Half a Heart - Bab 10 Gaun Pernikahan
Grizelle keluar dari kamarnya dengan mata yang sembab, wajahnya tampak sangat sedih. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Edward dan Jessica, mereka hanya bisa menghela nafas panjang. Teddy juga melihat kakaknya sangat sedih, walaupun jarang melihat kakaknya ketika di rumah, namun ia tak pernah melihat Grizelle menangis.
“Kak Zelle, are you okay?” tanya Teddy yang selalu duduk di samping Grizelle ketika makan di meja makan.
Grizelle memberi jawaban dengan senyuman kepada adiknya, ia sangat berterima kasih karena Teddy mengkhawatirkannya. Edward kembali bersuara, ia mencoba membahas tentang pernikahan kepada putrinya. Sekali lagi, kali ini Grizelle pun tidak memberikan respons berarti dari pembahasan ini.
Edward meminta Grizelle untuk pergi dengan mommynya mencari gaun pernikahan. Ada beberapa referensi yang bagus dari Mommy Jess. Untuk menebus rasa bersalah Edward kepada putrinya, ia ingin membiarkan Grizelle memilih gaya dari gaun pernikahannya.
Mommy Jess kembali bertindak sebagai seorang ibu untuk Grizelle, ia senang masih bisa dilibatkan dalam acara Grizelle ini. Ia paham jika Grizelle tidak menyukai pernikahan ini, dan gaun adalah pakaian yang tidak familiar ia gunakan. Jessica ingin berusaha menjadi orang yang Grizelle percaya untuk dimintai masukan.
“Kamu mau pergi hari ini untuk melihat gaun?” tanya Jessica.
“Aku ikut saja. Teddy juga bisa ikut,” jawab Grizelle.
Jessica senang Grizelle ingin melibatkan adiknya tirinya, Teddy juga senang bisa melihat Kakak Zelle-nya mengenakan gaun indah. Ia ingin terlibat, dan memilih gaun untuk kakaknya itu. Bocah 10 tahun itu, akan membantu kakak Zelle memilih gaun.
“Tentu saja. Teddy juga bisa bantu kakak untuk memilih baju yang bagus,” ujar Jessica.
“Daddy tidak bisa ikut karena ada sidang. Teddy bisa menggantikan Daddy,” ujar Edward.
Edward lega Grizelle bersedia dibantu oleh ibu sambungnya, dan juga adiknya. Semoga saja dengan seperti ini ia bisa sedikit bahagia karena banyak yang memperhatikannya. Edward mempercayakan Grizelle kepada istrinya saja, dan pasti pilihan Jessica adalah yang terbaik.
Mereka pun merencanakan untuk pergi siang ini ke salah satu butik yang menjual gaun pernikahan yang Jessica ketahui. Ada juga butik milik temannya, mungkin mereka akan pergi ke beberapa tempat untuk mencari gaun yang pas. Tetapi Grizelle tidak tampak bahagia, ataupun kecewa, ia memang susah ditebak dengan wajahnya yang dingin, dan sifatnya yang pendiam itu.
*
Siang harinya, Grizelle, Jessica, dan Teddy yang diantarkan oleh supir keluarga menuju ke butik yang dimaksud Jessica saat sarapan tadi. Grizelle tidak bersemangat dengan perburuan gaun ini, namun ia juga penasaran dengan bentuk gaun-gaun pernikahan. Ia hanya pernah mendengar dari teman-temannya dulu tentang gaun pernikahan impian, tetapi ketika Grizelle ditanya gaun impiannya, ia sama sekali tidak memiliki ide.
Jessica yang sempat tak sengaja melihat Grizelle mencari gaun pernikahan merasa bahagia, setidaknya ada sedikit antusias dari putri suaminya itu. Grizelle juga sempat terlihat mengambil beberapa foto dari internet yang mungkin akan dijadikan referensinya. Jessica berharap Grizelle mau berbagi, dan berdiskusi sebelum sampai di butik.
Jessica memahami bagaimana Grizelle karena sudah bertahun-tahun tinggal bersama, dan bisa dibilang Grizelle tumbuh bersamanya, jadi ia mencoba untuk membuka suara duluan. Jessica memulai untuk berbagi foto dari internet, ia menunjukan kepada Grizelle, dan meminta pendapat tentang gaun itu. Semoga saja, Grizelle merespon niat baik Mommy Jess-nya.
“Menurut kamu bagaimana?” tanya Jessica menyodorkan foto gaun pernikahan dengan lengan panjang, dan seperti gaun putri.
“Aku tidak juga gaun yang terlalu mengembang,” jawab Grizelle.
“Baiklah, mungkin ada gaun yang kamu sukai sebelumnya?” ujar Jessica.
Grizelle mengambil Hp-nya, dan memberikan kepada Jessica, tanpa memberikan sepatah kata pun. Teddy yang melihat Grizelle memberikan Hp-nya kepada Mommy berusaha untuk mengintip. Ternyata Teddy menyukai selera dari kakaknya, ia pun berkomentar tentang gaun yang disukai kakaknya.
“Itu bagus sekali, kakak pasti cantik memakainya,” ujar Teddy.
“Iya, yang seperti ini juga bagus. Nanti kita lihat apakah ada yang sama seperti ini, atau kurang lebih mirip,” ujar Jessica.
Grizelle menunduk, dan tersenyum, ia merasa senang ketika Teddy merespon baik tentang gaun yang ia sukai. Juga, ia senang Mommy-nya tidak men-judge pilihannya seperti waktu mencari baju untuk pertemuan kemarin. Grizelle seperti sadar diri, dan harus lebih baik lagi nanti, namun tetap saja ia masih belum tahu bagaimana bersikap yang seharusnya kepada Mommy, dan adiknya.
*
Sesampainya di butik, Grizelle melihat sekelilingnya banyak sekali gaun bagus, dan rata-rata warnanya adalah putih. Antusiasnya mulai naik, namun tidak ia perlihatkan, mungkin ini perasaan teman-temannya dulu ketika membicarakan gaun pernikahan impian. Ia belum berani melihat lebih detail, mengikuti Mommy Jess sepertinya adalah hal yang lebih baik.
Jessica menghampiri penjaga toko yang berada di meja kasir, ia pun meminta salah seorang konsultan untuk menemani mereka. Penjaga toko meminta Jessica untuk menunggu, dan duduk terlebih dahulu. Tak lama konsultan pun datang menghampiri mereka, dan menanyakan gaun seperti apa yang sedang dicari.
“Grizelle, boleh lihat foto yang tadi kamu kasih Mommy?” tanya Jessica.
Grizelle menghampiri Jessica, dan memberikan Hp-nya untuk diperlihatkan kepada pelayan toko. Ia tak banyak bicara, dan seperti menyerahkan segala sesuatu kepada Mommy Jess. Grizelle pun kembali duduk menemani adiknya, Teddy.
Konsultan membawa mereka ke salah satu ruangan yang juga banyak gaun pernikahan di sana. Grizelle diminta untuk masuk ke ruang ganti, sedangkan Jessica, dan Teddy menunggu di sofa. Grizelle pun mulai dipakaikan gaun yang kurang-lebih sama seperti yang di foto.
Konsultan bernama Vina itu membantu Grizelle memakaikan gaun, dan bertanya beberapa hal. Grizelle pun menjawab dengan apa adanya saja, dan kebanyakan diam. Gadis muda itu benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap kepada orang baru.
“Pernah coba gaun sebelumnya?” tanya Vina.
“Belum,” jawab Grizelle.
“Apakah ada gaya lain yang diinginkan dari gaun pernikahannya?”
“Sejujurnya saya tidak memiliki ide sama sekali,” ujar Grizelle.
Konsultan Vina memaklumi karena Grizelle terlihat sangat muda untuk menjalani sebuah pernikahan. Juga, terlihat ibunya mengambil alih dalam pencarian gaun pernikahan, walaupun tidak sepenuhnya begitu. Grizelle pun keluar dengan ditemani Vina, dan ia berjalan dengan sangat anggun.
Jessica tak menyangka jika Grizelle akan secantik itu mengenakan gaun yang ia pilih sendiri. Teddy juga sangat bersemangat melihat Kakak Zelle mengenakan gaun, ia bahkan tak henti memuji kakaknya. Grizelle juga terlihat bahagia, dan sangat menyukai gaun yang ia kenakan sekarang ini. Gaun itu sebenarnya cukup sederhana dan tertutup. Warnanya putih keabu-abuan. Namun, tubuh Grizelle yang tinggi dan tidak berisi atau kurus, menjadi lebih berbentuk.
Namun, ada satu hal yang membuat Grizelle sedih, mamanya tak bisa melihat Grizelle mengenakan gaun pernikahan, padahal itu adalah hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh ibu-ibu di mana pun. Ia pun terus memikirkan Mamanya, dan mencoba untuk menyampaikan kerinduan, juga menyampaikan Mamanya jika gaun yang ia kenakan adalah gaun impiannya, dan sangat indah.
*
Setelah mendapatkan baju pernikahan yang pas, Jessica pun mengajak untuk pergi mencari barang-barang lainnya untuk kebutuhan pernikahan. Grizelle pun tidak membantah, walaupun tidak ikhlas, ia tetap mengikuti Jessica kemana saja. Setidaknya ia tak perlu pusing-pusing dengan pernikahan ini karena bukan ia yang menginginkannya.
Setelah melihat gaun pernikahan tadi, Teddy terus membicarakannya di mobil. Ia tak henti-hentinya memuji kakaknya karena sangat cantik ketika mengenakan gaun itu. Teddy juga tidak sabar untuk melihat kakaknya berdandan, dan memegang bunga seperti pengantin yang ia lihat di televisi.
“Kak Zelle sangat cantik tadi, pasti jika sudah memegang bunga akan semakin cantik,” ujar Teddy.
“Biasa saja,” ujar Grizelle sedikit tersenyum malu karena ucapan adiknya itu.
“Daddy pasti sangat senang melihat putrinya sudah tumbuh dengan baik, dan cantik. Mommy juga sangat senang melihat kamu, sayang,” lanjut Jessica memegang tangan Grizelle.
Grizelle tersenyum, dan melihat ke arah luar mobil yang berjalan. Mendengar ucapan Grizelle ia pun teringat kembali kepada Mamanya, pasti Mama juga sangat senang melihat dia tumbuh dan akan segera menikah. Andai saja Mama bisa hadir, pasti akan lebih menyenangkan lagi bisa melihat Mama tersenyum bahagia.
***
Novel Terkait
That Night
Star AngelCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesDark Love
Angel VeronicaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraBeautiful Lady
ElsaHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian