Dark Love - Bab 9 Berlutut, Dengar Tidak?
“Ah, dikubur hidup-hidup ya? Baiklah.......” dengan malas aku bersandar di atas kasur, “aku juga sejak awal sudah tidak ingin hidup...... aku pernah menderita di penjara, makanya bersedia hidup sampai sekarang, tapi juga masih ingin bertemu denganmu, berharap kamu bisa percaya padaku, membuat orang yang terbukti membunuh anak kita mendapat hukuman yang setimpal.”
Dengan erat ia mengunciku, nadi di kedua kepalan tangannya meledak.
“tapi sejak kamu tak mempercayaiku, daripada tersiksa, aku lebih baik mati.”
“Shella, kamu benar-benar bisa membuat orang kasihan, selalu berbicara dengan polos, apa yang dari awal sudah kamu lakukan?” Nicho tertawa getir, pada dasarnya tidak menganggap penting perkataanku, “selain kamu, siapa lagi?”
“aku sudah bilang, dapatkah kamu percaya?” mataku sembab, menimbulkan rasa tidak berdaya yang pucat.
“jangan bilang padaku kalau orang itu adalah Nia.” Nicho menatapku dengan sinis, figur wajahnya yang kokoh membuatnya tampak lebih dingin dan sadis.
Mataku melebar memandangnya, merengek, seperti ketidakadilan selama bertahun-tahun yang akhirnya terungkap kebenarannya.
aku menggigit bibir keras-keras, tangisku pecah, “ya...... benar dia, dialah orang yang membunuh anak kita......”
Tapi hanya dalam hitungan detik, harapan yang membara dalam hatiku dipadamkan tanpa ampun, suaranya dingin seperti es, dia dengan tega memukul daguku.
Napas yang dingin menyembur di antara bibir dan gigiku, kata dan kalimat, tiap kalimat seperti menghukum hati.
“aku tahu kamu bisa memfitnah dia! Shella. Demi menduduki dengan stabil posisi nyonya besar di keluargaku, kamu sengaja ya, saat itu demi menyelamatkan anak kita, Nia hampir mati! Kamu tahu betapa banyak dia mengeluarkan darah? Shella, kamu masih punya muka memfitnah dia pembunuh! Siapa yang memberimu muka!”
Aku menahan rasa ketidak adilan ini, berusaha keras untuk tidak menunjukkan muka.
Ternyata dia tetap tidak percaya.
Di dalam hatinya, semua yang tergenang adalah kejahatan serta kelicikanku dan kelembutan kehangatan Nia, Nia adalah teratai salju di langit, dia suci dan tidak ternoda.
Aku tidak kuasa menutup mata.
“lihat, kamu tetap tidak percaya...... kalau begitu biarkan aku menemani anakku. Kamu ingin aku mati dengan cara apa? Lompat dari gedung atau minum racun? Aku akan dengar......”
Saat ini, seluruh tubuhku, atas bawah semua mengeluarkan rasa sakit.
Pupus harapan, tak ada harapan sama seperti meninggal.
Tatapan Nicho yang dalam mengeluarkan bara api, dia mengempaskan pergelangan tanganku menarikku turun dari tempat tidur.
“dengan alasan apa kamu punya muka untuk mati? Kamu pergi dan minta maaf pada Nia! Nanti aku lihat masih beranikah kamu memfitnah Nia!”
Aku benar-benar kehabisan tenaga, hampir diseret olehnya keluar.
Aku diseret olehnya menuju kamar rawat yang lain.
Dengan tega lututku ditendang olehnya, terhantam ke lantai, dengan posisi berlutut di depan Nia.
“katakan! Katakan kalau kamu salah. Berlutut, dengar tidak?” Nicho berdiri di belakangku, dia menggertakku, naFasnya tersengal, gemetar, sangat membuatku kecewa.
Aku membungkuk di lantai dengan sedih, bahkan tenaga untuk mendongakkan kepala pun tak ada.
Nia sangat terkejut seketika ia turun dari tempat tidur, wajahnya kecil dan pucat menggantikanku bicara, bahkan ingin mengangkatku bangun dari lantai. “Nicho, apa yang kamu lakukan? Kakak tidak sengaja, kamu jangan menambah kesulitannya......”
Muka, terjalin kebencian yang amat dalam.
Merampas alasanku, aku tidak tahu datang dari mana asalnya kekuatan itu, tiba-tiba mata merahku terangkat, menghempaskan Nia, lalu aku menampar wajahnya yang terlihat terawat.
Sangat ingin memukulnya hingga mati.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioLelaki Greget
Rudy GoldCEO Daddy
TantoMi Amor
TakashiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHei Gadis jangan Lari
SandrakoPejuang Hati
Marry SuDark Love×
- Bab 1 Hidupku Tidak Baik
- Bab 2 Bukankah Kamu Merasa Aku Kotor?
- Bab 3 Aku Ingin Naik Ke Atas Ranjangnya
- Bab 4 Jangan Mengusirku Pergi Lagi
- Bab 5 Jadi Orang Jangan Terlalu Serakah
- Bab 6 Melihatnya Sekarat Tapi Tidak Menolongnya, Aku Akan Membunuhnya
- Bab 7 Kegilaan Karena Putus Asa
- BAB 8 Minta Maaf Padanya, Memang Dia Pantas?
- Bab 9 Berlutut, Dengar Tidak?
- Bab 10 Selamat Tinggal, NICHO
- Bab 11 Membutakan Mata, Menghancurkan Wajah, Aku Sudah Bukan Diriku Lagi
- Bab 12 Inilah Nia yang Sebenarnya
- Bab 13 Hamil dan Melahirkan Anak Laki-Laki
- Bab 14 Tiga Tahun Kemudian, Terlahir Kembali
- Bab 15 Mimpi Tengah Malam Kembali Datang
- Bab 16 SHELLA, Jadilah Pacarku
- Bab 17 Aku Tidak Ada Nasib Menjadi Istri NICHO
- Bab 18 Jangan Mengusirku Lagi
- Bab 19 Kuhara Kamu Bisa Mmenjaganya Dengan Baik
- Bab 20 Kenapa Dia Tidak Boleh Muncul Disini?
- Bab 21 NIA, Beraninya Dia Mengkhianati NICHO
- Bab 22 Anakku, Akhirnya Ibu Bisa Membalaskan Dendammu
- Bab 23 Kamu Bunuh Saja Aku
- Bab 24 Aku Sudah Membunuh, Aku Membunuh NICHO
- Bab 25 Ini Semua Karena Ulahmu Sendiri
- Bab 26 Anakku Diculik!
- Bab 27 Beri Tau Aku, Apa Yang Sebenarnya Terjadi
- Bab 28 Bisakah Kamu Meletakan Pisau Itu Sekarang?
- Bab 29 Kamu Ini Mencari Mati
- BAB 30 Shalom, Mama
- Bab 31 Kamu, Pembalasan Apa Yang Kamu Inginkan
- Bab 32 Aku Tidak Punya Rahim
- Bab 33 Apakah Dia Telah Membenciku?
- Bab 34 Anaknya adalah Anakmu, Kau Membohongiku
- Bab 35 Aku Bagaikan Yatim Piatu Yang Terlantar
- Bab 36 Replika NICHO
- Bab 37 Aku tidak akan menikah dengan Nicho
- Bab 38 Apakah Ayah Akan Muncul Sepulang Sekolah
- Bab 39 Dia Itu Paman Bukan Papa, Kamu Salah Panggil?
- Bab 40 Shella, Aku Akan Kembali Mengejar Cintamu
- BAB 41 BERAKHIR DENGAN.....