My Lifetime - Bab 37 Diperkosa Pelanggan Dan Tidak Dibayar
John Liang naik di atas badanku, berkata: “Bukannya ini adalah hal penting? Kamu sudah berusaha dengan susah payah, tentu saja harus mengabulkan keinginanmu.”
John Liang sambil berkata langsung hendak ingin mencium aku, aku mengulurkan tanganku, menutupi bibirnya dengan jari telunjuk.
Aku berkata Kak John kamu telah salah paham, aku tidak sama dengan Shania!
“Oh? Tidak sama?”
Aku sambil menarik rok aku yang diangkat oleh John Liang, aku berkata, Kak John, bukannya kamu selalu ingin berbisnis dengan Bos Qin? Bos Qin sudah setuju untuk makan bersama di akhir pekan minggu depan, ini, anggap sebagai hadiah yang aku berikan kepadamu.
John Liang sambil menatap aku dengan sulit percaya, lalu bangun dari badanku: “Orang yang bahkan aku pun tidak berhasil menanganinya, bagaimana kamu bisa menanganinya?
Aku memijit bahu John Liang dengan sambil menyanjungnya: “Ini mudah saja, Bos Qin suka mendengarkan cerita, jadi aku pun menceritakan beberapa cerita kepadanya, dia pun mendengarkan ceritaku sampai tersentuh dan menangis……urusan menjual diri ini aku masih belum mahir, tapi menjual kemalangan untuk mendapatkan simpati dari orang lain, aku sudah terlalu mahir.”
Aku baru selesai ngomong, langsung membuat John Liang tertawa keras, sambil tertawa sambil menepuk tanganku dan berkata: “Gadis An, hebat juga kamu ya, walaupun aku tidak tahu maksud kamu mendekati aku itu karena apa, tapi setidaknya berguna untuk aku, kedepannya terserah kamu ingin melakukan apa saja di Regal Bar, tidak ada orang yang berani menghalangi kamu.”
Aku berkata maka aku berterima kasih kepada Kak John.
“Eh! Kedepannya panggil aku John Liang saja, panggil Kak John terdengar asing sekali, tapi bagaimana kamu bisa tahu jika aku ingin berbisnis dengan Bos Qin?”
Terlihat jelas John Liang sangat puas terhadap hadiah ini, terhadap pertanyaan dari dirinya, aku pun tidak ingin menyembunyikannya dari dia, aku berkata ingin membiarkan Anda melindungi aku, bagaimanapun aku harus mencari tahu juga bukan?
John Liang berdiri, satu tangannya ditaruh di leher ku, lalu mendekatkan kepalaku ke bahunya, sambil mendekati telingaku dan berkata: “Kedepannya jangan melakukan hal seperti ini lagi.”
Sampai aku keluar dari ruangan kantor John Liang, benak aku masih terbengong.
Untung saja masalah ini lewat dengan aman, jalan masih panjang di depan, aku tidak boleh merasa takut oleh seorang John Liang saja.
Setelah semua ini selesai pun sudah larut malam, di dalam ruang istirahat pun sudah tidak ada orang lain, saat aku membawa tas dan hendak pergi, aku malah mendengar di dalam lemari ada suara orang menangis dengan pelan.
Aku berjalan ke sana dan membuka pintu lemari, ternyata adalah Selly.
Aku berkata Selly apa yang kamu lakukan di sini? Sudah pulang kerja kenapa tidak pulang ke rumah?
Selly menangis sampai dandannya pun sudah hilang, rambutnya juga sangat berantakan, roknya sangat kusut, dan robek.
Selly melihat orang yang datang kemari adalah aku, langsung menangis dengan keras, dia langsung jatuh ke dalam pelukan aku dari lemari, hampir saja membuat aku terjatuh.
Aku berkata kamu ini kenapa? Di perkosa oleh pelanggan dan tidak dibayar kah?
Selly sedang menangis dengan keras, mendengar aku berkata demikian, ia pun menangis dengan semakin histeris.
Aku berkata sudah sudah, hentikan tangisan mu sekarang juga! Ada apa langsung dikatakan! Apa gunanya menangis!
Aku duduk di sofa sambil menyilangkan kali, sambil membuka tutup macis yang ada di tanganku.
Selly baru berumur 18 tahun, lebih kecil seumur daripada aku saat baru masuk ke dalam industri ini, dia sendiri yang melamar pekerjaan ini, tidak ada orang yang melindunginya di sini, jadi sering ditindas oleh orang-orang pun merupakan hal yang sering terjadi, Selly berkata karena kondisi ekonomi keluarganya yang kurang baik, dan Ibunya juga harus dirawat di rumah sakit, dia terpaksa melamar pekerjaan di Regal Bar ini.
Setelah mendengarkan cerita semacam ini, aku tidak menganggapnya dengan serius, terjun ke dalam industri ini dan menjual diri pasti harus mencari suatu alasan untuk diri sendiri bukan? Tidak mungkin juga berkata dengan bangga kalau “Aku memang ingin menjual diri!” benar tidak?
Selly sambil menangis, sambil mengusap air matanya, seperti anak SD yang melakukan kesalahan, berdiri tegak di depanku, lalu dengan terputus-putus ia mencerita kejadian tersebut.
Ternyata karena Selly biasanya dekat dengan aku, Shania merasa kesal karena aku namun tidak ada tempat untuk melampiaskan emosinya, lalu ia pun melampiaskan semua emosinya ke Selly, dan mencari beberapa kakak beradik, dan memukul Selly.
Aku langsung merasa sangat kesal setelah mendengar cerita tersebut, aku berkata karena dekat dengan aku saja langsung dipukul? Kenapa dia tidak memukul Deith Qiao! Kalau dia hebat sini langsung cari aku saja!
Selly dibentak oleh aku, air matanya pun langsung berhenti, Dia menarik lenganku dengan lemah dan sambil bekata: “Kak Kayla, lupakan saja, aku sudah menceritakannya, sudah merasa mendingan, tidak apa-apa, bersabar saja nanti akan berlalu juga.”
Aku menolehkan kepala langsung memarahi Selly, aku berkata apa yang kamu tahu! Hari ini kamu sudah bersabar, bagaimana dengan besok? Lusa? Kamu tidak ingin bertahan di Regal Bar lagi?
Selly dimarahi oleh aku seperti ini, air matanya langsung jatuh dari matanya, aku sambil melihatnya pun merasa semakin kesal.
Saat bersama Darryl Lu, aku juga sering menangis, sekarang dipikir-pikir, benar-benar memalukan sekali, Darryl Lu bisa bersabar terhadap aku dengan sekian lama, benar-benar hebat juga.
Aku berkata jika kamu hanya bisa menangis saja, maka kamu pulang saja, di Regal Bar ini, tidak ada orang yang bisa bertahan dengan air mata.
Selly sambil menganggukkan kepala seperti Den-den daiko. Dia berkata, "Tidak, Ibuku masih menunggu biaya pengobatan."
Aku berkata sudah, sudah malam juga pulang dulu, masalah ini Kakak akan menyelesaikannya untuk kamu.
Selly baru saja pergi, aku langsung terbaring di sofa, jantungku berdetak dengan kuat sampai hampir copot.
Pintu ruang istirahat terbuka, aku mengira Selly kembali lagi, terkejut sampai buru-buru duduk dengan tegak, dan ternyata yang masuk ke dalam adalah Deith Qiao.
Melihat orang yang masuk adalah dia, aku pun kembali berbaring di atas sofa lagi, aku berkata kamu mengejutkan bapakmu.
Deith Qiao sambil melihat aku dan tertawa, dan melempar sekaleng Red Bull kepadaku, berkata: “Gayamu mirip juga ya, sekarang sudah bisa membantu orang menyelesaikan masalah.”
Aku melototi mataku ke atas, aku berkata silahkan menertawakan aku, tidak pernah memakan daging babi juga pernah melihat babi berlari bukan? John Liang sana sudah berhasil aku tangani, masalah Selly ini jika aku menjadi takut, bukannya malah seperti menampar wajah aku sendiri.
Deith Qiao berkata sudah jangan berdiam di sana, sudah jam berapa ini, cepat pulang.
Aku berkata aku baru saja kembali dari tempatnya John Liang, kakiku sedikit lemas, kamu gendong aku dari belakang, aku tidak sanggup berjalan lagi.
Deith Qiao sambil menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, lalu ia melepaskan jaketnya dan mengikatnya di pinggangku, lalu menggendong aku dari belakang dan berjalan keluar.
Sambil berjalan sambil berkata: “Lihat gayamu yang cupu ini, seperti seekor harimau kertas.”
Aku berbaring dipunggung Deith Qiao, aku berkata, suatu hari nanti aku pasti akan menjadi seekor harimau benaran, harimau yang memakan orang tanpa memuntahkan tulang.
Jelas-jelas hanya sebuah kata obrolan santai dengan Deith Qiao saja, kemudian ternyata benar, aku berubah menjadi harimau yang memakan orang tanpa memuntahkan tulang, dan hampir saja aku menelan Darryl Lu dengan hidup-hidup.
Keesokan harinya saat pergi ke Regal Bar, aku sambil membawa Selly dan mencari orang dari satu per satu ruang istirahat.
Setiap aku mendorong pintu satu ruang istirahat, aku bertanya kepada Selly: “Ada tidak?”
Selly menggelengkan kepala, aku pun langsung ganti ruang istirahat selanjutnya, dia menunjukkannya, aku pun tanpa banyak berkata langsung memberikan tamparan.
Membuat ruang istirahat menjadi heboh, bahkan ada orang yang datang untuk menahan.
Aku sambil menunjuk mereka, aku berkata jangan ikut campur urusan orang lain, kalau tidak kalian pun sekalian aku hajar.
5 ruang istirahat di lantai 3 Regal Bar, semuanya aku cari sampai menyeluruh, selain Shania, semua orang yang memukul Selly sudah aku tampar satu per satu.
Salah satu orang yang tidak tahu namanya apa, aku tidak mengingatnya dengan jelas, setelah aku menamparnya malah bertanya kepadaku: “Kamu tahu tidak aku ini mengikuti siapa?”
Aku memuntahkan ludah ke wajahnya, aku berkata siapapun itu, suruh dia cari aku saja, namaku Kayla, kamu ingat baik-baik, orang aku juga tidak bisa dirundung dengan seenaknya saja!
Aku berputar-putar namun tidak menemukan Shania, aku berkata apa ini orang sampai bersembunyi di dalam tanah ya?
Saat aku sedang bingung, ada seorang gadis kecil kemari dan memberitahu kepadaku dengan diam-diam, Shania sedang bersembunyi di dalam toilet.
Sepasang mataku langsung bercahaya, sambil menepuk bahu gadis kecil itu berkata: Terima kasih ya saudaraku.
Gadis kecil tersebut buru-buru melambaikan tangan: jangan berkata kalau aku yang mengatakannya.
Aku memberikan sebuah tatapan “Aku paham” kepadanya, lalu langsung masuk ke dalam ruang istirahat, langsung menendang pintu toilet.
Aku sambil menjambak rambut Shania dan menarik dia keluar, aku berkata bangsat kamu bersembunyi dengan cukup dalam juga ya!
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraYama's Wife
ClarkGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSee You Next Time
Cherry BlossomDiamond Lover
LenaLoving Handsome
Glen ValoraMy Lifetime×
- Bab 1 Naik ke Lantai 6
- Bab 2 Tahu Kepalamu
- Bab 3 Kamu Buka Harga
- Bab 4 Tidak Menginap, Akan Langsung Pulang Setelah Menyelesaikannya
- Bab 5 Bobby Mandul Katamu?
- Bab 6 Ini Semua Adalah Uang
- Bab 7 Pakai Ini, Mulailah
- Bab 8 Di Mana Operasi Dilakukan
- Bab 9 CEO Lu Aku Mengerti Aturannya
- Bab 10 Segera Enyah, Jangan Bertemu Lagi
- Bab 11 Kamu Harus Mengerti Statusmu
- Bab 12 Apakah Kamu Benar-benar Mengira Kamu Datang Untuk Melewati Hidup?
- Bab 13 Pertama Sekali Bertemu Isanah Ji
- Bab 14 Darryl Lu, Kita Pulanglah
- Bab 15 Pelan Sedikit, Kamu Pelan Sedikit
- Bab 16 Jika Sedikit Terlambat, Darryl Lu Sudah Akan Mati
- Bab 17 Sebenarnya Cium Mana?
- Bab 18 Dia Sebenarnya Siapa
- Bab 19 Tidak Memiliki Keberuntungan Itu
- Bab 20 Tunggu Aku Di Kasur
- Bab 21 Kayla An, Memeluku
- Bab 22 Segeralah Kembali
- Bab 23 Kayla An, Aku Menyukaimu
- Bab 24 Benar-Benar Sial
- Bab 25 Maaf CEO Lu, Aku Akan Pergi Sekarang
- Bab 26 Hanya Seorang Wanita Saja
- Bab 27 Kedua Kakinya Menjepit Pinggangnya
- Bab 28 Aku Hanya Ikut Bermain
- Bab 29 Kayla An, Datang Kesini
- Bab 30 Bagaimana Kekuatanya Saat Tidur?
- Bab 31 Biarkan Dia Masuk
- Bab 32 Aku Hamil
- Bab 33 Aku Akan Menikah Sebentar Lagi
- Bab 34 Kayla An, Pergi Dari Sini
- Bab 35 Kembali Lagi Ke Regal Bar
- Bab 36 Kak John, Kamu Jangan Begitu
- Bab 37 Diperkosa Pelanggan Dan Tidak Dibayar
- Bab 38 Di Depan Mata Semuanya Adalah Darryl Lu
- Bab 39 Aku Membunuh Kakak Enam
- Bab 40 Melakukannya Di Dalam Toilet