My Lifetime - Bab 10 Segera Enyah, Jangan Bertemu Lagi

Darryl Lu tidak menyangka aku akan menjawab seperti ini, biasanya, aku seharusnya akan merasa kegirangan, juga akan menjulangkan tiga jari tangan ke langit dan bersumpah: Aku pasti akan mengasah kemampuan dengan sebaik mungkin, kujamin akan melayani CEO Lu hingga puas!

Darryl Lu merasa heran sejenak, lalu memudarkan senyuman di wajah, menjepit daguku dengan satu tangan, hingga aku merasa kesakitan: "Mau sok jual mahal denganku? Aku tidak akan jatuh dalam perangkap ini."

Setelah mengatakannya Darryl Lu mendorongku dengan kuat ke sofa, aku mengelus dagu yang terasa sakit dan bergegas berdiri, terus mengatakan permintaan maaf terhadap CEO lu: "CEO Lu, aku tidak mampu pergi dari Regal Bar, aku...... aku masih berhutang dengan Deith Qiao."

Suaraku semakin lama semakin kecil, tidak berani mengangkat kepala melihat Darryl Lu.

Aku tahu Deith Qiao tidak berani menyinggung Darryl Lu, tapi kalau aku langsung bersama dengan Darryl Lu begitu saja, Deith Qiao nantinya pasti tidak akan melepaskanku dengan mudah.

Deith Qiao pernah berkata, uangnya, semua dirampas dengan ujung pisau, setiap hari harus menggantungkan kepala ke tali pinggang, bagi dia, ini bukanlah uang, melainkan nyawa. Siapapun yang berani menyentuh nyawanya, maka jangan harap akan bernasib baik.

Aku tidak berani menyinggung kedua-duanya, bukankah ini sama saja dengan mendorongku menuju kematian.

"Berhutang berapa banyak?" Darryl Lu menanyakanku dengan sedikit kesal.

"2 juta RMB......"

"2 juta RMB?" Suara Darryl Lu begitu datar, membuat sekujur tubuhku gemetaran.

"Aku telah membayar beberapa, masih tersisa sedikit......" Tubuhku spontan mundur ke belakang.

"Hutangnya akan kubayarkan, mulai dari sekarang, kamu tinggal di sini. Dan juga, syaratku adalah, mulai sekarang tidak boleh berhubungan dengan siapa pun yang berada di Regal Bar. Aku tidak ingin nantinya akan tersebar gosip di kalanganku yang menyatakan seleraku telah menurun, bahkan wanita bar pun kuinginkan." Setelah mengatakannya, dia mengambil jas dan hendak pergi.

Aku bergegas memanggilnya: "CEO Lu, kalau begitu, aku boleh pulang sebentar untuk membereskan barang tidak?"

Keadaan telah seperti ini, kalau aku kembali menentangnya, aku akan terlihat tak tahu diri.

"Ada barang penting apa yang pantas kamu bereskan?" Darryl Lu memalingkan kepala melihatku, wajahnya penuh dengan aura meremehkan.

Aku menundukkan kepala, tidak tahu harus mengatakan apa, benar juga, ada benda apa yang pantas kubereskan. Hanya sekedar alat rias murahan, dan beberapa gaun yang terlihat bagaikan kain lap di matanya Darryl Lu.

"Lupakan saja, pulanglah jika kamu ingin pulang, sore hari ini aku akan menyuruh orang untuk mengantarkan uangnya ke Regal Bar, aku sangat akrab dengan bos Regal Bar, orang yang bernama Deith itu tidak akan menyulitkanmu." Darryl Lu mengatakan, lalu mengeluarkan selembar kartu bank dari dompetnya: "Ini adalah kartu cadanganku, passwordnya 6 angka terakhir. Belilah baju yang bagus, jangan sampai mempermalukanku."

Setelah mengatakannya, dia melemparkannya, aku tidak berhasil menangkapnya, kartunya terjatuh di lantai, aku menatap kartu bank yang terjatuh di lantai, mataku terasa sedikit nyeri. Merasa sedikit dilecehkan, aku memungut kartu itu, terdapat semacam aroma di kartunya, yaitu aroma sabun cuci tangan di rumah Darryl Lu.

Sebenarnya, aku telah bekerja begitu lama di bar, dari awal sudah melupakan apa yang namanya merasa malu, aku bersikap seperti pelacur, melihat ada berbagai pria yang menyelipkan uang ke dalam baju dalamku, mereka bahkan memarahiku wanita murahan, pelacur, namun aku tetap mampu menampilkan senyuman untuk merayu mereka. Tapi saat berhadapan dengan Darryl Lu, semua telah berubah menjadi aneh.

Aku mengambil kartunya Darryl Lu, pergi ke mall membeli sebuah terusan putih, lalu "seragam kerja" yang berwarna merah menyala ini, kubuang ke dalam tong sampah. Kembali ke tempat tinggalku dulu untuk membereskan barang, yang dikatakan oleh Darryl Lu memang benar, aku benar-benar tidak memiliki barang yang pantas di bawa.

Aku pergi ke Regal Bar pada jam 4 lebih, masih belum mulai mendapatkan klien, kebanyakan wanita juga belum mulai bekerja, aku membawa sebuah koper kulit, langsung pergi ke ruang istirahat.

Di dalam ruang istirahat terdapat Aldora Yao dan Deith Qiao, sedang merokok, entah sedang mengatakan apa.

"Kak Aldora, Kak Deith." Aku membuka pintu dan masuk untuk menyapa mereka.

Aldora Yao berlari kemari menangkap tanganku, melihat tubuhku berulang kali. Deith Qiao tidak bangun, bahkan sama sekali tidak melihatku.

"CEO Lu tidak menyulitkanmu bukan? Kamu masih baik-baik saja bukan?" Aldora Yao menanyakanku dengan penuh kecemasan, aku melihat dia hingga nyaris ingin menangis.

Aku tidak berbicara, langsung berjalan ke samping Deith Qiao: "Kak Deith, aku......"

"Aku tahu, CEO Lu telah mengantarkan uangnya kemari." Deith Qiao menghisap rokok dengan kuat, lalu mengangkat kepala melihatku.

Entah kenapa, setelah tidak bertemu selama semalam, aku merasa Deith Qiao telah menua, jenggotnya telah tumbuh, matanya penuh dengan urat merah.

Aku baru saja hendak berkata, tapi Deith Qiao duluan mendorongku dengan kuat, langsung keluar dari ruang istirahat tanpa memalingkan kepala, berjalan sambil berkata: "Hutangmu padaku telah lunas, pergilah ke mana pun sesukamu, segeralah enyah, lain kali jangan bertemu kembali."

Aku awalnya ingin mengucapkan sampai jumpa terhadap Deith Qiao dengan baik-baik, aku bukanlah begitu mulia, meskipun aku tidak bisa berterima kasih padanya secara tulus, tapi aku juga tidak memiliki rasa benci terhadapnya.

Aldora Yao menarik lenganku untuk duduk di sofa, sepasang tangannya dengan erat memegang tanganku: "Kayla, kamu telah berhasil, Kakak telah membantumu mencari tahu, meskipun watak Darryl kurang bagus, tapi tidaklah memiliki "hobbi" aneh apapun, kamu jangan membuatnya marah, dengan begitu kamu tidak akan sengsara. Dia tidak sama dengan bos lainnya, yang suka bermain wanita!"

Aldora Yao melemparkan tatapan mata "kamu pasti mengerti" terhadapku, aku tertawa bodoh terhadapnya.

Perasaan dipedulikan oleh orang lain seperti ini sungguh bagus.

"Kenapa tertawa bodoh begitu! Perkataan Kakak masih sama, harus banyak memperhatikan banyak hal, orang seperti mereka itu, hanya sekedar tertarik terhadap barang baru, kamu waspadalah saat berada di dalam kalangan orang seperti mereka, kalau sampai suatu hari Darryl......" Aldora Yao langsung menggigit bibir saat berkata sampai sini, jeda sejenak: "Kayla, jangan keberatan terhadap perkataanku yang kasar, juga jangan menyalahkanku sedang mengutukmu, kalau sampai suatu hari Darryl tidak menginginkanmu lagi, atasilah baik-baik sebisa mungkin, kalau tidak bisa, hiduplah dengan masuk ke dalam kawasan model penghibur, jangan kembali ke sini, model penghibur sangat meremehkan pekerjaan di bar, dan orang di bar meremehkan wanita raya, tapi coba kamu pikir-pikir, orang seperti kita ini, bukankah sama-sama melakukan bisnis yang sama!"

Aku melihat Aldora Yao, membentangkan lengan memberikannya sebuah pelukan yang besar, berpesan, Aldora, kamu harus menjaga dirimu baik-baik.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu