Half a Heart - Bab 11 Pernikahan
Semua telah dipersiapkan dengan matang, dan barang-barang yang sudah dipersiapkan, seperti gaun, sepatu, dan lainnya telah siap dikenakan. Edward melihat anaknya didandani dengan sangat cantik sebelum mengenakan baju. Ia jadi mengingat Mama Grizelle yang telah tiada ketika menikah dulu, wajah mereka tidak jauh berbeda.
Edward tak menyangka jika Grizelle bersedia menikah, dan akan tak sering lagi ia lihat. Walaupun memang Grizelle jarang terlihat jika di rumah, namun setidaknya mereka bertemu ketika sarapan, atau makan malam. Ia juga baru menyadari Grizelle tumbuh begitu cepat, dan jarang ia perhatikan.
Jessica yang melihat suaminya memperhatikan anak perempuannya pun menghampiri. Ia paham bagaimana perasaan Edward yang melihat anaknya akan menikah. Jessica pun mengelus punggung suaminya dengan lembut.
“Dia akan bahagia setelah ini,” ujar Jessica.
“Ya, semoga saja,” jawab Edward.
“Keluar saja dulu, aku yang akan menemani Grizelle,” lanjut Jessica.
Edward pun keluar, dan menemani anak lelakinya menunggu istri dan juga putrinya selesai dandan, dan akan foto keluarga bersama sebelum Grizelle ke acara. Edward juga merasa terbantu dengan kehadiran Jessica dapat membantu Grizelle menggantikan peran Ibu yang mungkin tak bisa Edward lakukan. Ia berterima kasih kepada istrinya itu karena sudah menjadi ibu yang baik.
Acara pernikahan Grizelle dan Adrian dirancang sangat mewah, dan besar-besaran. Dari awal dirancang, memang sudah terlihat bagaimana megahnya acara ini. Bagaimana tidak, Ayah Adrian yang seorang pengusaha property terkemuka pastilah banyak memiliki relasi yang akan diundang dari berbagai kalangan. Begitu juga dengan Edward yang seorang pengacara terkenal, pasti juga memiliki undangan yang tidak kalah banyak dari calon besannya itu.
Terlebih lagi Jessica, dan istri dari Syahreza juga memiliki perkumpulan arisan ibu-ibu elit, pastinya juga harus diundang. Dengan undangan yang sebanyak itu rasanya memang harus menggelar acara yang besar-besaran, dan juga mewah. Syahreza juga tidak mau acara Adrian tidak seperti acara Aliando sebelumnya yang juga besar-besaran, dan mewah.
Semua yang sudah dipersiapkan ini adalah tentang kedua orang tua mempelai, bahkan kedua mempelai pun seperti tidak antusias sama sekali. Mereka menikah karena keharusan dari sebuah perjanjian. Mungkin saja jika pernikahan ini ada sedikit unsur suka sama suka pada pandangan pertama mungkin akan ada antusias walaupun sedikit.
*
Sebenarnya dalam masa mempersiapkan pernikahan ini ada sedikit kekhawatiran dari Syahreza yang masih mempermasalahkan tentang keyakinan. Seperti yang sudah diketahui jika kedua keluarga ini memiliki keyakinan yang berbeda, dan pada pembicaraan awal hanya Edward yang berkata Grizelle akan pindah, namun belum mendengar langsung dari Grizelle. Syahreza pun kembali meminta diadakannya pertemuan untuk membahas ini, dan meminta agar Grizelle juga ikut.
Akhirnya mereka pun kembali merencanakan pertemuan. Bukan hanya untuk membahas tentang kesediaan Grizelle pindah keyakinan saja, namuan juga membahas tentang segala sesuatu tentang pernikahan. Keluarga Syahreza kembali mendatangi kediaman Edward, kali ini Adrian tampak sedikit berdamai dengan keadaan.
Sesampainya di rumah Edward, keluarga Syahreza disambut dengan sangat baik. Kali ini Grizelle juga sudah menenangkan hatinya, dan sama seperti Adrian ia mencoba berdamai dengan keadaan. Pada pertemuan kali ini juga Grizelle ikut dengan Daddy, dan mommy menyambut keluarga Syahreza.
“Selamat malam Om dan Tante,” sapa Grizelle sambil menyalami Syahreza dan istri.
“Grizelle,” sahut Syahreza yang memberi senyuman hangat kepada calon menantunya itu.
“Ayo silahkan masuk,” ajak Edward.
Keluarga Syahreza pun dibawa ke ruang tamu, dan disuguhi beberapa cemilan, dan juga minuman. Pembicaraan santai sebagai pembuka pun dimulai, Edward tidak ingin membahas yang berat dulu. Persiapan pernikahan pun ditanyakan, apakah sudah semua, atau apakah ada yang bisa keluarga Edward bantu? Syahreza pun menjawab semua pertanyaan itu.
Setelah membahas persiapan pernikahan, Syahreza mulai buka suara tentang keyakinan yang sudah ia khawatirkan sejak lama. Ia bertanya kepada Grizelle langsung apakah bersedia untuk pindah keyakinan mengikuti keluarganya? Syahreza hanya ingin semuanya jelas. Pada pembahasan ini sepertinya tidak ada yang berani membuka suara.
Syahreza juga mengemukakan jika pernikahan akan dilakukan mengikuti keyakinan yang dari Adrian, yaitu Islam. Sehingga, Syahreza tak ingin ketika sudah mendekati hari H Grizelle akan bingung, dan keberatan. Untuk itulah pertemuan ini diadakan kembali, agar tidak ada kesalah pahaman dikemudian hari.
Tak berapa lama, Grizelle menyatakan kesediaannya itu. Grizelle bukanlah orang yang percaya dengan keyakinan walaupun ia menganut salah satunya sejak kecil. Jadi, berpindah keyakinan dari yang ia sandang sekarang itu tidak jadi masalah baginya.
*
Dari pembicaraan sebelumnya itu lah akhirnya hari ini terjadi. Semua terjadi tanpa paksaan, dan Edward juga menerima keputusan Grizelle seperti sebelumnya. Jessica juga hanya mengikuti saja jika semua sudah setuju dengan keputusan Grizelle.
Di hari pernikahan ini, Edward akan melepas anaknya, dan setelah sekian lama juga, akhirnya ia memiliki foto bersama putrinya. Ucapan selamat kepada Grizelle diberikan oleh Edward, ia juga berterima kasih karena putrinya sudah menerima keputusan dengan baik. Suasana haru pun terjadi, sampai-sampai Jessica tak dapat menahan air mata harunya.
“Setelah hari ini kamu akan tinggal bersama suamimu. Berbahagialah Grizelle sayang,” ujar Edward.
Grizelle menatap lurus, ia tak tahu harus berekspresi seperti apa kepada Daddy. Jadi ia hanya berterima kasih karena sudah membiayainya, dan membesarkannya. Tak ada perasaan yang spesial dari Grizelle, mungkin karena sudah terlalu lama diabaikan.
Sesi foto bersama keluarga pun dilakukan, Grizelle diminta oleh untuk banyak senyum dan bergaya. Ia benar-benar tampak canggung karena belum pernah berfoto seperti ini sebelumnya, bahkan memfoto dirinya sendiri melalui kamera Hp pun jarang. Akhirnya Jessica yang membantu untuk mengarahkan Grizelle.
Setelah sesi foto sendiri, dan foto keluarga, Teddy juga ingin foto berdua dengan Kakak Zelle-nya. Ia meminta dengan Daddy agar diizinkan, dan meminta tolong untuk mengatakan kepada photographer. Teddy pun mengajak Kakak Zelle untuk berfoto bersama, dan dengan senang hati Grizelle menerima ajakan itu. Usia mereka berselisih hampir 14 tahun, tetapi kedekatan mereka menembus jarak usia tersebut.
“Aku akan kesepian lagi di rumah,” ujar Teddy.
“Aku di rumah juga jarang bertemu,” jawab Grizelle.
“Setidaknya aku tahu jika ada manusia lain selain aku di rumah,” lanjut Teddy.
“Bibi di rumah memangnya bukan manusia?” Grizelle tertawa merespon ucapan adiknya itu.
Teddy yang tersadar dengan ucapannya sendiri pun tertawa, dan menggaruk kepalanya karena malu. Yang dimaksudkan adalah setidaknya Teddy tahu jika ada keluarga lainnya yang tinggal bersamanya ketika Daddy, dan Mommy pergi. Sekarang ketika Grizelle menikah, dan akan tinggal bersama suami, maka suasana rumah akan seperti beberapa tahun lalu ketika Grizelle belajar di luar negeri, dan itu tidak menyenangkan.
Grizelle pun memberikan pesan kepada adiknya agar tumbuh menjadi lelaki yang penyayang, dan tetap selalu perhatian. Ia berjanji akan pulang, dan bertemu dengan Teddy lagi, juga berjanji akan sesering mungkin menghubunginya. Bagaimana pun Teddy tetap adik kecilnya yang lucu, dan menyenangkan.
*
Grizelle dan keluarga sampai di tempat acara yang sudah didatangi beberapa tamu undangan. Grizelle didudukan di samping Adrian, dihadapan penghulu. Adrian pun mengucapkan janji suci, dan resmi menjadikan Grizelle sebagai istrinya.
Jessica, dan Istri Syahreza tampak sangat haru, mereka sampai meneteskan air mata. Istri Syahreza tak menyangka, putra kecilnya sudah dewasa, dan menjadi seorang suami. Ia juga mendapatkan istri yang cantik, dan penurut.
Syahreza yang melihat istrinya menangis, mencoba untuk menenangkan dengan mengelus pundak istrinya. Aliando juga tampak sangat antusias melihat adik kecilnya sudah tumbuh dewasa, dan juga senang adiknya tidak melakukan hal konyol untuk menolak pernikahan ini. Aliando berharap adiknya bisa menjadi suami yang baik, dan cinta itu akan datang seiring berjalannya waktu mereka bersama.
Setelah acara akad, mereka pun ke ruang ganti baju untuk mengganti baju resepsi. Edward menghampiri putrinya untuk kembali mengucapkan beberapa kata. Jessica juga ingin melihat Grizelle yang baru saja sah menjadi istri pemuda tampan.
Di ruang ganti itu, Edward bertanya kepada Grizelle, apa yang putrinya inginkan sebagai kado pernikahan. Edward sudah berpikir, mungkin Grizelle akan meminta sebuah barang yang sudah lama ia inginkan, atau lainnya. Namun, permintaan Grizelle sangat mengejutkan untuk Edward, dan Jessica.
“Kado yang kuinginkan adalah daddy membiayai uang muka untuk aku menjalani S2 di Australia,” ujar Grizelle.
“Kamu yakin? Tidak ingin kalung, atau mungkin cincin, atau jalan-jalan?” Edward mengerutkan dahinya.
“Itu saja, Dad,” jawab Grizelle.
Edward pun menyanggupi, dan akan menuruti keinginan anaknya yang ingin melanjutkan S2. Grizelle akan belajar mengenai financial di sana untuk menambah wawasan, dan juga skill. Hal ini juga didukung oleh Adrian yang memiliki bisnis di sana, dan mereka akan tinggal di Australia setelah menikah.
***
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeUnplanned Marriage
MargeryCinta Di Balik Awan
KellyBack To You
CC LennyTakdir Raja Perang
Brama aditioAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Great Guy
Vivi HuangHalf a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian