My Lifetime - Bab 2 Tahu Kepalamu
Dengan perasaan bersyukur, aku mengikuti Aldora Yao menaiki lift khusus dan langsung pergi ke lantai 6.
Aku menenangkan diriku sendiri: Deith Qiao telah pergi ke tempat judi, jadi hari ini tidak akan datang ke Regal Bar, ini adalah pertama kalinya aku naik ke lantai 6, harusnya tidak akan ada masalah apapun.
Aldora Yao berpesan padaku di sepanjang jalan, bahwa aku harus bermulut manis, Tuan Muda pada hari ini tidak boleh disinggung, terutama seseorang yang bermarga Lu di dalam.
Aldora Yao membawaku masuk ke ruang VIP, di dalam terdapat 3 orang lelaki, suara musik sangat keras dua wanita lainnya sedang menemani klien dan mulai bernyanyi, kelihatannya mereka sedang bermain begitu menyenangkan, hanya ada seorang pria yang duduk di sana dengan wajah kesal.
Aldora Yao menarikku berjalan hingga tiba di hadapan sang pria, membungkukkan badan: "CEO Lu, Anda coba lihat, yang ini puas tidak?"
CEO Lu ini mengangkat kepala melihatku sekilas, terlihat jelas dia tidaklah begitu puas: "Sudahlah, dia saja!
Aldora Yao memberikan isyarat tatapan mata terhadapku, lalu keluar dari ruang VIP. Itu adalah pertama kalinya aku bertemu dengan Darryl Lu, dalam pandangan pertama langsung merasa: Tampan sekali.
Aku duduk di samping Darryl Lu dengan wajah penuh senyuman, mengulurkan tangan mengambil bir di meja: "CEO Lu, aku menyulangmu segelas."
Tapi dia sama sekali tidak meladeniku, badannya bersandar ke belakang, bahkan sampai memejamkan matanya.
Tanganku yang mengangkat gelas merasa serba salah di antara meletakkannya kembali atau meminumnya. Ini pertama kalinya menemui situasi ini, lalu tidak tahu harus bagaimana.
"CEO Lu, aku habiskan!" Aku bertanya untuk mengetesnya, dia tetap tidak meladeniku, matanya pun tidak dibuka, aku tertawa canggung, menengadahkan kepala, langsung meminum bir yang ada dalam gelas sampai habis.
Setelah meletakkan gelas kosong, aku pun tidak tahu harus melakukan apa, ini sungguh sangat canggung, tak berdaya, aku mengulurkan tangan mengambil segelas bir, tapi sebelum sempat berkata, Darryl Lu telah mengulurkan tangan menggenggam pergelangan tanganku: "Aku membayar uang bukanlah untuk melihatmu minum bir, kamu mengerti dengan aturannya tidak."
Suaranya saat berkata tidak keras, tapi keempat orang yang sedang bermain dengan begitu nikmat tiba-tiba menjadi hening, salah satu gadis di antaranya mengerti keadaan dan segera mematikan musiknya.
"CEO Lu, aku......" Aku telah melihat rasa ketakutan dari balik mata kedua gadis itu, menyadari situasi telah gawat, aku langsung memunculkan senyuman, tapi baru saja mulai berkata, sebuah tamparan dari Darryl Lu telah terhempas kemari, membuatku berguling ke lantai.
Keningku telah membentur sudut meja, seiring dengan rasa sakit, terasa ada cairan hangat mengalir dari kening hingga ke hidung dan terus ke bawah.
"Sakit tidak?" Darryl Lu mengerutkan kening menanyakanku.
Aku menggelengkan kepala: "Tidak sakit."
"Kalau tidak sakit, kenapa masih tidak bangun?" Setelah Darryl Lu selesai mengatakannya, dia kembali bersandar ke belakang, menyilangkan kakinya, melihatku berdiri dari lantai, lalu meninggikan dagu: "Bukankah kamu suka minum? Minum sampai habis semua bir yang ada di meja, kalau tidak habis, jangan harap bisa keluar dari pintu ini hari ini!"
Aku melihat bir yang ada di meja sekilas, begitu banyak sampai memenuhi meja, kalau sampai meminum semuanya sampai habis, pasti akan merengut nyawa. tapi aku sama sekali tidak memiliki hak untuk tawar-menawar, baiklah! Kelihatannya hari ini aku benar-benar akan keluar dengan ditandu.
Aku setengah berlutut di hadapan Darryl Lu, mengambil gelas dan meneguknya, lebih baik mati karena minum berlebihan daripada di mati dipukul habis-habisan bukan?
Tapi aku langsung tak tahan setelah baru saja minum setengah, meskipun kemampuanku berminum telah meningkat dalam 2 tahun latihan, tapi ini merupakan pertama kalinya minum bir sedashyat seperti ini, tidak hanya merasa pusing, perut juga terasa kembung.
Darryl Lu terlihat seperti menonton dengan tertarik, tak mampu melihat dengan jelas dia sedang tertawa atau bukan.
"CEO Lu, CEO Lu, aku boleh pergi ke toilet tidak?" Aku mengusap bir yang ada di sudut bibir, bertanya dengan penuh hati-hati.
Darryl Lu melihatku tanpa berbicara, tapi tatapan matanya telah berkata padaku: Tidak boleh!
Di Regal Bar, selain kemampuan berminum, kemampuan yang sangat kukuasai adalah pandai membaca ekspresi orang, melihat penampilan Darryl Lu yang seperti ini, langsung tahu bahwa hal ini tak ada kata kompromi lagi, maka dari itu aku meminumnya dengan sekuat tenaga, berharap agar bisa secepatnya minum sampai habis.
Namun aku mulai tak tahan setelah meminum beberapa saat kemudian, saat melihat orang pun orangnya terdapat banyak bayangan.
"CEO Lu, aku sudah tak tahan lagi, sudah tak kuat minum lagi......"
Perkataanku baru saja selesai, langsung terasa ada seseorang yang menjepit daguku, aku berteriak "ah" sejenak karena kesakitan, mengangkat kepala, langsung mampu melihat wajahnya Darryl Lu.
Sebelum sempat bereaksi, Darryl Lu menjepit daguku dan menuangkan bir ke mulutku, aku tersedak, pandangan mata begitu kabur, tapi aku melihat sepertinya dia sedang tertawa.
Darryl Lu mengambil botol bir dan menuangkannya ke dalam mulutku, banyak di antaranya yang memasuki hidungku, dalam seketika itu, aku merasa bagaikan seseorang yang tenggelam, tak mampu berteriak meminta pertolongan, hanya mampu bergerak sembarangan sekuat tenaga.
Terakhir, aku keluar dengan ditandu orang, dan langsung diantarkan ke rumah sakit, saat bangun, hari sudah keesokan harinya, Aldora Yao melihatku dengan mata yang memerah.
"Maaf, maaf, kalau bukan karena aku, kamu pun tidak akan sesengsara ini."
Aku menggelengkan kepala, melihat selang infus yang ada di tangan, kepala begitu sakit serasa akan meledak.
Aldora Yao mengeluarkan uang sebanyak 10 ribu RMB dari dalam tas: "Ini adalah uang yang diberikan CEO Lu untukmu."
Aku tertawa: "Sungguh murah hati!" Setelah mengatakannya, aku langsung menerima uangnya, menyelinapkannya ke bawah bantal.
"Lapar tidak? Kakak pergi belikan apapun yang ingin kamu makan." Aldora Yao menggenggam tanganku, wajah penuh dengan rasa bersalah.
Ingin makan bubur......" Sebelum selesai mendengarku berbicara, "Bang" terdengar sebuah suara keras, pintu kamar pasien langsung didobrak terbuka oleh Deith Qiao.
Deith Qiao tidak mengatakan apapun saat masuk, langsung menarik Aldora Yao, dan menghempaskannya sebuah tamparan.
Aldora Yao membungkuk akibat tamparan, sudut bibirnya mengalirkan darah.
"Kak Deith, ini bukan kesalahan Kak Aldora, sungguh." Aku segera bangun, ingin memohon pengampunan terhadap Aldora Yao, pergerakanku terlalu besar, sampai tertusuk oleh jarum di tanganku.
"Kamu mana ada hak bersuara di sini! Kamu menganggap ucapanku sebagai angin lalu? Memangnya orang bermarga Lu itu adalah orang yang bisa kamu tangani! Dengan nyawamu yang murahan ini, dia telah mempermainkanmu sampai mati pun tetap tidak akan ada orang mempedulikanmu, tahu tidak!" Deith Qiao membentakku, percikan air ludah melayang ke wajahku.
Aku tersenyum manis sambil menarik sudut baju Deith Qiao: "Benar benar benar, yang Kak Deith katakan memang benar." Aku mengeluarkan uang sebanyak 10 ribu RMB yang diberikan Aldora Yao untukku dari bawah bantal, memasukkannya ke dalam tangan Deith Qiao: "Kak Deith, jangan marah, Aldora semalam pun karena terpaksa, kamu jangan melampiaskan amarah padanya lagi, lagipula bukanlah dia yang membuatku minum bir."
Deith Qiao memasukkan uangnya ke dalam kantong, melemparkan tatapan bola mata putih terhadapku: "Tahu kepalamu!"
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongAkibat Pernikahan Dini
CintiaMy Enchanting Guy
Bryan WuMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaKing Of Red Sea
Hideo TakashiLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Lifetime×
- Bab 1 Naik ke Lantai 6
- Bab 2 Tahu Kepalamu
- Bab 3 Kamu Buka Harga
- Bab 4 Tidak Menginap, Akan Langsung Pulang Setelah Menyelesaikannya
- Bab 5 Bobby Mandul Katamu?
- Bab 6 Ini Semua Adalah Uang
- Bab 7 Pakai Ini, Mulailah
- Bab 8 Di Mana Operasi Dilakukan
- Bab 9 CEO Lu Aku Mengerti Aturannya
- Bab 10 Segera Enyah, Jangan Bertemu Lagi
- Bab 11 Kamu Harus Mengerti Statusmu
- Bab 12 Apakah Kamu Benar-benar Mengira Kamu Datang Untuk Melewati Hidup?
- Bab 13 Pertama Sekali Bertemu Isanah Ji
- Bab 14 Darryl Lu, Kita Pulanglah
- Bab 15 Pelan Sedikit, Kamu Pelan Sedikit
- Bab 16 Jika Sedikit Terlambat, Darryl Lu Sudah Akan Mati
- Bab 17 Sebenarnya Cium Mana?
- Bab 18 Dia Sebenarnya Siapa
- Bab 19 Tidak Memiliki Keberuntungan Itu
- Bab 20 Tunggu Aku Di Kasur
- Bab 21 Kayla An, Memeluku
- Bab 22 Segeralah Kembali
- Bab 23 Kayla An, Aku Menyukaimu
- Bab 24 Benar-Benar Sial
- Bab 25 Maaf CEO Lu, Aku Akan Pergi Sekarang
- Bab 26 Hanya Seorang Wanita Saja
- Bab 27 Kedua Kakinya Menjepit Pinggangnya
- Bab 28 Aku Hanya Ikut Bermain
- Bab 29 Kayla An, Datang Kesini
- Bab 30 Bagaimana Kekuatanya Saat Tidur?
- Bab 31 Biarkan Dia Masuk
- Bab 32 Aku Hamil
- Bab 33 Aku Akan Menikah Sebentar Lagi
- Bab 34 Kayla An, Pergi Dari Sini
- Bab 35 Kembali Lagi Ke Regal Bar
- Bab 36 Kak John, Kamu Jangan Begitu
- Bab 37 Diperkosa Pelanggan Dan Tidak Dibayar
- Bab 38 Di Depan Mata Semuanya Adalah Darryl Lu
- Bab 39 Aku Membunuh Kakak Enam
- Bab 40 Melakukannya Di Dalam Toilet