Dark Love - Bab 28 Bisakah Kamu Meletakan Pisau Itu Sekarang?

Orang itu seratus persen waspada, bahkan suara sekecil apapun dapat didengarnya dengan baik.

“Baiklah, sekarang saya akan memberikanmu posisiku, kamu datang ke sini sendirian. Setelah aku melihat kamu, saya akan mempertimbakan untuk melepaskan anakmu.”

Saya melirik ke arah Nicho, mendapati muka Nicho terlihat sangat suram, dengan satu hentakan giginya mengatakan: “Baik, saya berjanji kepadamu, saya akan pergi kesana, tetapi kamu juga harus berjanji kepadaku, sebelum saya sampai disana kamu tidak boleh menindas anak itu.”

“Shella, kamu sudah cukup sibuk dengan urusanmu, dan masih harus memikirkan masalah anakmu. Jika begitu, maka saya akan berjanji padamu.”

Setelah menutup telepon, respon pertamaku adalah melihat ke arah Nicho , lalu bertanya: “bagaimana, apa yang anda temukan?”

Setelah Saya berbicara di telepon dengan para penculik, Nicho mengundang seorang ahli pelacak mengunakan sinyal telepon untuk melacak posisi penculik anak tersebut. Jadi waktu menutup telepon tersebut, saya menaruh semua harapanku kepada Nicho.

Pakar yang diundang oleh Nicho berkata dengan patah semangat: “Tidak bisa, tidak terlacak, waktu bicara kalian terlalu singkat.”

Ekspresi wajah Nicho berubah, memukul meja dengan marah mengucapkan satu kalimat “Dasar Sampah”, lalu melihat ke arah saya.

“Shella, Kamu jangan gegabah, begini saja biarkan saya pergi bersamamu!”

Saya menggelengkan kepala. Kali ini, saya dengan tenang menolak Nicho, dengan menggelengkan kepala berkata: “Tidak perlu, anakku berada di tangan mereka. Jika mereka tahu, maka nyawa anakku akan terancam bahaya.”

Saya lebih baik mati sendirian, dan saya tidak berharap nyawa anakku terancam sedikitpun.

“Tetapi Shella, Kamu …”

Nicho menangkap pergelangan tanganku, dan tangannya sedikit bergetar.

Saya menarik tanganku kembali, menggelengkan kepalaku, dan membuat senyum palsu berkata: “Tidak perlu, saya akan baik-baik saja.”

Pada saat ini, teleponku berbunyi lagi, saya merasa sedikit gugup ketika membuka keyboard kunci pada ponsel tersebut, ada seseorang mengirimkan lokasinya, saya membukanya dan melihat lokasi tersebut berada di pinggiran kota tepatnya di sebuah pabrik yang telah di tinggalkan.

“Tidak boleh, saya tidak menyetujuinya, sekitar tempat ini terlalu terbuka, terlalu berbahaya.”

Setelah Nicho melihat posisi itu sekali lagi mengerutkan alisnya, dan kemudian dengan tegas menentangku untuk pergi sendirian.

Saya mengambil sebuah pisau yang berada di atas meja, lalu memposisikannya tepat di jantungku.

“Shella, ada apa denganmu, cepat letakan pisau itu, itu berbahaya, sangat berbahaya.”

Dengan senyum dingin, mengarahkan pisau itu kehadapan Nicho: “Jika kamu tidak ingin saya melukai diri saya sendiri, kamu harus memberitahu bawahanmu untuk minggir, membiarkan saya pergi.”

Nicho berpikir bahwa saya tidak melihatnya. Ketika saya berjalan mundur, dia sudah menyuruh dua orang menghadangku di pintu keluar. Dia pikir saya tidak tahu permainan apa yang dia mainkan?

Sekarang, rencana Nicho telah terbongkar, semua jebakan ini terasa sangat menyedihkan. Saya hanya berpura-pura tidak melihat, yang hanya saya lihat hanyalah Nicho. Jika Nicho tidak membuka jalan maka saya tidak akan ragu menancapkan pisau ini ke dalam jantungku.

Benar saja, waktu saya mengancamnya, Nicho memarahiku dengan kata-kata gila, dan berteriak lagi bahwa saya pantas mati, lalu melambaikan tangannya dan membiarkan kedua pria yang berdiri di pintu untuk melepaskanku.

“Bisakah kamu meletakkan pisau itu sekarang?”

Saya melihat ke arah Nicho, dan mengatakan: “Nicho, kamu pikir saya bodoh? Berikan kunci mobil kepadaku, Ketika saya keluar dari sini, lalu saya bisa mengendarainya. Tenang saja, Saya juga tidak ingin mati, saya masih ingin hidup untuk menyelamatkan anakku!”

Nicho sudah kehabisan cara untuk menghadapiku. Ketika saya bertekat untuk melawannya, tidak akan ada yang bisa menghentikanku.

Pada saat itu, sekejap di dalam mata Nicho saya melihat masa lalu saya perasaan yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Memang benar roda air itu berputar, saya sedang menertawakan diri sendiri.

Sepanjang perjalan itu saya mengemudi dengan kecepatan penuh, membuang semua pemikiran yang tidak diperlukan, hanya berpikir Shalom menungguku untuk menyelamatkannya. Saya harus segera sampai ke tempat yang sudah disepakati.

“Turun dari mobil, lalu masuk ke dalam.”

Sepertinya ada sepasang mata yang sedang mengawasiku, saya mengangkat kepala lalu melihat keseluruh arah, dan akhirnya saya melihat di atas kepala saya ada sebuah kamera.

“Jangan berpikir untuk berbuat yang macam-macam, anakmu berada di tanganku, jika kamu tidak bekerja sama, saya akan membalasnya ke anakmu, hahaha …”

Suara yang terdengar sedikit nyaring, terutama suara tertawanya, sepertinya laki-laki atau perempuan. Suaranya berasal dari pabrik tua itu mulai bergema, membuat bulu kuduk saya berdiri.

Di depan saya ada sesosok manusia sengaja meletakkan pisau di lantai, lalu menunggu saya mengarah ke tempat pisau tersebut, dan saya masih tidak melihat apa-apa.

Dengan mengunakan pengeras suara, “Ambil pisau itu, lalu terus berjalan lurus!”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu