Half a Heart - Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
Asyik menonton televisi, tersadar makanan pun sudah habis, Adrian meletakan piring di meja, dan kembali menonton. Ia seperti memberikan jalan untuk makanan yang baru saja disantapnya untuk tercerna dengan baik. Adrian menunggu sekitar 5 menit, dan bangkit dari duduknya untuk meletakan piring kotor.
Ketika Adrian meletakan piring kotor tersebut, ia kembali berpikir, mungkin sebaiknya piring kotonya dicuci saja. Adrian ingin sedikit meringankan beban Grizelle di pagi hari sebelum ia pergi ke kampus. Lagipula tak banyak juga yang harus dicuci, dan yang dibereskan juga hanya sedikit saja.
“Sebaiknya aku cuci saja,” gumam Adrian.
Setelah mencuci, ia pun mengambil air mineral dingin di dalam kulkas. Melegakan dahaga, juga melengkapi makan malamnya agar tercerna lebih baik lagi. Adrian pun mematikan lampu dapur karena sudah tidak aka nada lagi kegiatan.
Jam sudah menunjukan waktu yang cukup larut, Adrian memutuskan untuk tidur saja. Ia membereskan sofa, dan mematikan televisi. Hari ini setidaknya ia menjadi suami yang membantu istri untuk pertama kalinya.
“Baiklah, semuanya sudah rapi, mari kita tidur,” gumam Adrian lalu menuju kamarnya.
Dengan perlahan Adrian membuka pintu, dan melihat Grizelle sudah cukup pulas. Ia lalu menuju kamar mandi untuk menyikat gigi, dan mencuci muka sehabis makan tadi. Kebiasaan yang dilakukan Adrian sebelum tidur seperti ini, dan ia akan langsung tidur dengan membelakangi istrinya.
Setelah selesai dari kamar mandi, Adrian pun kembali menuju tempat tidur. Sebelum ia berbaring, Adrian melihat sebuah buku tentang finance yang berada di samping kasur. Bahkan sebelum tidur pun istrinya masih belajar untuk kuliahnya.
Adrian memandangi istrinya yang tampak sudah tertidur pulas. Wajah manis itu sangat berbeda ketika tidur, dan bangun sehari-hari. Jika biasanya Adrian melihat Grizelle dingin, ketika ia terlelap Grizelle bagaikan malaikan cantik tak bersayap.
Selama ini tidur satu kamar, Adrian baru menyadari malam ini karena tidak pernah memperhatikan Grizelle sama sekali ketika tidur. Pikiran Adrian pun terbang jauh seketika, ia membayangkan banyak hal. Walaupun hanya tentang senyuman tulus Grizelle, dan juga perlakuan manis semestinya istri kepada suami.
*
Adrian yang sudah jauh terbang pun duduk di samping Grizelle. Ini belum pernah terjadi sebelumnya, namun Adrian sudah terbuai akan manisnya wajah Grizelle. Ia pun mengelus pipi istrinya yang sangat halus sekali karena tak pernah tersentuh riasan tebal.
Kemudian, Adrian mengelus rambut indah Grizelle yang agak kecoklatan. Sinar lampu yang hanya berasal dari lampu tidur terasa begitu romantis. Kuning keemasan, dengan cahaya yang redup, dan hawa dingin AC yang bercampur cuaca berangin yang b masuk dari cela-cela jendela yang sangat kecil.
Apa yang Adrian tahan sedari ia menonton tayangan malam pun memuncak ketika memandangi istrinya. Jiwa egois seorang lelaki pun timbul, ia mempertanyakan dirinya sebagai seorang lelaki yang tidak pernah menuntut untuk dilayani sepenuhnya. Entah apa yang ada di pikirannya kali ini, Adrian sama sekali tak bisa menyadarkan dirinya seperti sebelum ia masuk menemui Grizelle terbaring.
Adrian tersenyum melihat istrinya yang tak pernah ia sentuh sejak pernikahan mereka. Ia sudah lama menahan dirinya, dan menghormati Grizelle untuk tetap menjaga diri. Namun, kali ini berbeda, Adrian seperti mempertanyakan kewajiban istrinya yang lain, yang tak pernah dipenuhi sama sekali. Ia ingin menyempurnakan pernikahan mereka.
“Kamu cantik,” gumam Adrian tersenyum tetap memandangi istrinya.
Grizelle sebenarnya mendengar apa yang Adrian katakan, dan dia juga sadar ketika Adrian mulai memeganginya. Tetapi, ia berusaha untuk tetap diam dan tertidur saja, mungkin ini hanya sesaat, Adrian akan pergi setelah ia mengelus rambutnya. Dugaan Grizelle salah, Adrian masih duduk di sampingnya, dan terus mengerus rambut sampai ke pipi.
Rasa takut pun mulai menghampiri, apakah ini waktunya, apakah ini saat ini? Grizelle bertanya-tanya. Ia terus memikirkan harus bangun atau tidak, batinnya bergejolak, perasaannya mulai tak karuan. Grizelle bahkan menahan dirinya untuk mengubah posisi tidurnya, ia tak mau Adrian mengetahui jika dirinya masih sadar.
Tetapi pertahanan Grizelle akhirnya pun runtuh. Ia yang selalu tidur sangat tipis karena harus menjaga keamanan dirinya seumur hidup terbangun. Grizelle begitu terkejut melihat Adrian begitu dekat dengannya.
“Ka … kamu sedang apa?” tanya Grizelle.
Adrian hanya tersenyum melihat Grizelle dengan wajah yang berbeda kali ini. Grizelle tak bisa menunjukan wajah dinginnya lagi karena rasa takutnya. Ia pun memasang wajah yang cukup khawatir, namun terlihat biasa saja.
Dengan hawa yang cukup dingin, Adrian pun kembali memegangi tubuh Grizelle, dan kali ini ia memegangi lengan istrinya. Grizelle sama sekali tidak bisa bergerak karena sudah ketakutan, ia merasa ingin lari saja dari ruangan itu. Grizelle ingin menghindari Adrian, dan pergi dari rumah mereka, namun itu tidak mungkin terjadi, sekarang ia adalah istri Adrian.
*
Pikiran Adrian mulai liar, ia meyakini memang sudah waktunya Grizelle melengkapi kewajibannya sebagai istri. Sudah lama menahan diri, Adrian juga tak mau memaksa, ia menyentuh Grizelle dengan begitu lembut sekali. Grizelle terlihat takut, namun ia hanya diam saja memasrahkan dirinya.
Sudah sekian lama, dan ia tahu jika saat ini akan tiba. Adrian sudah cukup lama juga menahan dirinya sebagai seorang lelaki, dan itu tidak mudah. Sekarang yang berada di hadapannya adalah suaminya, dan bagaimana pun Grizelle memenuhi kewajiban di rumah, jika kewajiban ini belum ia penuhi, maka tidak akan sempurna.
Adrian yang sedang memuncak perasaannya kepada Grizelle pun tidak terpikirkan apa-apa. Rasa egoisnya memang sudah memuncak, dan sangat tinggi. Kali ini ia sama sekali tidak membiarkan Grizelle menahannya lagi.
“Sayang,” bisik Adrian.
“Y …ya,” jawab Grizelle bergetar.
Adrian memaklumi sikap Grizelle yang tampak takut karena ini adalah hal baru untuknya. Wanita polos ini sama sekali belum pernah terjamah, Adrian pun sangat berterima kasih karena Grizelle menghargai tubuhnya dengan menjaga dengan baik. Ia menjaga kehormatan tetap terjaga walaupun sempat tinggal jauh dengan keluarganya.
Grizelle pun diam tak tahu harus berbuat apa. Mau tak mau ia harus menuruti apa yang diinginkan Adrian sebagai seorang lelaki. Grizelle merasa jika ini seperti mimpi untuknya, dan ia tak pernah memimpikan hal ini.
Adrian kembali berbisik, “Terima kasih.”
Grizelle yang sudah mengeluarkan air di ujung netranya hanya bisa tersenyum memandangi Adrian. Lelaki tampan itu menyentuhnya dengan begitu lembut tanpa paksaan, walaupun sudah begitu lama menahan diri. Jika yang dihadapannya bukan Adrian, dan memiliki sifat sangat buruk, entah apa yang akan terjadi jika Grizelle tidak menuruti keinginannya sejak lama.
Walaupun tidak ada cinta di antara mereka, semua itu akan timbul dengan seiring berjalannya waktu. Terlebih lagi dengan adanya malam ini, membuat Adrian semakin menaruh rasa kepada Grizelle, dan ingin lebih dari ini. Adrian merasa dia sudah menyayangi Grizelle sepenuh hati, dan tak ingin melepaskannya.
*
Malam dingin dengan caya redup menyinari ruangan, mereka benar-benar hanyut, terutama Adrian. Ia membayangkan jika cinta sudah tumbuh di antara mereka mungkin suasana akan berbeda. Jika cinta hadir semua akan tampak hangat, romantis, dan indah, seperti yang selalu Adrian bayangkan tentang pernikahan indah dengan cinta.
Tetapi malam ini Adrian harus cukup puas dengan situasi dingin tanpa sumber kehangatan dari manapun. Ia memandangi Grizelle yang kembali terlelap membelakanginya, dan bertanya pada dirinya sendiri, apakah wanita di sampingnya ini akan mencintainya? Adrian tampak mulai khawatir jika Grizelle tidak bisa menerima semua ini.
Adrian pun mendekati Grizelle, dan memeluknya dari belakang. Ia mencoba untuk memberikan kasih sayang yang dirasakannya untuk istrinya agar hal yang baru mereka lakukan menjadi kenangan indah. Namun, Grizelle tampak tak bisa menerimanya sekarang, bahkan ketika sudah memberikan segalanya.
Adrian akhirnya meregangkan pelukannya dari tubuh Grizelle, dan tahu malam ini bukanlah waktu yang tepat untuk dapat membuat Grizelle menumbuhkan rasanya. Grizelle sendiri mungkin sedang merasa sakit saat ini, Adrian tidak berani bertanya. Sebenarnya Adrian hanya ingin memberikan ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada Grizelle
Seperti kebanyakan pasangan lainnya, Adrian juga mengimpikan untuk bercanda bersama, tertawa bersama, dan berdiskusi bersama. Tidak seperti saat ini dengan hubungan yang dingin tanpa ada pembicaraan berarti setiap harinya. Adrian akan mencoba, ia meniatkan dirinya malam ini.
***
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoHarmless Lie
BaigePengantin Baruku
FebiDewa Perang Greget
Budi MaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMore Than Words
HannyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian