My Lifetime - Bab 4 Tidak Menginap, Akan Langsung Pulang Setelah Menyelesaikannya

Melihat aku tidak berbicara, Darryl Lu tertawa dingin: "Aku tidak harus bertindak kasar bukan?"

Aku menatap wajahnya Darryl Lu, lalu teringat dengan perkataan Deith Qiao sebelumnya, kali ini aku benar-benar telah menghadapi masalah, dan masalah ini adalah masalah yang gawat.

Meskipun sudah 2 tahun aku melakukan pekerjaan ini, tapi masih saja seorang pemula, tidak akan ada yang percaya jika kukatakan seperti ini, Apalagi Deith Qiao sekarang sudah tak mampu melindungiku lagi. Barang siapa yang mengerti situasi, dia adalah orang bijaksana, terima saja jika sungguh sudah tidak bisa diubah, memangnya masih bisa bagaimana lagi? Apakah harus datang ke ranjang pria tua itu dengan dipukul demi mempertahankan keutuhan selaput dara ini? Tindakan kasarnya yang ringan palingan hanya akan dipukul, tapi takutnya nanti nyawa pun akan direngut.

Istilahnya adalah, kalau kehidupan hendak memperkosamu, jika tak mampu melakukan perlawanan, maka cobalah untuk menikmatinya. Apalagi dalam hal ini akan mendapatkan uang, waktu untuk membayar lunas hutangnya Deith Qiao, akan semakin singkat.

Aku segera mengganti ekspresi wajahku, dengan senyuman manis mengambil kondom yang ada di tangan Darryl Lu, memasukkannya ke dalam baju dalam di hadapan matanya langsung, sepasang tanganku memeluk lehernya Darryl Lu: "CEO Lu, jangan begitu galak."

Darryl Lu tersenyum, lalu meremas pantatku sejenak: "Kedepannya, aku akan sering menyewamu. Asalkan kamu mampu menyelesaikannya." Setelah mengatakannya, Darryl Lu meremas dadaku, tapi sebenarnya dia hanya meraba kondom yang kuselipkan dalam baju dalam, berbisik di samping telingaku: "Tahu apa yang kuinginkan bukan?

Aku mengedipkan mata sambil tersenyum: "Kalau begitu, terima kasih CEO Lu."

"Kelihatannya aku tidak salah memilih orang, aku akan menunggumu di tempat parkir hotel." Darryl Lu tersenyum dengan sedikit menakutkan, aku merasa bulu kudukku telah berdiri.

Saat kembali ke ruang VIP, aku dan Darryl Lu telah berganti tempat duduk, aku menemani si gendut itu minum banyak bir, sedangkan dia terus meraba segala tempat di tubuhku.

Saat keluar dari Regal Bar, Aldora Yao melihatku dengan tatapan tegang, penuh dengan kecemasan, Deith Qiao yang berada di samping menggertakkan gigi dengan keras, aku tersenyum terhadap mereka berdua: "Jangan khawatir, tidak akan menginap, aku akan pulang setelah selesai melakukan tugas."

Aku menaiki mobilnya si gemuk itu, dia terus meraba tubuhku dari atas hingga bawah di dalam mobil, menyibak rokku.

Aku tersenyum, sambil menggunakan tangan untuk menghadang pergerakannya, sambil berkata, CEO Li, CEO Li, jangan seperti ini dulu, pemuda yang menyetir tidak akan tahan.

Tapi CEO Li tidak mempedulikan hal ini, tetap terus menggigit leherku, sampai membasahi seluruh leherku dengan air liur, begitu jijik.

Tiba di hotel, saat baru saja memasuki pintu, CEO Li langsung dengan tak sabarannya menekanku di ranjang, aku melakukan perlawanan sesaat, lalu berpikir apa yang sedang kulakulan? Berlagak suci? Saat berpikir seperti ini, aku mendadak tertawa, sampai-sampai menitikkan air mata.

CEO Li pun mulai menghentikan pergerakannya, bertanya padaku dengan bingung: "Apa yang kamu tertawakan?"

Aku tertawa tak hentinya, berkata dengan putus-putus: "Karena...... aku...... bahagia......"

Saat CEO Li mendengar perkataanku, sepasang matanya langsung bersinar, sambil membuka bajuku, sambil berkata dengan napas yang kasar: "Gadis, sekarang sudah langsung merasa senang? Nanti aku akan membuatmu merasa senang bagaikan naik ke surga."

CEO Li telah menelanjangkanku bulat-bulat, kondom yang tersembunyi di baju dalam telah jatuh keluar, CEO Li melihat kondom itu dengan melongo sejenak, aku dalam hati berpikir ini gawat......

Tanpa mendengarkan penjelasanku, CEO Li langsung merobek bungkusan kondom, sambil memaki: "Gadis, kamu bahkan sampai mempersiapkannya."

Setelah mengatakannya, CEO Li membelah kakiku dan hendak memasukkannya.

Semua orang mengatakan pertama kali melakukannya akan terasa sakit, aku memejamkan mataku, sepasang tangan meremas seprei kasur, CEO Li bergerak sembarangan di atas tubuhku. Rasa sakit yang kubayangkan tidak muncul, CEO Li hanya bergerak sembarangan sejenak, lalu tak ada gerak-gerik lagi.

Aku membuka mataku, melihat CEO Li berlutut di ranjang dengan tatapan melongo, sebelum aku sempat berkata, CEO Li melepaskan kondom yang sudah dipakai dengan baik, entah sedang mengomel-ngomel apa, aku tidak mampu mendengarnya dengan jelas. Lalu sepasang tangannya direntangkan dan menampar mulutku.

Aku dipukul oleh CEO Li hingga buta arah, dan memohon ampun tanpa henti.

Sialan, situasi apa ini? Memangnya semua orang kaya selalu bersikap seperti ini?

Aku ingin kabur, tapi baru saja menjulurkan salah satu kaki menuruni ranjang, langsung kembali ditarik olehnya.

Dia mencengkram rambutku dan menbentur ke ujung ranjang, sambil membenturkanku sambil memaki: "Gadis murahan!"

Situasi ini sangat familiar, situasi ini sangat mirip dengan saat ketika aku meng-"krasak" organ vital ayah tiriku dulu. Juga memukulku dengan habis-habisan, memarahiku gadis murahan, mengataiku tak berguna, dan membenturkan kepalaku ke ujung ranjang dengan sekuat tenaga......

Hal ini selalu menjadi sebuah trauma dalam hatiku, tidak di sangka situasi seperti ini kembali terulang pada hari ini.

Aku begitu tegang dan takut CEO Li akan memukulku sampai mati, terus berusaha berteriak meminta tolong tanpa henti. Meskipun aku tahu tidak akan ada orang yang akan menolongku.

"Panggil Papa! Mohon padaku!" CEO Li sambil memukulku sambil membentak.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu