Love and Trouble - Bab 20 Kesialan (2)
Kedua lelaki ini pasti orang yang sudah berpengalaman, kekuatan tangannya benar-benar pas.
Sejujurnya, Wanda Li juga cukup menikmatinya, walaupun hatinya merasa sangat jijik, tapi dalam hatinya terus mencari alasan untuk melepaskan dirinya, agar dia tak merasa lebih malu lagi.
Si kurus dan si gendut terus bermain dan meraba dirinya. Si kurus menjulurkan tangan menyentuh punggung Wanda Li, dan ingin membuka kaitan bra Wanda Li.
Wanda Li dengan cepat langsung menyandarkan punggungnya ke kursi belakang dan membuat aksinya gagal.
“Kakak, lihat aku!” Si gendut sambil berkata, sambil mengeluarkan pisau kecil itu, dan langsung menaruhnya di antara kedua dada itu. Dia langsung memotong tali tipis itu.
Bra Wanda Li langsung terbuka ke dua arah, dadanya yang putih dan lembut itu langsung terpampang keluar, hal ini membuat kedua orang itu menjadi semakin semangat lagi.
Huhh.......
Wanda Li langsung dapat merasakan napas mereka yang berat tertiup di wajahnya itu.
Barusan di saat si gendut memotong tali bra Wanda Li, pisau itu juga menyentuh ke kulit dada depan Wanda Li. Perasaan dingin seperti itu membuat Wanda Li menadi semakin takut, dan membuat Wanda Li semakin kehilangan semangatnya untuk melawan. Akhirnya dia hanya bisa membiarkan si gendut itu memotong pakaian dalamnya.
Saat ini Wanda Li sudah kehilangan perlawanannya, dan membiarkan mereka berbuat seenaknya saja.
Di saat yang sama, saat dia dimainkan oleh kedua lelaki itu, pikiran Wanda Li menjadi kosong, dan mengeluarkan suara erangan yang dia tidak tahu itu karena takut atau karena semangat.
..........
Saat ini, si kepala datar yang duduk di samping kursi pengemudi sudah berhasil untuk mengajak supir membawa mereka ke daerah yang cukup terpencil dan berhenti di dekat lapangan mobil yang sudah tak terpakai lagi.
Mobil perlahan-lahan berhenti, dan dia langsung lompat turun dari mobil, dan menyuruh si gendut bertukar tempat dengannya, dan terus menggunakan pisau untuk mengancam supir itu, dan menyuruhnya untuk tidak sembarangan bergerak dan berbicara.
Si kepala datar sedari awal melihat pergerakan si kurus dan si gendut itu bermain dengan Wanda Li, membuatnya semakin bernafsu dan ingin mencoba juga.
Saat dia mengganti posisinya dengan si gendut, dia melihat Wanda Li yang sudah kelelahan itu terbaring di kursi belakang, dan dia langsung seperti serigala yang kelaparan dan langsung mengarahkan tubuhnya ke arah itu.
........
Setelah beberapa orang mempermalukan Wanda Li, dan demi menutup mulut supir itu, mereka membuka celana supir, dan membuatnya telanjang dan menyuruhnya menindih di atas Wanda Li lalu mereka mengeluarkan ponsel dan mulai memotretnya.
Lalu, mereka melempar Wanda Li yang sudah kehilangan kekuatannya, dan dia juga sudah tak bisa berdiri lagi, badannya kotor dan juga berantakan. Seluruh badannya memerah dan menjadi bengkak. Mereka memaksa supir untuk mengantarkan mereka kembali ke kota.
Sebelum turun mobil, si gendut mengancam supir itu lagi: “Kalau kamu berani lapor polisi, kita akan mengupload foto kamu menindih wanita itu tadi ke internet, nantinya orang lain akan mengira kamu yang memperkosa wanita itu.”
“Betul itu, aku sudah mengingat plat mobilmu, kalau malam ini kamu berani melaporkannya keluar, aku pasti akan menghabisimu!” Si kepala datar itu menambahkan.
Si kurus mengancam lagi: “Pepatah berkata, lebih baik berkurang satu masalah daripada menambahnya, kamu lebih baik mengurusi mulutmu itu, kalau tidak, kamu dan keluargamu akan mati mengenaskan!”
“Tenang saja, aku tak akan melapor pada polisi!” Supir itu sangat kaget dan berkata dengan sangat panik.
Setelah itu beberapa lelaki itu tertawa sambil turun dari mobil, saat melihat mereka menghilang di kegelapan malam, supir itu baru tersadar dan langsung membawa taksinya dengan sangat ketakutan.
........
Siang ini, Dedi Liu dengan cepat kabur dari rumah menantu perempuannya. Setelah dia kembali ke rumah, dia langsung mengunci dirinya di kamar.
Satu sore itu dia terus berbaring di atas ranjang.
Di dalam pikirannya terus muncul gambaran di saat dia mengintip anaknya dan menantu perempuannya sedang melakukan itu, dan dia sedang masturbasi karena hal itu. Lalu dia juga mengingat kembali kejadian tadi siang dengan menantu perempuannya sendiri di sofa ruang tamu itu.
Saat dia terpikir hal yang terjadi di antara mereka, rasa bersalah meliputi dirinya, dia benar-benar menyalahkan dirinya dan sangat merasa malu.
“Tak boleh begitu, aku harus pergi jauh dari menantu perempuanku, kalau tidak, akibatnya akan sangat fatal!” Setelah hatinya melakukan berbagai macam pemikiran, Dedi Liu akhirnya menemukan jawaban seperti itu.
Dalam kebingungannya itu, hari tiba-tiba sudah sangat gelap.
Dedi Liu dengan cepat datang ke ruang tamu, dan melihat jam yang tergantung di dinding. Dia menyadari sekarang sudah pukul 8 malam. Jadi dia pun pergi ke dapur dan memasak mi.
Setelah makan malam, dia langsung duduk di sofa ruang tamu dan menyalakan televisi untuk menonton.
Acara televisi yang membosankan membuat hatinya galau, jadi dia langsung mematikannya, dan dari kantongnya mengeluarkan ponselnya. Dia menyalakan kembali ponselnya, dan saat ponselnya nyala, dari layar muncul sebuah peringatan panggilan tak terjawab, dan itu merupakan panggilan dari menantu perempuannya.
Dia beberapa kali mencoba untuk menelepon kembali, tapi dia masih tak bisa melakukannya. Dia tak tahu bagaimana untuk menjawabnya, jadi dia langsung mematikan ponselnya dan melempar ponselnya ke atas meja.
Setelah itu dia merasa sedikit mengantuk, jadi dia berbaring di atas sofa, dan tertidur begitu saja setelahnya.
..........
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniTakdir Raja Perang
Brama aditioPernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Perfect Lady
AliciaCintaku Pada Presdir
NingsiLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk