My Lifetime - Bab 6 Ini Semua Adalah Uang

"Tidak tidak tidak!" Kepalaku kugelengkan sekuat tenaga: "CEO Lu, aku...... kakiku gemetaran, Anda boleh membiarkanku menenangkan diri sejenak tidak? 2 menit, hanya perlu 2 menit." Aku melihatnya dengan tatapan memohon, aku benar-benar bukanlah sengaja tidak turun, melainkan kakiku benar-benar lemah karena gemetaran.

Darryl Lu melihatku dengan tatapan aneh, lalu tak tertahankan untuk tertawa, ekspresi itu seakan-akan sedang mengatakan: "Lihatlah penampilan dirimu yang bagaikan tidak pernah melihat dunia luar."

Aku pun ikut tertawa "Hehe" dengan canggung, mengelus kakiku sesaat, lalu membuka pintu dan hendak turun.

"Tunggu, siapa namamu?" Darryl Lu memiringkan kepalanya melihatku.

"Kayla An."

"Maksudku adalah nama asli." Darryl Lu mengerutkan alisnya, sepertinya sedikit marah.

"Inilah nama asli."

Darryl Lu melihatku dengan sedikit termenung, lalu mengeluarkan selembar kartu nama: "Ini kartu namaku."

Aku menerima kartu namanya, di atas kartu berwarna hitam, tidak ada keterangan lain, hanya tertulis satu nama dan serangkaian angka.

Huruf yang tertulis dengan warna keemasan adalah: "Darryl Lu", sepertinya sejak dari saat itu, nama Darryl Lu telah terpahat dalam hatiku.

Aku mengatakan sampai jumpa terhadap Darryl Lu, lalu turun dan naik ke lantai 3 dengan pincang.

Saat membuka pintu, langsung tersedak akibat asap rokok di dalam kamar, Deith Qiao dan Aldora Yao duduk di sofa, mereka masing-masing mengemut rokok di mulut.

Aku terus batuk, menendangkan sepatu hak tinggi ke samping: "Apa yang kalian berdua lakukan, kenapa merokok begitu banyak!"

Melihat aku telah pulang, Aldora Yao membuang rokok dan menyerbu ke arahku, melihat bagaimana keadaan lukaku, wajah penuh dengan kecemasan: "Kayla, kamu......"

"Tidak kenapa-napa." Aku tersenyum, wajah langsung terasa sakit saat tersenyum.

Aku memberikan semua uang dan kartu bank kepada Deith Qiao: "Total semuanya sebanyak 12 ribu RMB, ambillah."

Deith Qiao mendekat dan mengangkat tangannya, bersikap hendak memukulku, tapi tangannya baru saja terangkat, malah kembali diletakkan, mungkin dia merasa tidak ada lagi tempat yang bisa dipukul di tubuhku, tidak tahu harus mendaratkan pukulannya ke mana.

"Aldora, ini semua akibat ulahmu! Setelah Deith Qiao melontarkan sebuah kalimat ini, dia langsung keluar dengan kesal, uangnya bahkan tidak diambil.

Aldora tidak mempedulikan Deith Qiao, langsung menarikku untuk duduk, lalu mengeluarkan balok es dari dalam kulkas untuk mengompresku. Juga mengambil kotak obat membantuku mengoleskan obat.

"CEO Lu ini begitu kejam, kamu...... bagian sana terluka tidak? Kita pergi ke rumah sakit saja ya?" Aldora mengoleskan obat padaku dengan hati-hati, dan bertanya dengan hati-hati.

"Bukan CEO Lu, melainkan si gemuk yang datang bersama dengan CEO Lu, kukatakan padamu, selaput itu masih utuh!" Aku menahan rasa sakit, berkata terhadap Aldora Yao.

Aldora Yao melihatku dengan tatapan sulit untuk percaya: "Kamu jangan beronar, orang seperti mereka ini, mana mungkin akan melepaskanmu."

"Sungguh!"

Aku menceritakan keseluruhan kejadian kepada Aldora Yao dari awal hingga akhir, Aldora Yao membelalakkan matanya terlihat sulit untuk percaya.

"Dasar kamu, keadaanmu sudah seperti ini, tapi malah tetap berusaha menenangkanku." Aldora Yao lanjut mengoleskan obat untukku, aku merasa sangat kantuk dan langsung merebah di sofa sambil memejamkan mata.

"Aldora, selain mamaku, kamu adalah orang pertama yang memperlakukanku dengan baik, sungguh."

"Baik apanya, kalau bukan karena aku memintamu untuk menggantikan Shania, kamu tidak akan sampai seperti ini." Aldora Yao menghela napas.

"Sekarang masih ada Deith yang melindungiku, bagaimana kalau sampai Deith tidak melindungiku lagi, bukankah aku tetap harus melakukan pelayanan di luar bar. Lagipula, pasti tetap akan ada hal yang tak mampu Deith lindungi, seperti CEO Lu hari ini, seseorang yang bahkan tidak bisa disinggung oleh Deith. Kalau Deith saja tidak berani menyinggungnya, apalagi denganku. Lagipula bukankah aku sudah kembali hidup-hidup, tidak kekurangan satu pun bagian badan, masih lumayan kok, lumayan."

Aku memejamkan mata, menahan air mata dengan sekuat tenaga.

Aldora Yao sambil mengoleskan obat padaku, sambil mengulangi perkataanku: "Lumayan, lumayan."

Aku beristirahat di rumah memulihkan keadaanku selama setengah bulan lebih, setiap hari dikompres, akhirnya wajahku tidak membengkak lagi, tapi memar kebiruan sebelumnya telah berubah menjadi kekuningan, aku nyaris menjadi gila karena terus berdiam di rumah selama setengah bulan ini. Kartu nama Darryl Lu terus kubolak-balik melihatnya cukup lama, meskipun merasa sedikit tidak rela, terakhir tetap kurobek dan membuangnya.

Aku tahu aku dan Darryl Lu adalah orang dari dunia yang berbeda, tidak mampu kuraih. Sebaiknya menjauh sebisa mungkin.

Saat Deith Qiao datang mengantarkan makanan untukku, aku bilang aku sudah ingin pergi bekerja, Deith Qiao sambil membuka kotak makanan, sambil menuangkannya ke piring, melihatku dengan tatapan menyindir: "Kenapa? Sudah kecanduan melakukan pekerjaan ini."

Aku langsung panik mendengar perkataannya ini, langsung berkata padanya, apa maksudmu Deith Qiao, bagaimana caranya kubayar hutangmu kalau tidak bekerja! Dulu kamulah yang membawaku masuk ke sini!

Deith Qiao pun menjadi emosi, seketika langsung membalikkan meja: "Kayla Gao, apakah kamu begitu ingin membayar hutangku secepat mungkin, dan pergi sesegera mungkin?!"

"Deith, apa maksudmu, jangan menarik perkataanmu! Ditambah dengan uang sebanyak 12 ribu RMB sebelumnya, hutangku hanya tersisa 600 ribu RMB! Dan juga, namaku Kayla An! Aku mengikuti marga mamaku! Jangan menambahkan marga Gao dari orang sialan itu saat memanggilku!" Aku juga mulai bertengkar dengan Deith Qiao, tak mempedulikan adanya pecahan piring di lantai.

Deith Qiao tertegun, menunjuk hidungku: "Baik baik baik, sayapmu sudah kuat ya, kalau begitu cepat pergi masuk kerja, lalu segera enyah dariku setelah lunas membayar hutang!"

Deith Qiao pergi dengan emosi yang meluap-luap, pintunya dihantam dengan keras, begitu menggelegar hingga telingaku terasa sakit.

Sambil beres-beres sambil memaki Deith Qiao gila, lalu bel rumah berbunyi, aku kira Deith Qiao telah kembali.

Aku membawa sapu pergi membuka pintu, langsung mulai marah-marah sebelum sempat melihat orang di depan mata dengan jelas: "Bukankah kamu sudah pergi! Kenapa kembali lagi!"

Saat melihat dengan seksama, di luar berdiri seorang abang pengantar makanan pesanan dengan ekspresi melongo, juga Aldora Yao yang membawakan dua buah plastik.

Abang itu langsung lari setelah meletakkan barang, mungkin telah ketakutan karenaku.

Aldora Yao masuk ke dalam, melihat keadaan berantakan di dalam: "Ada apa ini? Mana Deith?"

Aku merenggangkan bahu: "Tadi aku berkata ingin kembali masuk kerja, lalu entah kenapa tiba-tiba menjadi gila, langsung melampiaskan amarahnya padaku, kemudian pergi. Sungguh menyia-nyiakan makanan sebanyak ini." Sambil berkata, sambil berjalan ke samping meja lanjut menyapu: "Ini semua merupakan uang, selalu menyia-nyiakan uang yang didapatkan dengan meminum bir."

"Deith tidak berkata padamu?" Suara Aldora Yao meninggi 8 oktaf, begitu nyaring sampai telingaku berdenging.

Aku melihat Aldora Yao dengan bingung: "Bilang apa?"

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu