Half a Heart - Bab 14 Rumah Tangga
Waktu terus berjalan, kehidupan bersama tanpa cinta terasa berat bagi Grizelle namun ia berusaha terbiasa. Dihitung dari sejak mereka sudah menikah, sudah hampir 1 bulan lamanya rumah tangga mereka terjalin. Grizelle berusaha untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri yang seharusnya.
Tak banyak pula hal-hal yang mereka lakukan bersama, Adrian juga tampak seperti menghindari berada di rumah dengan Grizelle. Bisnis yang sedang berjalan memang membuat Adrian sangat sibuk, belum lagi usaha lain yang baru dirintis, karena itu ia selalu pulang malam. Grizelle tak banyak ingin tahu juga apa yang dikerjakan Adrian karena ia memiliki kesibukan sendiri, yaitu kuliahnya.
Mereka memang jarang sekali bertemu karena sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing. Adrian fokus dengan bisnisnya karena ingin membuktikan kepada ayahnya ia bisa mengurus dengan baik, dan menjadikan bisnis ini sukses. Sedangkan Grizelle yang memiliki minat yang sama antara financial dan hukum belajar giat seperti di Belanda dulu.
Adrian dan Grizelle akan bertemu ketika malam hari, kadang Adrian pulang dengan keadaan Grizelle sedang melipati cucian kering sembari menonton televisi. Lelaki itu masih kaget kadang-kadang melihat ada seorang perempuan di rumahnya yang mengurusi rumah ini. Maklum saja, ia dengan pacarnya, atau ketika kuliah dulu tidak seperti ini Meski banyak mahasiswa yang hidup bersama ketika kuliah di luar negeri, namun Adrian tetap pad prinsip no sex before married.
Seperti hari ini, Adrian pulang sudah hampir lewat jam makan malam, ketika membuka pintu, ia melihat Grizelle sedang menonton televisi sembari melipati pakaian. Mereka saling bertatapan, Grizelle pun menanyai apakah Adrian sudah makan. Namun, lelaki itu menjawab dengan malu-malu seperti meminta diperhatikan.
“Baru pulang?” tanya Grizelle.
“Iya, sedang banyak pekerjaan,” jawab Adrian.
“Apakah sudah makan malam?”
“Su … be … sudah,” jawaban ragu-ragu keluar dari Adrian.
Grizelle yang dingin tidak menghiraukan Adrian lagi ketika ia mengatakan sudah makan yang sebenarnya belum. Grizelle memang lebih menyukai jika orang yang diajak bicara, dan ditanyainya to the point saja. Ia bahkan tak memahami kode dari rasa ingin diperhatikan seseorang.
Adrian yang melihat Grizelle tidak peka pun hanya menghela nafas panjang. Ia tak ingin merepotkan Grizelle, dan lebih baik menahan lapar hingga Grizelle tidur. Mungkin Adrian akan memasak mie instan atau roti bakar saja nantinya.
*
Setelah mandi, Adrian berharap jika Grizelle akan segera tidur karena ia sudah tak tahan lagi. Namun, Adrian masih melihat istrinya membersihkan seluruh rumah di malam seperti ini. Tak lama Grizelle pun memasuki kamar, dan setelah ditunggu lama ia tidak keluar.
“Akhirnya ke kamar juga,” gumam Adrian.
Adrian pun bergegas ke dapur, dan mengambil panci, ia juga mengeluarkan mie instan, dan telur. Jika dia bilang belum makan, mungkin Grizelle akan memasakannya makanan yang lebih enak dari pada mie instan ini. Semua sudah terjadi, Adrian harus puas dengan mie instan ini saja sebagai makan malamnya.
Mendengar ribut-ribut di area dapur, Grizelle yang masih menyusun pakaian di kamar curiga, dan keluar untuk memastikan. Ia melihat lampu dapur masih menyala padahal sudah dimatikan sebelum ia masuk ke kamar. Grizelle pun melihat bayangan lelaki sedang berdiri di dekat kompor.
“Kamu ngapain?” tanya Grizelle pada Adrian.
“Ma … masak mie,” jawab Adrian tersenyum.
“Bukankah kamu sudah makan?” ujar Grizelle.
“Sebenarnya belum.” Adrian menggaruk kepalanya karena grogi, dan menyembunyikan rasa malunya.
“Tunggu saja di ruang santai, aku akan membuatkan makanan,” jawab Grizelle.
Adrian pun menunduk, dan meninggalkan Grizelle di dapur, seharusnya Grizelle sudah tertidur malam itu, namuan ia harus melayani suaminya terlebih dahulu. Setelah membuatkan Adrian makan, Grizelle kembali ke kamar tanpa berkata apa-apa kepada Adrian. Ia hanya merasa tugasnya sudah selesai, dan bisa istirahat.
Pertemuan singkat hari ini sama seperti pertemuan biasanya, mereka hanya bertegur sapa seperlunya saja. Besok pagi keduanya akan berangkat ke masing-masing tempat tujuan, dan akan bertemu lagi di malam hari. Rumah hanya sebagai tempat mereka tidur, dan juga menaruh barang-barang, kadang juga makan di sana, tetapi tidak sering.
Adrian mengintip ke dalam kamar, dan ternyata Grizelle sudah tertidur pulas. Istrinya memang sering tidur duluan karena akan bangun pagi lebih dulu untuk menyiapkan sarapan, dan pergi ke kampus. Sedangkan Adrian akan pergi agak siang jika tidak ada hal penting akan diurus, atau ada jadwal pertemuan.
*
Grizelle kembali bangun pagi sebelum Adrian, ia menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, namun bagian Adrian akan di simpan di dalam kulkas terlebih dahulu. Grizelle akan memberikan notes di atas kulkas kepada Adrian sebelum pergi, dan membersihkan yang berantakan di pagi hari. Ia sadar jika akan seharian di kampus, oleh karenanya Grizelle tak ingin ketika pulang rumahnya terlihat berantakan.
Terbiasa dengan kehidupan mandiri membuat Grizelle menerapkan hal yang sama ketika ia sudah menikah. Disiplin itu penting, walaupun suaminya tidak seperti dirinya, ia tetap akan melakukan semua hal sendirian. Terlihat dari sebelum, atau sesudah Grizelle pergi ke kampus, semua terlihat sudah rapi.
Adrian kembali bangun dengan keadaan matahari sudah bersinar terang, ia pun mandi, dan bersiap. Ketika ia menuju dapur, sebuat catatan sudah menunggunya, membuat Adrian tersenyum. Catatan dari istrinya yang mengatakan jika sarapan ada di dalam kulkas lengkap dengan minuman. Adrian tinggal memanaskan sarapan itu pada microwave.
“Sepagi apa dia bangun,” gumam Adrian.
Adrian pun mengambil sarapan, dan susu yang sudah dituang ke dalam gelas. Ia melihat sekitaran rumah yang selalu tampak rapi, Adrian jadi berpikir, apakah Grizelle tidak capek? Sedangkan ia pulang kerja saja ingin langsung tidur.
“Rumah ini tak pernah berantakan selalu rapi. Apakah Grizelle tidak capek selalu menjaga rumah ini rapi?” gumam Adrian lagi.
Adrian sadar jika Grizelle menganggap memang itulah tugas istrinya, melayani suami, dan menjaga rumah tetap dalam kondisi baik. Walaupun Grizelle memiliki kegiatan namun ia tetap rajin, itu adalah sebuah kebiasaan yang jarang dimiliki orang pada umumnya. Bahkan Adrian yang pernah tinggal sendiri saja tidak seperti itu.
Setelah menyelesaikan sarapannya Adrian pun langsung berangkat ke kantor. Ia kembali mengabari istrinya jika akan pulang terlambat malam ini, dan dipastikan ia sudah makan malam. Adrian juga berterima kasih karena sudah disiapkan sarapan pagi.
Grizelle yang selalu mendapatkan pesan terima kasih dari Adrian pun merasa sangat dihargai, namuan sikapnya yang dingin masih belum bisa diubah. Kadang pesan dari Adrian dibalas oleh Grizelle kadang juga tidak. Ia lebih memilih fokus dengan belajarnya saja, atau membaca di perpustakaan kampus.
Hari ini ia memiliki beberapa mata kuliah, dan juga tugas yang harus dikerjakan di perpustakaan. Belajar seperti menjadi terapi baginya untuk menghilangkan lelah setelah mengurusi rumah. Ia bahkan bisa belajar berjam-jam duduk di perpustakaan.
*
Waktu sudah menunjukan sore hari, Grizelle pun kembali pulang agar ia bisa menyiapkan makanan untuk suaminya. Selain itu, ia ingin membereskan kamar karena biasanya Adrian akan lupa membereskan ketika ia pergi kerja. Kebiasaan itu adalah salah satu kebiasaan buruk Adrian yang tidak disukai Grizelle karena Grizelle adalah orang yang rapi.
Grizelle pun menolak ajakan Lunara untuk keluar bersama, ia memberitahu temannya itu bagaimana kehidupan setelah menikah. Lunara pun mengerti, dan membiarkan Grizelle untuk pulang, tetapi ia meminta Grizelle menemaninya sesekali. Grizelle pun menerima permintaan temannya itu.
Sebelum pulang ke rumah Grizelle menyempatkan diri berbelanja untuk makan malam, di sebuah supermarket yang menjual bahan-bahan masakan Indonesia. Masakan yang dibuat biasanya masakan simple saja, kadang ia bertanya kepada Adrian ingin makan apa, kadang juga tidak. Kali ini, Grizelle ingin memasak makanan yang ingin ia makan, masakan Indonesia.
Sesampainya Grizelle di rumah, ia langsung membersihkan lagi rumahnya. Mencuci piring bekas Adrian sarapan, dan membereskan kamar. Lalu, Grizelle pun masak untuk makan malamnya karena Adrian akan pulang terlambat lagi.
‘Aku masak makanan Indonesia.’ Grizelle mengirimkan pesan kepada Adrian, mungkin saja ia ingin makan di rumah. Ia tak ingin kejadian mie instan tempo hari terjadi lagi, jadi Grizelle lebih baik bersiap saja jika Adrian memang ingin makan.
Biasanya setelah melakukan semua kegiatan rumah Grizelle akan bersantai menonton televisi. Channel yang selalu ditontonnya adalah channel berita, dan juga kartun. Berita untuk menambah wawasannya, dan kartun sebagai hiburan. Grizelle memang pecinta film kartun. Dan lagi-lagi ini sangat berbeda dengan kesukaan Adrian.
***
Novel Terkait
Half a Heart×
- Bab 1 Kesedihan Si Gadis Kecil
- Bab 2 Pemakaman
- Bab 3 Ibu Sambung
- Bab 4 Kelahiran Adik
- Bab 5 Pulang
- Bab 6 Perjodohan
- Bab 7 Harapan yang Salah
- Bab 8 Tanggal Pernikahan
- Bab 9 Kisah Cinta Adrian
- Bab 10 Gaun Pernikahan
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Kehidupan Setelah Menikah
- Bab 13 Teman Baru
- Bab 14 Rumah Tangga
- Bab 15 Kekhawatiran
- Bab 16 Menjemput Grizelle
- Bab 17 Dua Sisi Berbeda
- Bab 18 Menyempurnakan Pernikahan
- Bab 19 Setelah Tadi Malam
- Bab 20 Di Balik Sikap Dingin Grizelle
- Bab 21 Kabar Buruk
- Bab 22 Kumpul Keluarga
- Bab 23 Kedatangan Grizelle di Kantor
- Bab 24 Rasa Bersalah Adrian