Grizelle juga bisa meresponnya balik.
Sebenarnya bukan berarti Grizelle tidak memikirkan Adrian, tidak sama sekali. Tetapi yang dimaksudkan adalah bagaimana respon dan reaksinya ketika Adrian melakukan hal-hal yang membuat Grizelle terkesan. Adrian masih sangat berhati-hati dalam bertindak, dan menunjukan perasaan kepada Grizelle. Adrian juga pernah terluka dan belum bisa melupakan pengkhianatan mantan kekasihnya itu.
Sejauh ini, Adrian memang sudah berusaha untuk terbuka, dan mendekatkan diri kepada istrinya. Seperti ketika mereka jalan-jalan kemarin sebelum Adrian akan lembur sampai larut. Sesekali Adrian menggoda Grizelle untuk berfoto, walaupun penolakan yang ia terima.
Kadang juga Adrian bertanya kepada dirinya sendiri, bisa tidak ia menjadi suami yang baik untuk Grizelle? Saat ini Grizelle berusaha mendedikasikan dirinya untuk menjadi istri yang baik. Walaupun memang belum kewajiban sebagai seorang istri dipenuhi oleh Grizelle saat ini.
Adrian belum menyentuh Grizelle sama sekali. Ia merasa Grizelle masih belum memiliki perasaan kepadanya, baik itu sayang apalagi cinta. Adrian tidak ingin menyentuh istrinya hanya karena sebuah pemaksaan, itu hanya akan memberi kesan Adrian hanya memaksakan keegoisannya saja tanpa melihat dari sisi Grizelle.
Adrian sebenarnya diam-diam sering memperhatikan Grizelle juga, baik ketika di kamar, maupun saat Grizelle sedang menonton televisi. Grizelle terlihat manis sebenarnya ketika ia menonton dan fokus, apalagi jika sudah tersenyum. Walaupun senyuman itu karena film kartun kesayangan Grizelle. Grizelle jarang memberikan senyuman yang spontan kepada dirinya, namun setidaknya Adrian bisa melihat sisi lain dari istrinya.
Tetapi ini lah Grizelle yang sesungguhnya, jika mereka tinggal di Indonesia mungkin yang Adrian lihat adalah sandiwara dari Grizelle. Ia tak ingin seperti itu, Grizelle pasti akan merasa sangat tertekan jika harus pura-pura bahagia hidup dengannya. Lebih baik seperti ini saja, agar ia bisa memahami sifat asli Grizelle.
Walaupun memang belum ada cinta yang diberikan, namun itu tidak masalah. Adrian yakin dengan dimulai dari dirinya, Grizelle perlahan akan memiliki rasa. Semua tinggal bagaimana Adrian bersikap saat ini.
*
Adrian yang melihat Grizelle fokus saat memasak, dan tersenyum mengingat ekspresi isterinya ketika di perpustakaan tadi. Di perpustakaan, walaupun tidak ada pembicaraan ia akan tersenyum, dan memancarkan aura cantik natural. Bahkan Adrian sempat melihat ada lelaki sempat melirik ke arah Grizelle, seperti tertarik mengajak kenalan.
Grizelle juga terlihat bersemangat, dan sangat cerdas. Fokusnya juga berbeda dengan fokusnya yang kosong ketika berada di rumah. Adrian menyadari jika memang Grizelle belum bisa menerima pernikahannya.
Sikapnya yang dingin di rumah, dan raut wajah itu, seperti menandakan jika Grizelle memang ada perasaan yang ditahan. Ia yang tak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Adrian membuat suaminya menganggap semua baik-baik saja. Grizelle juga tak bisa begitu saja jujur, dan mengatakan apa yang ia rasakan.
“Apakah kamu mau pedas?” tanya Grizelle.
“Tidak, aku tidak ingin makan pedas di malam hari,” jawab Adrian.
“Baik,” ujar Grizelle.
Adrian kembali memperhatikan istrinya yang tengah memasak, ia melihat Grizelle melakukan semuanya entah karena kewajiban saja atau sekedar membayar hutuang kepada Adrian. Kewajiban sebagai seorang istri, dan membayar hutang karena Adrian telah membiayai kebutuhan sehari-harinya. Juga, Adrian membayarkan uang kuliah Grizelle saat ini, entah itu juga adalah ketulusan atau keterpaksaan.
Grizelle pun menyajikan makanan untuk Adrian, dan memanggil Adrian jika makanan sudah selesai. Adrian menghampiri Grizelle, dan melihat makan yang telah tersaji di atas piring, dan diletakan di meja. Hanya ada satu piring yang tersaji di sana, menandakan Grizelle tidak akan makan bersamanya, dan mungkin saja ia sudah kenyang karena sudah makan di kampus tadi bersama temannya.
Adrian pun tak sengaja melihat ke arah tempat cuci piring, dan melihat kotak bekal yang belum dicuci. Setelah Grizelle menyajikan makanan, ia pun mencuci peralatan memasak, dan kotak bekal tersebut. Adrian pun berpikir, apakah Grizelle membawa bekal ke kampus karena ia akan pulang malam? Jika ya, mengapa tidak membeli saja? Adrian penuh dengan pertanyaan namun tidak berani untuk bertanya.
