Everything i know about love - Bab 39 Menculik Elvin
Suara tangisan Elvin tidaklah keras
Namun Barbie mendengarnya.
Alex juga mendengarnya.
Apa lagi Nicky yang berada tak jauh dari Barbie, lebih bisa mendengarnya!
Elvin... memanggil ayah?
"aa..."
Barbie berpikir bahwa ia mungkin salah dengar, namun Elvin semakin condong ke samping telinganya, dan melontarkan satu suku kata itu lagi, tubuh Barbie terdiam kaku, tapi saat itu juga ia ingin memeluk dan secepatnya membawa Elvin keluar.
"Nona Barbie, tuan muda..." Asisten Alex sedikit panik.
Satpam di sebelahnya mendengar isyaratnya, satu demi satu maju menghalangi Barbie, Elvin, dan Nicky.
"Biarkan aku lewat!" Ujar Barbie dengan aura galak.
Tersebar api kemarahan di sekitarnya.
Alex mendengar Elvin memanggilnya, hatinya sedikit tergerak, jelas-jelas ia selama ini lebih banyak mengajarinya memanggil ibu, namun yang pertama dipanggilnya justru dirinya...
Asisten sedikit kebingungan, ia pun melihat kepada Alex.
"Biarkan mereka pergi," ujar Alex dengan suara sedikit serak, sekeliling matanya juga sedikit memerah, Barbie tidak menoleh dan tidak melihatnya, ia menggendong Elvin dan berjalan pergi dengan langkah lebar, Nicky memandang Alex dalam-dalam kemudian mengikuti Barbie.
--
Keluar dari hotel.
Barbie masuk ke mobil, Elvin yang berada di pelukannya menangis hingga tersengal-sengal, Barbie dari awal memang tidak bisa mengasuh anak, ia takut anak itu merasa tak nyaman, juga takut anak itu mungkin tidak terbiasa dengan perubahan lingkungan, sambil mengusap air matanya, ia menghiburnya, ia sibuk hingga tak tahu bagaimana ia harus bertindak.
Nicky membantunya mengambil tissue basah yang lembut, dengan lembut ia mengusap pipi Elvin yang basah.
"Maaf," ujar Nicky tiba-tiba, "Sejak awal menyelamatkanmu dari kecelakan, di kepalamu terkumpul gumpalan darah, setelah dioperasi kamu mimpi buruk semalam penuh, begitu tak mudah agar kamu terbangun, kamu terus-terusan membicarakan anakmu, dokter mengira kamu terkena penyakit mental, kalau tidak, aku seharusnya membawamu pulang lebih awal..."
Barbie hanya menutup bibirnya, tidak bicara.
Ia dengan penuh konsentrasi menggendong Elvin, tangannya menirukan gerakan orang berjalan, bergerak ke atas dan ke bawah untuk menghiburnya, terkadang ia juga membuat gerakan-gerakan aneh untuk menghiburnya, namun Elvin tak pernah tertawa hingga waktunya turun dari mobil, ia hanya kecapekan menangis dan tertidur.
Saat akan turun dari mobil, Barbie baru menjawab, "Saat itu keadaan mentalku memang terganggu, ingatanku berantakan, aku hidup dalam duniaku sendiri, semua ini bukan salahmu, lagipula jika tak ada kamu, aku mungkin sudah tak bisa berdiri di sini lagi, dan lebih tidak mungkin lagi mempunyai kesempatan bertemu Elvin, pokoknya terima kasih."
Nicky tertawa. "Kalau begitu... Kamu telah menolak Alex, bukankah kamu harus mencarikan seorang ayah untuk Elvin?"
Kalau menuntuk hak asuh ke pengadilan, Elvin masih kecil, pendapatan Barbie juga stabil, kalau Alex tidak menghalangi, pengadilan tidak akan memberikan hak asuh pada Alex.
Senyuman di wajah Barbie berubah kaku. "Kamu juga sudah lihat, aku merebut Elvin dari Alex dengan paksa, Elvin tidak dekat denganku, akhir-akhir ini aku ingin mengembangkan perasaan dengan Elvin baik-baik, jadi..."
"Aku mengerti, tenanglah, aku telah memberimu waktu dan kesabaran yang cukup, aku tak akan memperhatikan hal seperti ini, sebenarnya aku juga ingin punya lebih banyak waktu mengembangkan perasaan Elvin bersamamu."
Kata-kata Nicky semuanya dapat diterima, Barbie tidak merasa canggung, namun ia merasa bersalah.
"Kalau tidak, Nicky, kalau ada gadis yang cocok kamu..."
"Tak usah bicara lagi, aku bisa menunggumu selama ini, tidak ada alasan bagiku untuk menyerah di tengah jalan kan?"
Saat itu, kalau Barbie tak bilang ia menyukai Alex dan ingin menikah dengannya, mungkin sekarang ia bisa menjadi istrinya.
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
Jesslyn1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaIstri Yang Sombong
JessicaSomeday Unexpected Love
AlexanderBlooming at that time
White RosePenyucian Pernikahan
Glen ValoraEverything i know about love×
- Bab 1 Tertangkap berselingkuh
- Bab 2 Aku tidak mau bercerai
- Bab 3 Tolong dengarkan penjelasanku
- Bab 4 Hamil
- Bab 5 Cerai
- Bab 6 Selamat Bercerai
- Bab 7 Penculikan
- Bab 8 Mengambil Anak Orang Lain
- Bab 9 Apakah aku harus mati.....
- Bab 10 Tes DNA
- Bab 11 Anak Haram
- Bab 12 Ibu, maafkan aku!
- Bab 13 Aku sudah mau melahirkan...
- Bab 14 Dia sudah meninggal
- Bab 15 Cinta pada pandangan pertama
- Bab 16 Pemakaman
- Bab 17 Elvin Zhao Menangis
- Bab 18 Satu Tahun Kemudian
- Bab 19 Perselingkuhan
- Bab 20 Selingkuh
- Bab 21 Masa Lalu
- Bab 22 Apakah Kamu Bisa Merasakan Keputusasaan itu?
- Bab 23 Kecelakaan
- Bab 24 Si Pelaku
- Bab 25 Kebalikannya
- Bab 26 Anak Haram
- Bab 27 Kenyataan yang terdengar secara diam-diam.
- Bab 28. Petunjuk
- Bab 29 Mengikutiku
- Bab 30 Dia Dibawah
- Bab 31 Menikah
- Bab 32 Apakah aku tidak punya kesempatan lagi?
- Bab 33 Putra Dia
- Bab 34 Pernikahan 1
- Bab 35 Pernikahan 2
- Bab 36 Pernikahan 3
- Bab 37 Panggil Ibu
- Bab 38 Evin : Ayah
- Bab 39 Menculik Elvin
- Bab 40 Pria yang Baik
- Bab 41 Kami langsung menikah
- Bab 42 Menjadi tongkat di sisa hidup mu
- Bab 43 Tolong
- Bab 44 Biarkan aku membayarnya
- Bab 45 Cinta Atau Tidak
- Bab 46 Ternyata dia masih disini