Love and Trouble - Bab 7 Bus Umum (2)
Lelaki paruh baya itu sebelumnya belum pernah meraba dada yang begitu berisi, jadi dia sekarang sangatlah bersemangat.
Wanda Li benar-benar menganggap laki-laki ini menjadi ayah mertuanya sendiri. Dia membayangkan saat-saat dimana kakeknya mengintipnya dan suaminya saat melakukan hal itu, dia benar-benar merasakan malu dan semangat.
Lelaki paruh baya itu saat melihat ekspresi nikmat dari Wanda Li itu, tangan kirinya langsung melanjutkan untuk meraba pegunungannya itu, dan tangan kanannya itu memegang perut kecilnya itu. Dan juga dia terus menaik turunkan gerakan tangannya, setelah itu memasukkan tangannya ke dalam rok. Dia menyentuh kedua titik sensitif tubuh Wanda Li di saat bersamaan.
Dengan gerakan dia yang begitu berani, tubuh Wanda Li juga mulai bergerak. Dia membuat gerakan yang sangat canggung dan tidak tahu harus berbuat bagaimana dalam kondisi dicabuli dengan sangat berani oleh lelaki paruh baya itu.
Setelah melihat pemandangan ini, lelaki paruh baya itu semakin berani dan menjadi-jadi. Dia langsung menarik kembali tangannya dan berpindah ke arah pantatnya lagi, dan mulai menaikkan roknya ke atas.
Wanda Li beberapa kali mencoba menghalanginya dengan tangannya, tapi saat ia menyentuh tangan lelaki paruh baya itu, tangannya langsung menghindarinya dengan panik. Dengan gerakannya yang setengah menolak setengah menerima itu, rok pendeknya sudah terangkat sampai ke bagian pinggang oleh lelaki paruh baya itu.
Lelaki paruh baya itu diam-diam melihat ke arah bawah, dan pantat Wanda Li yang sangat indah itu terlihat jelas di matanya. Celana dalam berwarna merah muda itu membungkus kedua lingkaran bulat putih itu dengan ketat.
Lelaki paruh baya itu menahan dirinya yang kelewat senang, dan langsung menempelkan badannya ke arah itu, agar menghindari resiko ketahuan orang lain saat dia melakukan hal itu. Dia menempelkan seluruh badannya ke badan Wanda Li!
Bus itu sudah sampai di pemberhentian berikutnya, tapi tak ada orang yang turun, malah sebaliknya, ada beberapa orang naik ke dalam bus itu lagi. Dan di dalam bus itu terdengar suara orang mengeluh, karena seharusnya supir tak lagi membiarkan orang untuk naik ke dalam.
Bus itu mulai bergerak lagi.
Lalu, baru saja berjalan beberapa saat, bus itu tiba-tiba berhenti. Ternyata ada kemacetan di depan sana.
“Hehehe, benar-benar Tuhan sedang berpihak padaku!” Lelaki paruh baya itu hatinya sedikit senang, dan melanjutkan aksinya yang tadi sempat terhenti karena busnya yang berhenti tadi.
Kali ini, lelaki paruh baya itu dengan sangat santai dan berani mengangkat rok pendeknya ke atas.
Dia sambil meraba, dan sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Wanda Li. Hanya dibatasi oleh baju yang sangat tipis, dia menempelkan tubuhnya di pantat indahnya Wanda Li, dan perlahan-lahan digesek-gesek.
Kemacetan itu semakin parah, lelaki paruh baya itu mengira-ngira bahwa pemberhentian berikutnya tidak akan begitu cepat, jadi dia lebih menikmati lagi hadiah yang datang secara tiba-tiba ini.
Jadi, dia melepaskan tangannya yang berada di dada Wanda Li, dan mulai mengarahkannya ke bawah. Dia dengan diam-diam menggerakkan celana dalamnya ke samping.
Wanda Li sepertinya juga tidak sanggup untuk berdiri tegak lagi, dan badannya yang lembut itu menempel ke arah badan lelaki paruh baya itu.
Wajahnya menjadi sangat merah, dan dapat mendengar napasnya yang sedikit terengah-engah itu.
Lelaki paruh baya itu sangatlah kegirangan, darahnya seakan mendidih ke atas, dan ada pergerakan tiba-tiba di tubuhnya.
Kali ini, busnya itu bergoyang sesaat dan mulai melaju ke depan lagi.
Lelaki paruh baya itu takut ketahuan, dan menghentikan gerakannya sementara.
Wanda Li saat merasakan bahwa roknya sudah diangkat, dan celana dalamnya juga sudah dilepas, dan saat badan lelaki paruh baya itu mendekat dan menekannya, dia langsung menjadi sangat panik.
Jadi dia menutup kedua kakinya dengan rapat, dan mencoba untuk menghentikan pergerakan dari lelaki paruh baya itu.
Lalu, panah yang sudah di ujung tanduk itu, hanya bisa dilesatkan saja, lelaki paruh baya yang cabul ini, bagaimana mungkin bisa menyerah begitu saja, jadi dia dengan sekuat tenaganya menusuk ke arah depan, dan dengan memaksa akhirnya berhasil terjepit ke tengah-tengah kaki Wanda Li.
Setelah itu, dia menggunakan kedua tangannya untuk memeluk pinggang Wanda Li. Kedua tangannya masuk di antara kedua kaki Wanda Li yang ditutup rapat itu, dan sudah menyadari bahwa di sana sudah sangat basah.
.........
“Penumpang sekalian, Zhongtian International sudah tiba, dimohon untuk membawa barang bawaan Anda dengan baik!” Setelah pengumuman dari bus itu berbunyi, bus itu mengeluarkan suara “Csshh” dan berhenti di depan pemberhentian itu.
Wanda Li langsung tersadar lagi, dan dengan cepat menundukkan badannya, dan menggunakan pantatnya untuk mendorong pergi lelaki paruh baya itu. Setelah itu dia langsung menaikkan celana dalamnya, dan menurunkan roknya itu. Gerakannya itu bagaikan kelinci yang sedang mengalami kekagetan. Dia mengikuti pergerakan arah dari orang yang akan turun dari bus.
Setelah itu dia berhasil turun. Setelah turun dari bus itu, dia seperti belum bangun dari mimpinya itu, dan tiba-tiba tersandung oleh sesuatu, dan tubuhnya malah terjatuh ke arah depan.
Ada seorang perempuan paruh baya yang baik hati memegangi dirinya, dan saat melihat ekspresinya yang sedikit panik, dia bertanya dengan heran:
“Adik, kamu kenapa?”
“Tak.......Tak apa.......” Wanda Li tak berkata jujur, dan dengan cepat meninggalkan tempat pemberhentian itu.
Dia menundukkan kepalanya dan berjalan beberapa langkah ke depan. Setelah melihat bus yang dia naiki tadi sudah pergi, dan menghilang di kerumunan mobil-mobil lainya. Saat melihat lelaki paruh baya itu tidak mengikutinya turun mobil, dan orang sekitarnya juga tak memperhatikannya, barulah dia menjadi sangat lega.
Angin sepoi-sepoi datang bertiup ke arahnya, Wanda Li merasakan sedikit rasa dingin.
Langitnya begitu biru tanpa awan, dan di jalanan itu banyak orang dan mobil yang terus bergerak ke sana kemari.
Sebuah gedung tinggi dan besar menjulang tinggi dan terlihat di matanya. Kalau dipikir-pikir lagi, Wanda Li merasa kejadian saat dia dicabuli oleh lelaki paruh baya di bus tadi itu, benar-benar bagaikan sudah terjadi begitu lamanya.
Jadi, dia dengan berusaha menstabilkan perasaannya, dan merapikan pakaiannya. Lalu dia berjalan ke arah dimana kantornya berada, yaitu di dalam Gedung Zhongtian International.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharitySang Pendosa
DoniLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Goddes
Riski saputroBlooming at that time
White RoseAwesome Husband
EdisonMata Superman
BrickLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk