Love and Trouble - Bab 16 Lembur (1)
Saat Wanda Li meninggalkan rumahnya itu, jam kerja siang hari sudah lewat.
Demi mengejar waktu, dia sampai ke depan perumahan Flower Garden dan langsung memanggil taksi untuk pergi ke Gedung Zhongtian International.
Di saat dia telah sampai ke lantai 28 dan berjalan masuk ke kantornya itu, rekan kerjanya semuanya sedang duduk di tempat mereka masing-masing dan sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Dia tidak enak hati untuk mengganggu semuanya dan dengan berhati-hati duduk di tempat duduknya.
Dia menyalakan komputernya, dan membuka file word yang ada di komputernya. Dia mulai membuat proposal penjualan yang disuruh oleh Manager Leri Shen.
Lalu, di dalam pikiran dia muncul lagi pemandangan di saat suaminya pergi meninggalkannya, dan dia bersama ayah mertuanya saling menggoda dan bermain api di sofa ruang tamu itu. Dia benar-benar tak ada konsentrasi untuk menulis proposal itu.
Kedua matanya terus terbengong ke layar komputernya, bagaikan terpisah dari dunia sekitarnya.
Setelah lewat beberapa saat, dia baru tersadar kembali, dan mulai membereskan dan merapikan proposalnya itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 sore.
Tring, tring, tring!
Waktu pulang kerja telah tiba, bel yang ada di lorong juga terus berbunyi.
Setelah itu terdengar banyak sekali langkah kaki di dalam kantor dan juga di lorong sana.
Saat jam pulang kerja, orang-orang itu dengan cepat memenuhi lift yang ada, dan langsung bersiap untuk turun ke lantai bawah.
Saat ini, proposal milik Wanda Li baru selesai setengahnya.
Kelihatannya, dia hari ini harus lembur baru bisa menyelesaikan proposalnya itu. Dengan demikian besok pagi baru bisa mengumpulkannya ke manager Shen.
Selly Zhao melihat rekan kerjanya sudah pulang semua, dan melihat Wanda Li masih duduk di depan komputernya dan belum ingin pulang. Dia pun langsung menghampirinya dan bertanya:
“Kakak Li, sudah jam pulang kerja, kenapa kamu masih belum berberes dan bersiap pulang?”
“Kamu duluan saja, proposal yang merepotkan ini, aku masih belum menyelesaikannya.” Wanda Li menengadahkan kepalanya dan melihat Selly Zhao dengan ekspresi tak berdaya.
Selly Zhao langsung mulai bercanda dan berkata: “Sebaiknya kamu telepon suami kamu dulu untuk izin, kalau tidak, nanti dia bisa mengira kamu pergi kencan dengan lelaki lain.”
“Suamiku sangat percaya padaku, dia tak akan meragukanku.” Wanda Li memajukan bibir kecilnya dan berkata: “Walaupun aku meneleponnya sekarang dia juga tak akan bisa mengangkatnya.”
“Kenapa?” Selly Zhao bertanya dengan bingung.
“Karena suamiku sedang berada di luar negeri, seharusnya sekarang masih berada di dalam pesawat.” Wanda Li menjelaskan padanya.
“Ah? Suamimu ke luar negeri?” Selly Zhao bertanya dengan penasaran: “Berapa lama dia di sana?”
“Kira-kira 2 tahun.” Wanda Li berkata dengan sedih: “Perusahaan dia mendapatkan proyek di luar negeri selama 2 tahun, dan pemimpin perusahaan suamiku menyuruhnya untuk menjadi manager proyek itu.”
“Lama sekali waktunya?” Selly Zhao menggerakkan matanya dan sedikit mengejeknya: “Suamimu ke luar negeri begitu lama, apakah kamu tak akan kesepian?”
“Aih, memangnya bisa apa lagi?” Wanda Li mengehelakan napasnya, dan tiba-tiba berpikir bahwa sebelum suaminya pergi, dia menyuruhnya untuk mencari waktu luang menemani ayah mertuanya. Dan wajahnya pun langsung menjadi merah, dan dengan cepat berkata: “Aku...... saat aku merasa kesepian, apakah kamu mau menemaniku?”
“Apakah kamu tidak takut kalau kita terus bersama, nantinya aku akan mencintaimu?” Selly Zhao berbicara dengan nada bercanda.
“Kamu juga bukan pecinta sesama jenis, bagaimana mungkin bisa jatuh cinta padaku?” Wanda Li berbicara sambil tertawa.
“Hihihihi.” Selly Zhao tertawa dengan gaya misterius dan berkata: “Aku hanya bercanda saja denganmu, lihat kamu sampai tegang begitu. Aku sudah harus pergi, kamu semangat ya!”
Setelah berkata begitu, dia kembali ke tempat duduknya dan mengambil sebungkus mi instan dari lacinya dan memberikannya pada Wanda Li sambil berkata:
“Kalau kamu lapar, nanti makan mi instan saja.”
“Terima kasih!”
Wanda Li tersenyum berterima kasih terhadap Selly Zhao, lalu dia menaruhnya di meja komputernya.
Setelah itu Selly Zhao berpamitan dan menuju ke arah pintu keluar.
Wanda Li melihat kepergian Selly Zhao dan langsung melihat kembali ke arah layar komputernya, dan mulai mengetik lagi.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Wanda Li akhirnya menyelesaikan pengeditan dari proposal penjualan. Dia merapikannya, dan langsung mencetaknya keluar. Lalu dia bersiap untuk mengumpulkannya pada manager Leri Shen besok pagi.
Di saat ini, telepon dari kantor berbunyi.
“Di jam seperti ini, siapa yang menelepon?” Wanda Li sedikit cemberut saat mendengar telepon kantor yang terus berbunyi. Dia langsung berdiri dan mengangkat telepon itu: “Halo, kamu mencari siapa?”
“Proposal yang kamu buat itu sudah selesai kan?” Dari telepon itu terdengar jelas suara Leri Shen.
“Sudah selesai, besok pagi aku akan langsung mengumpulkannya padamu.” Wanda Li menjawabnya dengan cepat.
“Proposal ini dibutuhkan dengan cepat, kamu kumpulkan sekarang saja padaku.” Leri Shen menggunakan nada bicara yang tak bisa untuk ditolak.
“Kamu sekarang ada di mana?”
“Aku juga sama denganmu sedang lembur di kantor.”
“Ah, lembur? Bagaimana mungkin aku bisa tak tahu?” Wanda Li bertanya dengan bingung.
Leri Shen menjelaskan: “Aku melihat kamu sedang sibuk jadi tidak mengganggumu, dan aku mengira-ngira setelah proposalmu selesai, baru aku meneleponmu. Kamu sekarang bawa proposal itu kemari, aku menunggumu di kantor.”
“Baiklah.”
Setelah menutup telepon itu, Wanda Li tidak berpikir banyak dan langsung membawa proposal yang baru dicetak keluar itu dan membawanya ke depan kantor manager Shen.
Wanda Li mengetuk pintunya, dan pintunya pun terbuka.
Leri Shen setelah melihat Wanda Li yang memiliki tubuh seksi, wajah cantik, mata yang menggoda, kulit putih dan mulus, perawakan yang tinggi, rambut hitam dan panjang, bagian dada yang berisi, pinggang kurus, pantat montok, kaki panjang, dan wajah yang begitu menawan itu, dalam hatinya langsung menjadi sangat semangat.
Dia dengan cepat menyuruhnya untuk duduk di sofa, dan menaruh dua gelas kopi ke meja, sambil menaruh salah satu kopi ke depan Wanda Li, dia berkata sambil tertawa:
“Wanda Li, maaf sudah merepotkanmu, kamu istirahat sebentar dan minumlah kopi!”
“Manager Shen, kamu berlebihan, ini memang sudah seharusnya kulakukan, mana ada merepotkanku? Seharusnya kamu yang repot, kamu seorang bos, tapi masih harus lembur seperti pekerja kecil seperti aku ini. Kalau orang lain mendengarnya juga tak akan percaya.” Wanda Li menjawabnya dengan sangat manis, dan memberikan proposal itu ke tangan Leri Shen sambil berkata: “Proposal ini sudah kubuat, mohon diperiksa dulu.”
Siapapun bisa mencari muka depan bos, yang terpenting siapa yang melakukannya. Setelah disanjung oleh wanita yang begitu cantik, apalagi wanita pujaan hatinya sendiri, tentu saja membuat Leri Shen semakin bahagia.
“Baiklah, urusan selanjutnya biar aku yang selesaikan.” Leri Shen tertawa besar, dan melihat-lihat proposal yang ada di tangannya itu. Dia pun memberikan jempolnya ke Wanda Li dan berkata: “Bagus sekali, kamu sangatlah hebat, minumlah kopi dan beristirahat dulu, jangan sampai kamu kelelahan karena bekerja dan merusak badanmu.”
Wanda Li juga sudah sangat lelah, dan berkata “Emm”, setelah itu dia mengangkat gelas kopinya dan bersandar di sofa itu dan menikmati kopi itu dengan perlahan.
Dalam hatinya dia berpikir, Manager Shen ini orang yang cukup sempurna, dia sangat baik terhadap pekerjanya, wajahnya walaupun tak begitu tampan, tapi sangatlah gentleman.
Hanya saja dia sedikit cabul, dengar-dengar kekasih simpanannya itu saja umurnya ada yang lebih kecil dari anaknya. Benar-benar tidak tahu apakah istrinya itu bahagia ataukah sengsara.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinSi Menantu Buta
DeddyThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk