Dark Love - Bab 32 Aku Tidak Punya Rahim
"Itu dulu, sekarang tidak lagi."
Posisi Nicho sangat dekat denganku, rasa sakit yang menusuk membuatku menhela nafas, meneteskan air mata, perasaan hati yang sakit seperti pisau....
Karena tubuhku yang lemah ini pada akhirnya aku pun terpingsan, pada saat terbangun aku sudah berada di rumah sakit.
"Beritahuku apa yang sebenarnya terjadi?"
Hatiku bergetar, menertawakan diriku sendiri, rahasia yang tersembunyi di dalam hatiku akhirnya ditemukan.
"Bukannya kamu sudah melihatnya, aku tidak punya rahim, jika kamu mau menghamilkanku, maka itu tidak akan pernah terjadi dalam seumur hidupku."
Ketika aku menghamili Shalom, aku didiangnosis penyakit kanker rahim.
Aku berusaha untuk menghamilkan Shalom, ketika Shalom lahir dan pada hari itu juga rahimku diangkat keluar.
Pastinya, masalah ini tidak harus diberitahukan ke Nicho
"Beritahu aku, apa yang sebenarnya terjadi?"
Nicho pun mendekatiku, dan tersembunyi rasa sedih dan sakit di balik matanya.
Mengenai perasaan, dia sudah sangat sabar, akan tetapi untuk kali ini ,di depan hadapanku, tidak disangka perasaan sedihnya tidak bisa lagi ditahan.
Melihat kondisi Nicho yang seperti ini, meskipun aku sudah berusaha menahan air mata , rasa sakit tersebut sangat dahsyat, sampai membuatku bisa bernafas mengeluarkan darah.
Kemarahan Nicho sambil melihat ke arah mataku, apakah dia marah akan kebohonganku? atau dia marah karena aku tidak bisa hamil?
Nicho mengepalkan kedua tangannya dan tiba-tiba mencekik leherku, pernafasan yang berat dan kasar itu tepat di sebelah kasur pasien tersebut, dia meremas tubuhku dengan keras.
"Kamu benar-benar murahan, aku pikir rahimmu dimusnahkan oleh laki-laki lain."
Tenggorokanku sakit, pernafasanku pun menjadi lemah, seperti selembar kertas yang mengambang di udara, tetapi tatapan mata aku masih keras kepala, dan mulutku pun tersenyum dengan kebencian.
Itulah yang kamu katakan, terlalu banyak musuh, terkadang juga harus mengantri, tidak ada cara lain, akan tetapi tidak berpengaruh meskipun tidak memiliki rahim dan kamu tetap hidup,...."
Nada bicaraku sambil membawa aliran darah, sampai ke pembicaraan terakhir, aku hampir menggunakan semua tenaga yang tersisa dalam tubuhku.
Aku rasa aku akan mati sebentar lagi, dicekik oleh Nicho.
Dengan seperti ini juga ada baiknya, aku salah ada di posisi ini, mencintai orang yang salah, dan seharusnya sudah mati dari awal.
Dan ketika aku menutup mataku dengan perlahan, Nicho tiba-tiba melepas cekikan tersebut, dan dengan tanpa kasihan berkata: Sudah ingin mati? Bahkan pintu kematian juga tidak ada."
Oksigen baru pun akhirnya terhirup, bahkan jika aku mau menolaknya juga tidak bisa dilakukan, dengan kondisi lemah, aku mengigit lidahku, dan dengan rasa sakit tersebut perlahan membuka mataku.
Aku pun putus asa, bagaimana bisa seperti ini, Nicho tidak mencekikku dengan kasar, aku masih tidak bisa mati.
"Pikirkan anakmu, apa kamu benar-benar sudah tidak ingin hidup?"
Aku bergemetar, tiba-tiba teringat dengan Shalom, betul, ini demi Shalom, aku tidak boleh mati dan pergi begitu saja, akan sangat kasihan jika tidak ada sosok ibu dalam hidup Shalom.
"Terima kasih suamiku yang sudah mengingatkanku, tidak bisa dibayangkan ternyata suamiku masih bisa memikirkan anaknya Shalom, sayangnya aku tidak tahu siapa ayah Shalom yang sebenarnya."
Aku pun berusaha menahan air mataku yang sudah hampir jatuh, menunjukkan senyuman yang menawan, seperti layang-layang yang sudah terjatuh ke dalam lumpur, tetapi masih berusaha untuk terbang.
Aku pikir, aku berusaha sekeras ini agar tidka terlihat lemah di depan pria ini.
"Pelacur!"
Nicho mengangkat tangannya, seperti fajar yang dingin seperti pisau.
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyVillain's Giving Up
Axe AshciellyLove And War
JaneThe Winner Of Your Heart
ShintaAdore You
ElinaAfter The End
Selena BeeThick Wallet
TessaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaDark Love×
- Bab 1 Hidupku Tidak Baik
- Bab 2 Bukankah Kamu Merasa Aku Kotor?
- Bab 3 Aku Ingin Naik Ke Atas Ranjangnya
- Bab 4 Jangan Mengusirku Pergi Lagi
- Bab 5 Jadi Orang Jangan Terlalu Serakah
- Bab 6 Melihatnya Sekarat Tapi Tidak Menolongnya, Aku Akan Membunuhnya
- Bab 7 Kegilaan Karena Putus Asa
- BAB 8 Minta Maaf Padanya, Memang Dia Pantas?
- Bab 9 Berlutut, Dengar Tidak?
- Bab 10 Selamat Tinggal, NICHO
- Bab 11 Membutakan Mata, Menghancurkan Wajah, Aku Sudah Bukan Diriku Lagi
- Bab 12 Inilah Nia yang Sebenarnya
- Bab 13 Hamil dan Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 14 Tiga Tahun Kemudian, Terlahir Kembali
- Bab 15 Mimpi Tengah Malam Kembali Datang
- Bab 16 SHELLA, Jadilah Pacarku
- Bab 17 Aku Tidak Ada Nasib Menjadi Istri NICHO
- Bab 18 Jangan Mengusirku Lagi
- Bab 19 Kuhara Kamu Bisa Mmenjaganya Dengan Baik
- Bab 20 Kenapa Dia Tidak Boleh Muncul Disini?
- Bab 21 NIA, Beraninya Dia Mengkhianati NICHO
- Bab 22 Anakku, Akhirnya Ibu Bisa Membalaskan Dendammu
- Bab 23 Kamu Bunuh Saja Aku
- Bab 24 Aku Sudah Membunuh, Aku Membunuh NICHO
- Bab 25 Ini Semua Karena Ulahmu Sendiri
- Bab 26 Anakku Diculik!
- Bab 27 Beri Tau Aku, Apa Yang Sebenarnya Terjadi
- Bab 28 Bisakah Kamu Meletakan Pisau Itu Sekarang?
- Bab 29 Kamu Ini Mencari Mati
- BAB 30 Shalom, Mama
- Bab 31 Kamu, Pembalasan Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 32 Aku Tidak Punya Rahim
- Bab 33 Apakah Dia Telah Membenciku?
- Bab 34 Anaknya adalah Anakmu, Kau Membohongiku
- Bab 35 Aku Bagaikan Yatim Piatu Yang Terlantar
- Bab 36 Replika NICHO
- Bab 37 Aku tidak akan menikah dengan Nicho
- Bab 38 Apakah Ayah Akan Muncul Sepulang Sekolah
- Bab 39 Dia Itu Paman Bukan Papa, Kamu Salah Panggil?
- Bab 40 Shella, Aku Akan Kembali Mengejar Cintamu
- BAB 41 BERAKHIR DENGAN.....