“Aku akan istirahat. Kamu bisa meninggalkan piring di tempat cuci
piring, akan aku cuci sekalian besok,” ujar Grizelle yang berusaha tetap menjadi istri yang baik.
“Baiklah,” jawab Adrian.
Grizelle pun meninggalkan Adrian yang sedang menyantap makan malamnya. Grizelle bahkan tidak pernah lupa menyiapkan teh hijau tanpa gula untuk suaminya. Dia tahu benar kebiasaan Adrian itu. Adrian suka makan malam-malam seperti ini, dan teh hijau itu adalah penetralnya. Karena itu tubuh Adrian tetap terjaga. Di sisi Adrian, ia sebenarnya berharap ia akan ditemani oleh Grizelle. Namun, kembali lagi, ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya, dan Grizelle memang terlihat sangat lelah.
*
Adrian makan malam sendirian dengan menonton acara malam di televisi. Ia melihat jam di atas televisi, dan sudah cukup larut sekarang. Serial televisi pun semakin liar di jam segini, membuatnya harus mencari saluran lain.
Bagaimana pun, Adrian harus sadar diri jika lelaki kurang bisa menahan hasrat, jadi ia lebih baik menghindari. Tetapi ada juga pikirannya untuk melakukan hal itu bersama dengan Grizelle walau dengan paksaan, dan tanpa cinta. Bukankah selama ini Grizelle adalah istri yang baik? Pasti ia juga akan menjadi istri yang baik dalam hal ini.
Setelah berpikir seperti itu Adrian pun tersadar, ia sudah diurus dengan baik, mengapa harus memaksakan kehendak yang tidak diingini bersama? Adrian pun segera membuang jauh pikiran itu. Menahan lebih baik dari pada harus merampas kesucian isterinya dengan paksa.
Akhirnya Adrian pun menonton kartun yang selalu ditonton oleh Grizelle. Ia sangat ingat jika Grizelle selalu menonton saluran ini, dan banyak kartun yang disajikan. Sepertinya ini lebih baik, dan lebih dari cukup untuk menemani makan malamnya.
“Sudah, menonton ini saja lebih baik. Sudah semakin larut, berbahaya jika pikiran ini terbang kemana-mana,” gumam Adrian pada dirinya sendiri.
Tak lama, Adrian mendengar suara benda jatuh dari dalam kamarnya. Ia terkejut dan mengambil kesimpulan mungkin suara televisi terlalu besar sehingga mengganggu Grizelle yang sedang istirahat. Adrian pun mengecilkan suara televisi, dan lanjut menyantap makan malam buatan istrinya.
Malam sudah semakin larut, Adrian pun memutuskan akan tidur setelah selesai makan. Ia tak ingin berlama-lama di depan televisi juga karena pasti akan penasaran dengan saluran lain. Jadi tidur akan lebih menyenangkan untuknya. Lagi pula dia tidak sedang berminat melihat kembali berkas-berkas pekerjaannya tadi siang. Dua hari berturut-turut lembur membuat dia jenuh dan hanya ingin beristirahat malam ini.
*
Sementara Grizelle yang berada di dalam kamar, ia sebenarnya tidak langsung tidur. Grizelle melihat tugas-tugas, dan pembelajaran hari ini. Juga, ada buku yang ia pinjam dari perpustakaan, yang sangat penasaran ingin dibaca.
Ketika sedang membongkar tasnya, buku yang dipinjamnya dari perpustakaan terjatuh. Buku itu tebal dan berat sehingga menimbulkan suara yang cukup kencang. Suara itu sepertinya terdengar sampai luar karena suara televisi mulai memelan setelahnya. Grizelle terdiam sejenak, dan menunggu apakah Adrian akan datang ke kamar, atau tidak.
Ternyata Adrian tidak datang ke kamar, membuat Grizelle merasa lega. Ia pun memasukan kotak kaca mata ke dalam tas, meletakkan buku di dekatnya lalu kembali terdiam. Grizelle menghela nafas panjang, dan memegang dadanya, sambil bergumam, “Untung saja.”
Grizelle sangat takut jika Adrian mendengar suara jatuh ini, dan langsung memasuki kamar. Ia akan ketahuan jika berbohong karena tidak langsung tidur setelah memasak. Akhirnya, Grizelle mengambil buku tebal tentang financial yang ia pinjam, dan membaca sebelum tidur.
Tak lama setelah membaca, Grizelle merasa matanya sudah mulai berat. Ia pun akhirnya meletakan buku finance tersebut di samping kasur dan tertidur. Bahkan sebelum tidur pun Grizelle masih memikirkan pelajarannya.
*
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaHei Gadis jangan Lari
SandrakoUntouchable Love
Devil BuddyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMenantu Hebat
Alwi GoUangku Ya Milikku
Raditya DikaMy Enchanting Guy
Bryan WuHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian