My Lifetime - Bab 3 Kamu Buka Harga
Deith Qiao pergi menyuruh seorang pemuda bawahan pergi membelikan bubur untukku, dia bilang dirinya masih ada urusan dan pergi duluan, nanti akan kembali menjemputku keluar dari rumah sakit.
Aku meminta kantong es dari suster untuk Aldora Yao, Aldora Yao tersenyum pahit: "Terima kasih, Kayla, kamu masih saja mempedulikanku pada saat seperti ini."
Aku berkata: "Kak Aldora jangan marah, watak Deith memang brutal, kalian sudah saling berkenalan lebih lama dariku, seharusnya tahu akan hal ini."
Aldora Yao menggelengkan kepala: "Tidak masalah, ini karena telah membuatmu sengsara."
Aku tersenyum, aku bilang memangnya apalah semua ini, lagipula, yang bermarga Lu itu telah memberikan uang sebanyak 10 ribu RMB untukku.
Aldora Yao tidak berbicara, entah sedang memikirkan apa, sesaat kemudian, dia mengangkat kepala berkata padaku: "Kayla, kamu harus menyisakan sedikit uang untuk dirimu sendiri, sungguh, percaya pada perkataanku, pria itu tak bisa diandalkan, selain uang di dalam kantong, siapa pun tidak bisa diandalkan, kamu rasa orang seperti kita kenapa harus merendahkan diri seperti ini, bukankah semua ini demi uang?"
Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapan Aldora Yao, hanya melihatnya dengan melongo, tidak tahu harus mengatakan apa.
Aldora Yao melihat penampilanku yang terlihat bingung, kemudian dia menghela napas bagaikan telah membulatkan tekad yang kuat: "Aku benar-benar menganggapmu sebagai adikku, hari ini aku akan berterus terang padamu, kamu menyimpan semua uangmu pada Deith, bagaimana kalau suatu hari dia tidak menginginkanmu lagi? Tidakkah kamu berotak udang? Nantinya kamu akan kehilangan kedua-duanya."
Setelah Aldora Yao berkata seperti ini, aku langsung mengerti terhadap segalanya, ternyata dia mengira aku dan Deith Qiao memiliki hubungan seperti itu.
Aku tertawa hingga sesak napas, sama sekali tidak bisa berhenti, aku bilang: "Kak Aldora, Deith tidak akan menelantarkanku.
Karena dia masih menungguku untuk membayar hutang sampai lunas. Tentu saja ucapan ini tidak kukatakan keluar.
Aldora Yao memberikan tatapan bola mata putih untukku, terlihat sangat kesal: "Kamu suatu saat pasti akan menangis."
Aldora Yao mengupas kulit jeruk dan menyuapiku, aku berkata secara bergumam: "Manis sekali!"
Memang manis, hingga menjalar sampai ke hatiku.
Hingga sekarang, selain mamaku, tidak ada lagi orang lain yang mempedulikanku.
Aldora Yao merupakan satu-satunya orang di Regal Bar yang termasuk sedikit akrab denganku selain Deith Qiao, aku tidak begitu dekat dengan orang lain, dan aku pun tahu jelas, kalau bukan karena ditopang oleh Deith Qiao, aku dari awal pasti telah dikucilkan. Ini bukan karena aku begitu arogan, melainkan karena lingkungan kehidupanku dari kecil membuatku tak mampu berinisiatif untuk mendekati orang lain, ibarat sederhananya, aku bagaikan anjing liar yang terlantar di jalanan yang telah trauma akibat dipukuli, selanjutnya akan merasa takut dan kabur saat bertemu dengan orang, tapi asalkan ada seseorang yang memberikanku sepotong tulang, maka aku akan menggoyang-goyangkan ekorku terhadapnya.
Deith Qiao menjemputku keluar dari rumah sakit, lalu pulang ke rumah dan tidur, malam harinya lanjut bekerja.
Aku duduk di ruang istirahat menunggu Mommy datang memanggilku naik panggung, di tengah waktu luang ini, Deith Qiao mengantarkan secangkir air hangat untukku.
Pandangan gadis lain di ruang istirahat yang melihatku bagaikan sangat ingin memakanku bulat-bulat, mereka terus bergosip bahwa aku adalah orangnya Deith Qiao, makanya dengan mengandalkan relasi ini, setiap kali saat ada klien yang murah hati dan mudah diajak bicara, Mommy selalu mengingatkan Deith Qiao, lalu menyuruhku untuk menerimanya.
Tapi kenyataannya memang seperti itu, berkat Deith Qiao, aku benar-benar lebih kurang sengsara.
Aku baru saja minum beberapa teguk, langsung melihat Aldora Yao berlari dengan panik. Dia melihat Deith Qiao juga berada di sini, langsung terlihat seperti sulit untuk berbicara.
"Cepat katakan ada apa!" Deith Qiao terlihat kesal.
"CEO.... CEO Lu datang, ingin memesan Kayla......" Suara Aldora Yao sangat kecil, meskipun dia telah memakai foundation yang tebal, ditambah lagi dengan pencahayaan bar yang remang-remang, memar di wajah tetap saja terlihat.
Saat mendengar CEO Lu, seluruh tubuhku langsung kebas, aku boleh bilang tidak mau pergi tidak?
Aldora Yao menundukkan kepala tidak melihatku, Deith Qiao membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tapi malah kembali ditelan, kelihatannya CEO Lu ini, latar belakangnya benar-benar sangat besar.
Aku berdiri membereskan terusanku sejenak: "Ayo pergi."
Dalam seketika itu, aku bahkan merasa diriku bagaikan seorang pahlawan, saat keluar dari ruang istirahat, Deith Qiao menarikku: "Aku tidak mampu melindungimu, banyaklah berdoa."
Aku tersenyum terhadap Deith Qiao, lalu mengikuti Aldora Yao naik ke lantai 6.
Ini adalah ruang VIP semalam, di dalam terdapat belasan orang, ada pria dan wanita, Darryl Lu duduk di tengah, entah sedang membahas apa dengan seorang pria yang gemuk. Pria gemuk itu harusnya sudah berumur 50 tahun lebih, bahkan rambutnya sudah memutih.
Melihat aku telah masuk, Darryl Lu menepuk tempat yang dikosongkan di sampingnya, memberi isyarat padaku untuk duduk di sana.
Aku baru saja duduk, tangan Darryl Lu langsung merangkul pinggangku, memasukkanku ke dalam pelukan, tangan kanan terulurkan untuk mengambil segelas bir kepadaku: "Mari, minum segelas."
Ucapan Darryl Lu ini, membuat tubuhku spontan gemetaran sejenak, aku melihatnya dengan sedikit ketakutan, dan bertatapan dengan sepasang matanya.
"Kenapa? Takut?"
Aku bergegas tersenyum: "Apa yang CEO Lu katakan, semalam adik yang tak tahu aturan, anggap saja segelas bir ini sebagai permintaan maaf adik, mohon CEO Lu jangan keberatan."
Aku menerima gelasnya, menengadahkan kepala meminumnya dalam sekali teguk sekaligus hingga habis.
Darryl Lu juga tertawa, lalu ikut minum bersamaku beberapa gelas. Dia menempel ke samping telingaku dan menanyakan: "Menarik ya? Semalam aku memperlakukanmu seperti itu, sekarang bahkan meminta maaf terhadapku?"
"CEO Lu bercanda ya, aku hidup dengan mengandalkan pekerjaan ini, lagipula, Anda telah memberikanku uang." Darryl Lu menempel begitu dekat, hawa yang keluar dari hidung dan mulutnya membuatku merasa kebas, badanku pun terasa sedikit aneh. Aku secara tanpa sadar menggerakkan badanku.
Darryl Lu tertawa dengan sedikit menyindir: "Kenapa? Hanya begini saja langsung ada reaksi?"
Wajahku langsung merah membara akibat ucapan Darryl Lu, bergumam tak jelas entah harus mengatakan apa.
"Pandai juga dalam berpura-pura lugu." Setelah Darryl Lu mengatakan kalimat ini, dia tidak lagi meladeniku, membalikkan badan dan lanjut berbicara dengan pria gemuk itu, terkadang akan tertawa lepas.
Darryl Lu pada malam itu minum cukup banyak, saat berdiri hendak pergi ke toilet, badannya sempoyongan tidak mampu berdiri dengan stabil.
Aku segera membahunya, dia merangkulku ke dalam pelukan, berjalan ke toilet dalam ruang VIP.
Pergi menemani klien pergi ke toilet seperti ini bukanlah tidak pernah kulakukan, hanya saja saat tubuh Darryl Lu yang setinggi 1,8 meter ini menekan tubuhku, aku sampai takut tidak mampu memapahnya dan membuatnya terjatuh.
Setelah masuk ke toilet, Darryl Lu menekanku ke wastafel, sepasang tangannya menopang di cermin, menatapku dengan lurus, bagaikan dua orang yang berbeda dengan yang tadinya terlihat mabuk berat di ruang VIP, penampilannya yang sekarang terlihat seperti tidak pernah minum bir.
Aku tidak berani bergerak, juga tidak berani berbicara.
Darryl Lu mencubit wajahku, melihat dengan teliti: "Ternyata Bos Li menyukai jenis wanita sepertimu?"
Darryl Lu melontarkan satu kalimat ini secara tiba-tiba.
"Sudah lihat belum pria yang duduk di sampingku."
Aku menganggukkan kepala, tidak tahu apa yang ingin dilakukannya.
Darry Lu mengeluarkan sebuah kondom dari kantong celana, mengoyangkannya di depan mataku: "Tangani dia, harganya kamu yang buka."
Aku langsung tercengang saat mendengarnya, segera menggelengkan kepala: "CEO Lu, aku tidak melakukan pelayanan di luar bar."
Darryl Lu langsung mencengkram rambutku, kepalaku terangkat dan merasakan kesakitan sambil meringis.
"Pura-pura polos untuk diperlihatkan pada siapa, tidak melakukan pelayanan di luar bar? Kamu tetap tidak akan melakukannya jika kuberikan uang 10 RMB?!"
10 ribu RMB bagiku bukanlah jumlah uang yang kecil, melihat aku telah ragu, Darry Lu langsung tertawa dengan lebih senang.
"Jangan pura-pura di depanku, orang seperti kalian ini, yang mana yang tidak akan melakukannya setelah dibayar?"
Ucapan Darryl Lu ini tidak mampu kubantah, karena perkataannya memang kenyataan. Badan yang sudah dijual, memangnya masih bisa bilang masih suci? Omong kosong!
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Yang Terlarang
MinnieThe Winner Of Your Heart
ShintaMy Lifetime×
- Bab 1 Naik ke Lantai 6
- Bab 2 Tahu Kepalamu
- Bab 3 Kamu Buka Harga
- Bab 4 Tidak Menginap, Akan Langsung Pulang Setelah Menyelesaikannya
- Bab 5 Bobby Mandul Katamu?
- Bab 6 Ini Semua Adalah Uang
- Bab 7 Pakai Ini, Mulailah
- Bab 8 Di Mana Operasi Dilakukan
- Bab 9 CEO Lu Aku Mengerti Aturannya
- Bab 10 Segera Enyah, Jangan Bertemu Lagi
- Bab 11 Kamu Harus Mengerti Statusmu
- Bab 12 Apakah Kamu Benar-benar Mengira Kamu Datang Untuk Melewati Hidup?
- Bab 13 Pertama Sekali Bertemu Isanah Ji
- Bab 14 Darryl Lu, Kita Pulanglah
- Bab 15 Pelan Sedikit, Kamu Pelan Sedikit
- Bab 16 Jika Sedikit Terlambat, Darryl Lu Sudah Akan Mati
- Bab 17 Sebenarnya Cium Mana?
- Bab 18 Dia Sebenarnya Siapa
- Bab 19 Tidak Memiliki Keberuntungan Itu
- Bab 20 Tunggu Aku Di Kasur
- Bab 21 Kayla An, Memeluku
- Bab 22 Segeralah Kembali
- Bab 23 Kayla An, Aku Menyukaimu
- Bab 24 Benar-Benar Sial
- Bab 25 Maaf CEO Lu, Aku Akan Pergi Sekarang
- Bab 26 Hanya Seorang Wanita Saja
- Bab 27 Kedua Kakinya Menjepit Pinggangnya
- Bab 28 Aku Hanya Ikut Bermain
- Bab 29 Kayla An, Datang Kesini
- Bab 30 Bagaimana Kekuatanya Saat Tidur?
- Bab 31 Biarkan Dia Masuk
- Bab 32 Aku Hamil
- Bab 33 Aku Akan Menikah Sebentar Lagi
- Bab 34 Kayla An, Pergi Dari Sini
- Bab 35 Kembali Lagi Ke Regal Bar
- Bab 36 Kak John, Kamu Jangan Begitu
- Bab 37 Diperkosa Pelanggan Dan Tidak Dibayar
- Bab 38 Di Depan Mata Semuanya Adalah Darryl Lu
- Bab 39 Aku Membunuh Kakak Enam
- Bab 40 Melakukannya Di Dalam Toilet