My Lifetime - Bab 12 Apakah Kamu Benar-benar Mengira Kamu Datang Untuk Melewati Hidup?
Hari-hari selanjutnya sangat tenang, Darryl Lu sangat sibuk, seminggu baru pulang dua tiga kali, saat Dia pulang biasanya adalah malam hari, kadang kala mabuk, kadang kala sadar, Dia pulang selalu hanya ada satu hal, yaitu tidak peduli aku benar tidak tertidur, lalu mengangkat aku menekan dibawah tubuh untuk melepaskan.
Saat Dia tidak berada di villa, aku lalu seorang diri berada di sana, melihat televisi, membereskan rumah, memasak, mengurus bunga dan rumput di dalam halaman.
Sebenarnya juga tidak ada yang perlu aku urus, hal ini akan ada pekerja yang melakukannya secara teratur, aku hanya terlalu santai, menghabiskan waktu saja.
Darryl Lu telah membelikan sebuah handphone untukku, tapi aku masih tidak begitu menggunakan, di dalam telepon selain Darryl Lu, juga tidak ada kontak orang lain. Aku seperti burung yang dipelihara di rumah olehnya, sesekali pulang melihat sekilas sudah mati tidak.
Saat akhir pekan aku pergi ke supermarket kelas atas di sekitar membeli sayuran, di dalam dingin, sayuran daging dan sejenisnya, juga sangat mahal, tapi tidak ada cara lain, ini adalah yang paling dekat.
Aku tidak begitu suka dengan suasana seperti ini, di dalam duniaku, supermarket seharusnya ramai seperti itu, tempat membeli sayuran kadang-kadang juga ada sayuran diskon, sekelompok orang mengelilingi di sana untuk merebut, sudah mendapatkan lalu mengeluarkan senyuman yang puas, lalu kepada orang di samping berkata : “Lihat! Aku sudah mendapatkannya, hahaha.”
Di dalam supermarket pendingin udara penuh, aku membawa barang yang ingin dibeli dengan buru-buru pergi membayar.
Saat membayar, di depanku ada seorang pria, selesai menggesek kartu lalu buru-buru pergi, Dia pergi kira-kira sudah ada sepuluh langkah, aku melirik sekilas, seperti ada sesuatu terjatuh dari tubuhnya.
Aku bukanlah seorang yang baik hati, berpikir di supermarket ini dimana-mana adalah cctv, benar kehilangan sesuatu, juga bisa menemukannya, juga tidak memedulikan semua ini.
Selesai membayar, saat aku mengangkat dua kantong pergi, melihat kartu identitas yang terjatuh di lantai milik orang itu.
Kalau barang yang lain masih baik, kartu identitas hilang, adalah hal yang merepotkan, aku juga tidak berpikir banyak lalu memungutnya, menghitung waktu, Dia seharusnya juga belum pergi jauh.
Benar saja, saat aku mengejar keluar Dia tepat menarik pintu mobil, aku memanggil “Hoi!” ke arahnya, Dia juga tidak memedulikanku.
Di situasi panik, aku melihat sekilas nama di atas kartu identitas, tidak memikirkan lalu memanggil : “Giovani Tong!”
Setengah tubuhnya sudah berada di dalam mobil, satu tangan memegang pintu mobil, menolehkan kepala melihat aku……
Aku juga satu wajah tercengang tidak tahu mengatakan apa, masih mengira salah memanggil orang.
Ini……jelas adalah nama seorang wanita, aku kembali melihat kartu identitas di tangan sesaat, jenis kelamin, pria……
Aku dengan malu berjalan datang, memberikan kartu identitas kepadanya : “Maaf, kartu identitasmu jatuh.”
Dia awalnya tercengang, segera keluar dari dalam mobil, sepasang tangan menerima kartu identitas di dalam tanganku.
“Terima kasih, ini hilang masih benar sedikit merepotkan.”
Dia tersenyum kepadaku, lalu melihat kantong di tanganku : “Mengangkat begitu banyak barang, aku antar kamu pulang? Rumahmu dimana?”
“Tidak, tidak, tidak usah lagi, sangat dekat.” Selesai mengatakan aku ingin pergi, tapi Giovani Tong sudah merebut barang di tanganku memasukkannya ke dalam mobil.
“Kamu juga sudah membantuku, tetap harus ada sedikit melakukan sesuatukan? Naiklah, diluar panas.”
Tidak ada cara, Giovani Tong terlalu ramah, Aku biasanya tidak ada kemampuan menolak orang yang ramah seperti ini, sepanjang jalan Giovani Tong terus berbicara denganku, aku mengiyakan menjawab ala kadarnya.
“Ohiya, nomor teleponmu berapa? Kelak sering berkomunikasi, kita semua adalah teman.” Giovani Tong tersenyum kepadaku.
Aku dengan sungkan tersenyum sesaat, aku mengatakan aku tidak ingat nomor telepon, juga tidak membawa handphone.
Dia ada sedikit kecewa memuncungkan bibir, seperti anak kecil. Dia bergumam berkata : Alasan penolakan seperti ini sangat canggung!
Sampai di depan pintu villa, aku berterima kasih padanya, Dia memberikan sebuah kartu nama padaku, aku tidak menerima.
Begitu masuk pintu, lalu melihat Darryl Lu satu wajah tampilan sembelit duduk di atas sofa, aku baru ingin berbicara, lalu sudah dimarahi olehnya tidak bisa menghindar.
“Kamu pergi kemana? Pria yang mengantarmu pulang tadi itu siapa? Handphone kenapa tidak dibawa? Saat aku tidak ada di rumah benar tidak keluar menggoda pria lain?!
“Aku pergi ke supermarket membeli sayuran, lupa membawa handphone…..tadi itu karena aku sudah memungut……”
Aku masih belum selesai berbicara, Darryl Lu lalu bangkit dari atas sofa, datang ke sisiku, satu tangan merebut kantong belanja di tanganku, dengan kejam mencampakkannya ke lantai.
Dia menekan daguku, menatap aku cukup lama, tatapan itu sangat berharap memakan aku saja.
“Kamu wanita seperti ini, apakah setiap kali melihat pria selalu melemparkan dirimu kepadanya?
Tenaga Darryl Lu sangat besar, menekan aku sampai kesakitan, air mata berputar di dalam mata. Aku dengan tidak jelas mengatakan satu kata : Sakit……
“Tidak perlu berpura-pura kasihan di depanku!”
Darryl Lu selesai mengatakan, lalu melepaskan tangan, dengan bertenaga mendorong, melirik sekilas tomat, kentang dan lainnya yang jatuh di atas lantai.
“Buang semua barang ini, kamu persetan masih benar mengira kamu kemari untuk menjalani hidup?”
Darryl Lu selesai mengatakan, berjalan ke sofa sana, lalu langsung duduk di atas sofa, mengeluarkan handphone tidak tahu mengirim pesan kepada siapa.
Aku dengan ligat memungut sayuran ke dalam kantong, mendengar perkataan Darryl Lu, membuka pintu, membuangnya ke tong sampah.
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaBretta’s Diary
DanielleAnak Sultan Super
Tristan XuUnperfect Wedding
Agnes YuHis Second Chance
Derick HoCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Lifetime×
- Bab 1 Naik ke Lantai 6
- Bab 2 Tahu Kepalamu
- Bab 3 Kamu Buka Harga
- Bab 4 Tidak Menginap, Akan Langsung Pulang Setelah Menyelesaikannya
- Bab 5 Bobby Mandul Katamu?
- Bab 6 Ini Semua Adalah Uang
- Bab 7 Pakai Ini, Mulailah
- Bab 8 Di Mana Operasi Dilakukan
- Bab 9 CEO Lu Aku Mengerti Aturannya
- Bab 10 Segera Enyah, Jangan Bertemu Lagi
- Bab 11 Kamu Harus Mengerti Statusmu
- Bab 12 Apakah Kamu Benar-benar Mengira Kamu Datang Untuk Melewati Hidup?
- Bab 13 Pertama Sekali Bertemu Isanah Ji
- Bab 14 Darryl Lu, Kita Pulanglah
- Bab 15 Pelan Sedikit, Kamu Pelan Sedikit
- Bab 16 Jika Sedikit Terlambat, Darryl Lu Sudah Akan Mati
- Bab 17 Sebenarnya Cium Mana?
- Bab 18 Dia Sebenarnya Siapa
- Bab 19 Tidak Memiliki Keberuntungan Itu
- Bab 20 Tunggu Aku Di Kasur
- Bab 21 Kayla An, Memeluku
- Bab 22 Segeralah Kembali
- Bab 23 Kayla An, Aku Menyukaimu
- Bab 24 Benar-Benar Sial
- Bab 25 Maaf CEO Lu, Aku Akan Pergi Sekarang
- Bab 26 Hanya Seorang Wanita Saja
- Bab 27 Kedua Kakinya Menjepit Pinggangnya
- Bab 28 Aku Hanya Ikut Bermain
- Bab 29 Kayla An, Datang Kesini
- Bab 30 Bagaimana Kekuatanya Saat Tidur?
- Bab 31 Biarkan Dia Masuk
- Bab 32 Aku Hamil
- Bab 33 Aku Akan Menikah Sebentar Lagi
- Bab 34 Kayla An, Pergi Dari Sini
- Bab 35 Kembali Lagi Ke Regal Bar
- Bab 36 Kak John, Kamu Jangan Begitu
- Bab 37 Diperkosa Pelanggan Dan Tidak Dibayar
- Bab 38 Di Depan Mata Semuanya Adalah Darryl Lu
- Bab 39 Aku Membunuh Kakak Enam
- Bab 40 Melakukannya Di Dalam Toilet