Dark Love - Bab 39 Dia Itu Paman Bukan Papa, Kamu Salah Panggil?
Aku sedikit panik dan takut Shalom terjatuh, oleh karena itu aku berusaha berlari kencang menghampirinya, hingga ketika Shalom berada di dalam pelukanku, dan aku akhirnya bisa lega.
“Shella, kamu datang juga, lain kali kalau kamu tidak bisa datang jemput Shalom kasih tahu aku saja, biar aku yang menjemputnya, aku tidak ingin ada orang yang bukan siapa-siapa anakku datang menjemputnya, lagi pula aku tidak ingin anakku memanggil orang lain 'Papa'.”
Ekspresi wajahku seketika berubah, aku bagaimana mungkin tidak mengerti arti dari perkataan Nicho, kata-katanya barusan jelas ia tujukan untuk Bryan.
Ekspresi wajah Bryan juga seketika berubah, ia melihatku, tapi tidak mengucap satu katapun.
“Nicho, siapa yang menyuruhmu datang, Shalom adalah anakku, tidak ada hubungannya denganmu.”
Usai mengucapkan kata itu, aku menatap Shalom: “Shalom, dia itu paman. bukan papa, kamu salah panggil?”
Shalom seperti tidak mengerti pemikiran orang dewasa, ia dengan keras kepala menggelengkan kepala: “Tidak, mama sembarangan, dia itu papa, dia sangat mirip dengan papa yang ada di mimpi Shalom.”
Hubungan darah sungguh hal yang sangat menakjubkan, setelah mendengar perkataan Shalom, aku baru sadar kalau aku keliru, hanya dengan bertemu dengan Nicho, membuat Shalom begitu yakin kalau Nicho adalah papanya.
“Bryan, maaf untuk kejadian hari ini, nanti aku akan menjelaskannya lagi padamu.”
Bryan melihatku sekilas, lalu mengangguk-anggukan kepala: “Tidak perlu sedih, aku menghargai keputusanmu, bagaimanapun, omonganku padamu barusan berlaku untuk selamanya.”
Setelah selesai bicara, Bryan membalikkan badannya pergi.
Shalom melihatku, lalu melihat Nicho, ia kebingungan: “Papa, mama, kalian kenapa, kalian kelihatan seperti tidak senang?”
Aku tertawa canggung, lalu melihat Shalom dengan senyum yang aku rasa sudah terlihat seperti senyumku biasanya: “Bagaimana mungkin tidak senang, mama sangat senang, terlebih ketika bertemu Shalom, mama semakin senang.”
Shalom, dia masih anak-anak, wajar saja jika dia tidak mengerti pemikiran orang dewasa, ia menaruh satu telunjuknya ke kepala, dari wajahnya terlihat sangsi atas pernyataanku barusan.
Aku tidak punya waktu untuk menjelaskan permasalahan yang begitu sulit ini pada Shalom, dan aku sekali lagi bertanya pada Nicho: “Nicho, kamu belum menjawabku, kenapa kamu bisa ada disini?”
Nicho mengernyitkan alisnya, dengan wajahnya yang terlihat teguh menjawab: “kalau aku tadi tidak hadir disini, tak lama lagi anakku akan memanggil orang lain 'Papa'.”
Walaupun Nicho tidak berbicara, tetapi di dalam hatiku aku mulai merasa kurang percaya diri, karena apa yang dikatakan Nicho benar adanya.
“Atas dasar apa kau mengaku kalau Shalom itu anakmu, dia tumbuh sebesar ini, kau bahkan tak pernah menemaninya, dan sekarang ia sudah tumbuh besar, juga sangat patuh dan cerdas,kau mau seenaknya mengakuinya, jangan pernah berharap akan hal itu.”
Aku sedikit kesal, dan melampiaskan kemarahanku pada Nicho.
Nicho menatap wajahku yang sedang memarahinya, bibirnya membentuk senyum yang menakutkan, “Bagaimana mungkin, anak jelas anak kandungku, istri juga jelas istri sahku, aku bagaimana mungkin berlaku seenaknya?”
Pernyataan tidak tahu diri dari Nicho membuatku terkejut, wajahku menganga tak percaya menatapnya.
Nicho memanfaatkan kesempatan ini mengelus kepalaku, ia seperti sedang berusaha meredakan amarahku.
Aku dengan buru-buru mundur selangkah, lalu menyemprotnya: “Mimpi saja kau, sekali lagi kau berani sembarangan menyentuhku, jangan salahkan aku yang takkan segan lagi padamu.”
Aku benar-benar marah padanya, tapi Nicho sedikitpun tak peduli, dia masih tersenyum melihatku: “Yang istriku katakan semuanya benar, aku akan memperbaiki segalanya, istriku, kamu jangan marah yah? ”
Aku memegang erat kepalaku, tidak percaya dengan apa yang dikatakan Nicho, bagaimana ini, pasti aku sedang sakit, hingga berhalusinasi, tak ku sangka Nicho bisa tidak tahu malu seperti ini, kejadian saat ini, menghancurkan pengertianku terhadapnya.
“Nicho, kamu sebenarnya mau berbuat apa?”
Aku rasa aku mau gila, suaraku membesar, rongga dadaku seperti tertekan api yang begitu besar yang tidak tahu bagaimana melepaskannya.
“Shella, aku dengan ini bersungguh-sungguh memberitahumu, aku akan kembali mengejar cintamu.”
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove Is A War Zone
Qing QingCinta Seorang CEO Arogan
MedellineDark Love×
- Bab 1 Hidupku Tidak Baik
- Bab 2 Bukankah Kamu Merasa Aku Kotor?
- Bab 3 Aku Ingin Naik Ke Atas Ranjangnya
- Bab 4 Jangan Mengusirku Pergi Lagi
- Bab 5 Jadi Orang Jangan Terlalu Serakah
- Bab 6 Melihatnya Sekarat Tapi Tidak Menolongnya, Aku Akan Membunuhnya
- Bab 7 Kegilaan Karena Putus Asa
- BAB 8 Minta Maaf Padanya, Memang Dia Pantas?
- Bab 9 Berlutut, Dengar Tidak?
- Bab 10 Selamat Tinggal, NICHO
- Bab 11 Membutakan Mata, Menghancurkan Wajah, Aku Sudah Bukan Diriku Lagi
- Bab 12 Inilah Nia yang Sebenarnya
- Bab 13 Hamil dan Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 14 Tiga Tahun Kemudian, Terlahir Kembali
- Bab 15 Mimpi Tengah Malam Kembali Datang
- Bab 16 SHELLA, Jadilah Pacarku
- Bab 17 Aku Tidak Ada Nasib Menjadi Istri NICHO
- Bab 18 Jangan Mengusirku Lagi
- Bab 19 Kuhara Kamu Bisa Mmenjaganya Dengan Baik
- Bab 20 Kenapa Dia Tidak Boleh Muncul Disini?
- Bab 21 NIA, Beraninya Dia Mengkhianati NICHO
- Bab 22 Anakku, Akhirnya Ibu Bisa Membalaskan Dendammu
- Bab 23 Kamu Bunuh Saja Aku
- Bab 24 Aku Sudah Membunuh, Aku Membunuh NICHO
- Bab 25 Ini Semua Karena Ulahmu Sendiri
- Bab 26 Anakku Diculik!
- Bab 27 Beri Tau Aku, Apa Yang Sebenarnya Terjadi
- Bab 28 Bisakah Kamu Meletakan Pisau Itu Sekarang?
- Bab 29 Kamu Ini Mencari Mati
- BAB 30 Shalom, Mama
- Bab 31 Kamu, Pembalasan Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 32 Aku Tidak Punya Rahim
- Bab 33 Apakah Dia Telah Membenciku?
- Bab 34 Anaknya adalah Anakmu, Kau Membohongiku
- Bab 35 Aku Bagaikan Yatim Piatu Yang Terlantar
- Bab 36 Replika NICHO
- Bab 37 Aku tidak akan menikah dengan Nicho
- Bab 38 Apakah Ayah Akan Muncul Sepulang Sekolah
- Bab 39 Dia Itu Paman Bukan Papa, Kamu Salah Panggil?
- Bab 40 Shella, Aku Akan Kembali Mengejar Cintamu
- BAB 41 BERAKHIR DENGAN.....