Love and Trouble - Bab 22 Terbangun
Di samping ranjang pasien ada satu kursi kayu, dan di sanalah duduklah satu orang.
Hanya dapat melihatnya tiduran di samping ranjang, badannya ada sedikit kurus, dan rambutnya juga sudah memutih, wajahnya juga banyak kerutan, dan terlihat lebih tua lagi.
Orang ini adalah ayah mertuanya sendiri yaitu Dedi Liu.
“Aih, ini bukannya ayah mertua? Kenapa ada di sini? Apakah dia yang mengantarku ke rumah sakit?“ Wanda Li tidak bisa memikirkan bagaimana dia bisa datang ke kamar pasien ini.
Ayah mertuanya demi menjaganya, semalaman itu tidak tidur dengan baik, badannya pasti sangat lelah.
Wanda Li juga tak tega untuk membangunkannya, jadi dia hanya melihatnya dengan diam-diam dan menikmati lelaki yang ada di depannya ini. Dalam hatinya sangat paham dan jelas, ayah mertuanya yang telah membesarkan suaminya sampai menjadi sukses. Dia sudah menjadi ayah sekaligus ibu bagi suaminya dengan sangat sulit.
Karena ayahnya sendiri juga meninggal dengan cepat, dia dari kecil sudah kekurangan cinta ayah. Dia sangat hormat terhadap ayah mertuanya yang rajin, sederhana, dan baik hati itu.
Setiap melihatnya, dia selalu merasa ada perasaan yang sangat dekat.
Wanda Li sebelum menikah dengan Dino Liu, pernah pacaran satu kali, dan sudah tinggal begitu lama bersama pacarnya.
Pengalaman hidup Wanda Li dan Dino Liu cukup mirip, sejak kecil dia telah kehilangan ayahnya, dan hanya hidup bersama ibunya saja. Ibunya lah yang membesarkannya sampai sekarang ini.
Lalu, bajingan itu, yaitu mantan pacarnya sendiri. Benar-benar membuat orang tak percaya. Dia demi bersama ibunya sendiri, dan orang yang lebih tua 20 tahun darinya, malah meninggalkan dirinya.
Dulu, Wanda Li selalu merasa sangat aneh saat mantan pacarnya bersama dengan ibunya.
Saat mereka mempersiapkan pernikahan mereka, mantan pacarnya dan ibunya sendiri hubungannya menjadi sangat dekat. Lalu, ibunya selalu tinggal di dekatnya.
Bisa dibilang, ibunya tinggal di tempat Wanda Li lebih lama daripada dia tinggal di rumahnya sendiri.
Ibu Wanda Li sangatlah seksi, langsing, bohay, dan juga sangat menawan. Apalagi bagian tubuhnya yang penuh dengan pesona itu. Dan yang benar-benar membuat orang tergila-gila adalah bagian dadanya yang montok itu. Seorang pria yang melihatnya sekali saja, bisa langsung tergoda.
Setelah bersamanya begitu lama, sebagai seorang pria, yang tidak tergoda sangatlah sedikit. Tidaklah heran bahwa mantan pacarnya itu rela meninggalkan dirinya hanya demi ibunya itu.
Ada satu hari, mereka berdua sedang melakukan hal itu, dan tertangkap basah oleh Wanda Li.
Dan yang lebih jelas lagi, saat Wanda Li melihat mereka sedang melakukan itu, ibunya sedang berlutut di atas lantai, dan mantan pacarnya berdiri di belakang untuk melakukannya.
Saat itu ibunya berteriak dengan sangat hebat, dari awal sampai akhir dia terus menerus mendesah.
Wanda Li berpikir bahwa ibunya telah membesarkannya dengan susah payah, jadi tidak ingin mengganggu mereka. Hanya bisa tutup sebelah mata saja, dan berpura-pura seakan tak terjadi apa-apa. Dia juga mengira itu bukan hal besar, dan hanya terjadi satu kali saja.
Tapi nyatanya dia telah salah.
Setelah beberapa bulan, dia selalu melihat ibunya dan mantan pacarnya melakukan hal yang sangat tidak bermoral dan tidak tahu malu itu di setiap ruangan yang ada.
Setiap kali, ibunya selalu berlutut di lantai, dan mantan pacarnya selalu ada di belakangnya untuk melakukannya.
Namun, itu masih belum semuanya. Ada lagi yang sangat menyakiti hati Wanda Li. Yang paling menyakitinya bukan di saat mereka berdua bermain api di belakangnya, melainkan saat dia dan mantan pacarnya melakukan hal itu, tidak begitu bersemangat dibandingkan saat bermain bersama ibunya.
Wanda Li sering kali memohon mantan pacarnya untuk lebih bertenaga sedikit, dan lebih cepat sedikit, tapi itu semua tak dapat memuaskan Wanda Li.
Alasan utama Wanda Li dan suaminya Dino Liu setelah menikah selalu suka diserang dari belakang, dan juga mendapatkan kenikmatan dari itu semua. Hal itu tentunya tak lepas dari bayang-bayang mantan pacarnya dan juga ibunya sendiri.
Saat terakhir kalinya, Wanda Li merasa dia sudah tak tahan lagi, dan akhirnya memutuskan untuk memperingati mereka. Jadi saat mereka selesai melakukannya, dia langsung masuk ke dalam kamar.
Saat itu, ibu Wanda Li sedang melakukan “pembersihan” dengan mulut kecilnya itu.
Dan yang paling membuatnya tak tahan adalah, ibunya sambil melakukan itu, sambil mengangkat kepalanya melihat dirinya, dan dengan wajah tak peduli tersenyum saja.
Jadi, dia sangat marah dan langsung menampar mantan pacarnya itu, dan meninggalkan rumah. Dia juga langsung meninggalkan kota yang membuatnya sedih dan sakit hati dan langsung memutuskan hubungan ibu dan anak.
...........
Langit sudah terang.
Itu merupakan hari yang cerah, udaranya juga cukup segar. Cahaya matahari menembus kaca dan menyinari masuk ke dalam, mengarah tepat ke ranjang pasien Wanda Li dan juga di atas badan Dedi Liu yang sedang tertidur pulas.
“Aku kenapa bisa dibawa ayah mertuaku sampai ke rumah sakit?” Wanda Li bertanya pada dirinya sendiri.
Setelah memikirkan kejadian dia diperkosa oleh beberapa lelaki di pinggiran kota itu, dan saat dia dipermalukan itu, dia merasa sangat marah. Dia lalu langsung berpikir kejadian dia dan ayah mertuanya di siang hari itu. Wajahnya pun langsung menjadi merah, dan sangat malu.
Walaupun Wanda Li banyak pertanyaan dalam hatinya, dia masih tetap tak bisa membangunkannya.
Akhirnya, Dedi Liu membuka matanya.
Dia merenggangkan pinggangnya, dan bangun dari tempat duduknya. Dia menyadari Wanda Li melihatnya dengan begitu serius, dia menjadi sedikit tak enak hati. Dia langsung tak mengantuk lagi.
“Wanda, kamu sudah bangun?” Dedi Liu terkaget.
Wanda Li bertanya: “Aku terbaring di sini sudah berapa lama?”
Dedi Liu berkata: “Sudah satu malam di sini.”
“Ah, begitu lama?” Wanda Li bergerak sebentar, dan mencoba untuk bangun, sambil berkata: “Tak bisa, aku masih banyak hal yang harus diurus, tak boleh berdiam di sini lagi.”
“Badanmu masih lemah, tak boleh bergerak.” Dedi Liu seperti orang dewasa yang menghibur dirinya, dan berkata: “Kamu sekarang jangan berpikir yang lain, dan merawat lukamu dulu.”
Wanda Li berkata dengan tak berdaya: “Tapi, aku baru saja menyelesaikan proposal penjualan itu, masih harus disempurnakan lagi......”
Dedi Liu berkata sambil tersenyum: ”Kamu tenang saja, aku nanti akan telepon ke kantormu, dan menggantikanmu untuk minta izin!”
Saat melihat ayah mertuanya yang begitu semangat, Wanda Li sedikit terharu.
Dia melihat ke sekelilingnya, dan tak tahan untuk bertanya: “Ayah, aku kenapa bisa ada di rumah sakit, dan bagaimana kamu dapat menemukanku dan mengantarku ke sini?”
“Begini masalahnya.” Dedi Liu mulai ragu dan langsung berkata dengan wajah merah: “Kemarin saat aku meninggalkan rumahmu, aku terus merasa sangat bersalah, dan sangat tak baik terhadap anakku, jadi aku mematikan teleponmu dan sengaja menghindarimu. Tapi, pada saat malam hari, aku mulai mengkhawatirkanmu, dan mencoba untuk meneleponmu, tapi aku tetap tidak ada keberanian itu, sampai akhirnya aku tertidur di atas sofa di ruang tamu, dan bermimpi buruk, barulah aku mencoba meneleponmu......”
Wanda Li setelah mendengar perkataan ayah mertuanya, langsung dengan ramah berkata: “Kalau begitu aku bagaimana bisa diantar ke rumah sakit?”
Dedi Liu berkata dengan tidak nyaman: “Kamu dibawa oleh polisi.......”
“Ah? Polisi?” Wanda Li bertanya dengan aneh: “Polisi bagaimana tahu kalau aku diperkosa seperti itu?”
“Saat aku menelepon teleponmu itu, tak ada yang mengangkat, saat aku sangat panik, dan bersiap untuk pergi ke rumahmu, dari teleponmu itu terdengar suara minta tolongmu. Aku merasa masalah ini sedikit tak baik, dan langsung menelepon 110 untuk melapor pada polisi.” Dedi Liu berpikir kejadian saat itu, dan masih ada sedikit rasa takut di hati, dan berkata: “Dokter, untung saja polisi mengantarmu dengan cepat, kalau tidak, takutnya kamu akan kehilangan banyak darah, dan kemungkinan akan kehilangan nyawamu.......”
Setelah mendengar cerita Dedi Liu, Wanda Li langsung duduk di atas ranjang pasien, dan terbengong menatap langit-langit, dalam hatinya tak tahu dia sedang memikirkan apa.
Dedi Liu saat melihat menantu perempuannya seperti itu, dia mengira dia telah salah berbicara, dan tidak berbicara lagi.
Setelah itu, kondisi di dalam kamar pasien itu menjadi terdiam sangat lama.
Novel Terkait
My Only One
Alice SongDon't say goodbye
Dessy PutriMy Cold Wedding
MevitaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieAdore You
ElinaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiI'm Rich Man
HartantoLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk