Dark Love - Bab 37 Aku tidak akan menikah dengan Nicho

“Tetapi, teman-teman yang lain ada ayah dan ibu yang antar jemput, tetapi kenapa aku hanya ada ibu tidak ada ayah yang antar jemput, Ibu, aku ingin seorang ayah, aku ingin ayah tiap hari mengantar jemputku pergi dan pulang sekolah.”

Ini membuatku merasa tertekan, tetapi karena mata Shalom yang bersinar, aku tidak enak hati untuk menolak Shalom.

Setelah memikirkannya beberapa lama, lebih baik menyetujui permintaan Shalom, membiarkan Ayah Shalom yang menjemputnya pulang sekolah besok.

Melihat Shalom yang senang, dengan semangat menanyakan seperti apa rupa ayahnya, tampan atau tidak, hatiku terasa bingung.

“Ibu，kamu yakin ayah akan datang menjemputku sepulang sekolah？”

Meskipun aku telah berjanji, tetapi Shalom masih ada sedikit khawatir.

Hatiku lembut, mengangguk kepala dan berkata：“Benar, orang tua tidak boleh berbohong, jika berbohong hidung akan menjadi panjang, kamu lihat apakah hidung ibu menjadi panjang?”

Shalom dengan seriusnya memegang atas hiddungku, kemudian menggelengkan kepada mengatakan：“Tidak, hidung ibu tidak panjang.”

Akhirnya Shalom tidak lagi menanyakanku pertanyaan, tetapi aku berpikir dalam hari, maukah membicarakannya pada Bryan, biar aku dan Bryan menjemput Shalom pulang sekolah besok.

Setelah menyerahkan Shalom kepada ibu pengasuh, aku menelepon Bryan.

Saat aku memiliki kesulitan untuk mengatakan permintaan sendiri, di ujung telepon, Bryan juga tidak berbicara dalam waktu yang lama.

Hatiku sedikit gugup, tangan yang menggenggam telepon pun sedikit basah, dan dengan tidak khawatir mengatakan: “Bryan, jika kamu merasa keberatan maka lupakan saja,kamu telah banyak membantuku……”

Tapi apa yang tidak aku pikirkan adalah Bryan tidak memutuskanku, malah disaat ini dia menanyakan：“Shella, apakah kamu dan Nicho masih bisa bersama？”

Aku cangung, tangan yang memegang telepon hampir terlepas, Nicho seperti moster dalam hatiku, yang membuatku melihatnya saat membuka mata.

“Tidak bisa, saya tidak akan menikah dengan Nicho, sekarang tidak, tidak juga untuk di masa depan……”

“Kalau begitu, kamu berencana membohongi Shalom sampai kapan? Shella, aku sangat bersedia menjadi ayah untuk Shalom, kamu mengerti?”

Hatiku menjadi gelisah, bagaimana mungkin aku tidak mengerti perkataan Bryan.

Tetapi saya tidak berani mengaku mengerti, hanya bisa berpura-pura tertawa canggung dan berkata: “Bryan, apa yang sedang kamu katakan, kenapa aku tidak mengerti?”

“Shella, kamu jangan berpura-pura bingung, aku sedang melamarmu, kamu mengerti tidak, aku ingin kamu menikah denganku, ingin bersamamu membuat sebuah keluarga, ingin menjadi ayah dari anak selamanya.”

“Bryan，hal ini sangat tiba-tiba，kamu……”

Aku tidak tahu bagaimana menjawab Bryan, seketika terdiam.

“Aku tidak memaksamu, kamu pikirkan dengan baik, berikan saja jawabanmu kepadaku besok.”

Setelah Bryan selesai mengucapkannya, dia menutup telepon, tetapi seluruh tubuhku tidak bisa tenang, berbagai macam emosi bersatu, membuatku tidak bisa membuat pilihan.

Tetapi yang membuatnya aneh, jelas-jelas orang yang aku jengkel adalah Bryan tentang pengakuan cintanya padaku, tetapi bayangan yang muncul di hatiku bukanlah Bryan.

Bayangan yang aku lupakan muncul lagi,，Dia menatapku dengan tatapan yang sakit, seperti dia sedang menggelengkan kepada kepadamu, menyuruhku untuk tidak menerima Bryan.

“Ibu, kamu sedang ngapain？Ibu, Mengapa kamu menangis”

Suara lembut Shalom, membuatku menyadari, bahwa tanpa sadar, aku sedang menangis.

Aku yang menghapus air mata dengan kewalahan, dan memeluk Shalom dalam pelukanku, dan mengatakan kepada Shalom：“Ibu tidak menangis, angin itu menghebus pasir ke mata ibu, mata ibu terasa pedih.”

“tetapi, ini tidak berangin!”

Wajah serius Shalom menatapku, anak yang sedang bertumbuh memiliki banyak perasaan ingin tahu yang banyak.

“Jendela pasti berangin, sudahlah, kita jangan membicarakan ini lagi, pergi lihat apakah susah selesai memasak.”

Akhirnya aku berhasil mengalihkan perhatian Shalom, aku juga merasa lega sesaat.