Love and Trouble - Bab 4 Suara dari Toilet
Dino Liu adalah anak tunggal. Setelah ibunya meninggal, dia baru berumur 8 tahun, ayahnya takut kalau dia menikah lagi, akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan dari Dino Liu. Jadi, dia tidak menikah lagi.
Dia sepenuh hati mengurus dan menjaga Dino Liu dengan susah payah, dan membuatnya menjadi seorang yang sukses. Memberinya sekolah yang terbaik, sampai kuliah di universitas yang baik, dan akhirnya mendapatkan pekerjaan yang baik pula.
Saat Dino Liu dan Wanda Li menikah, Dedi Liu mengeluarkan seluruh tabungannya, dan mengkredit rumah dengan dua kamar satu ruang tamu untuk mereka.
Sampai sekarang, setelah Dedi Liu pensiun, dia hanya hidup di rumah menikmati hari tuanya saja.
Dino Liu dan istrinya merasa bahwa ayah mereka itu sangat kasihan, kesepian dan tak ada yang menjaga. Mereka terus memintanya untuk tinggal bersama mereka. Tapi, karena Dedi Liu tak ingin merepotkan mereka berdua, jadi selalu tidak menyetujuinya.
Dia selalu tinggal di Perumahan Taian yang bangunannya direnovasi saat tahun 80-an, ya itu termasuk bangunan tua.
Dino Liu adalah seorang insinyur teknisi di Nanfang Building Group.
Perusahaannya mendapatkan proyek dari luar negeri, yang berlangsung selama 2 tahun. Jadi bosnya memanggilnya untuk menjadi manajer dari proyek kali ini dan menyuruhnya pergi mengurusinya.
Kemarin sore, kepala bagian itu mencari Dino Liu untuk berbincang-bincang, dan langsung menyuruhnya membawa tim mereka untuk meninjau lapangan sebelum mereka ke luar negeri.
Walaupun Dino Liu tidak setuju untuk meninggalkan ayahnya dan istrinya, tapi ini adalah perintah langsung dari atasan, dan lagi, gajjinya cukup besar. Jadi bisa digunakan untuk menutupi kesulitan keuangan keluarga. Jadi, dia pun hanya bisa menerimanya.
Dino Liu dan Wanda Li selama menikah tiga tahun ini, keuangan keduanya kurang begitu baik, dan masih harus membayar kredit rumah. Jadi masih menunda untuk mempunyai keturunan.
Karena tekanan dari pekerjaan dan kehidupan sehari-hari cukup besar, perasaan Dino Liu terhadap Wanda Li juga semakin berkurang, hubungan suami istri yang dilakukan juga semakin sedikit.
Wanda Li bekerja di sebuah perusahaan menjadi seorang saleswoman, dia tidak hanya cantik, tapi disukai banyak orang, dan memiliki banyak koneksi yang bagus.
Kepala bagiannya dan beberapa pembelinya itu juga ingin mengejarnya, tapi perasaannya terhadap suaminya tak pernah berubah. Walaupun dalam kehidupan sehari-harinya kehilangan beberapa kesenangan, tapi di dalam hatinya, suaminya adalah yang terbaik.
Walaupun suaminya sedikit dingin, tapi, dia selalu berharap bahwa kehangatan yang dulu pernah ada, akan terulang kembali.
Jadi sebelum suaminya ke luar negeri, akhirnya terulang kembali kehangatan itu. Tapi yang tak disangka lagi, perbuatan mereka itu malah terlihat oleh ayah mertuanya, dan malah bermasturbasi karena masalah ini. Hal ini membuat Wanda Li menjadi sangat tertantang dan semangat.
........
“Zzzzsssss, zzssss” Suara air mengalir keluar dari toilet.
Dino Liu tahu bahwa Wanda Li sedang mandi di toilet, jadi dia berjalan ke depan pintu toilet, dan membuka pintunya perlahan. Dia melihat punggung dari Wanda Li yang sangatlah seksi itu......
Pundaknya juga sangatlah rata, pinggangnya juga sangatlah kecil, bagian pantatnya juga sangatlah berisi. Dari pundak sampai bagian pantat benar-benar terlihat sebuah lekukan garis yang sangat indah.
Rambut hitamnya yang panjang tergerai dari lehernya yang putih, dan juga menempel di dadanya yang menjulang tinggi itu. Kulitnya juga sangatlah cerah dan halus, tidak ada kecacatan sedikit pun. Benar-benar seperti sutra yang bersinar, dan sangatlah menggoda.
Asap dari air panas itu bagaikan bunga berwarna putih yang menempel di badannya yang cantik itu, seperti mutiara dengan garis yang terputus-putus.
Dari punggungnya yang sangat mulus, pantatnya yang sangat montok, dan juga di antara kedua kakinya ada lekukan dan juga hutan lebat berwarna hitam, setelah itu kedua kakinya yang sangat putih, barulah sampai ke bawah lantai.
Dino Liu sudah lama tidak melihat istrinya mandi. Jadi dia berharap, sebelum dia pergi, dia dapat menikmati tubuh istrinya dengan baik.
“Ah!” Wanda Li saat menyadari suaminya berdiri di depan pintu mengintipnya mandi, dia juga terpikir dengan ayah mertuanya yang mengintip mereka sedang melakukan hubungan itu. Dari pandangan matanya terlihat rasa kaget dan juga malu. Dan juga ada rasa bahagia dan kesenangan. Dia langsung memajukan mulut kecilnya itu, dan dengan manja berkata: “Sebel deh, kamu mengintip lagi, kamu itu kan juga bukannya tidak pernah melihatku.......”
“Hehehehe, mengintip barulah menarik!” Dino Liu tertawa jahat.
Dia baru saja sarapan, jadi kekuatan di tubuhnya juga sudah pulih sedikit, jadi, dia langsung melepaskan bajunya, dan masuk ke toilet, dan bersiap memulai ronde kedua bersama istrinya.
Wanda Li membalikkan badannya.
Dino Liu langsung membelalakkan matanya, dan memeluk tubuh Wanda dengan sangat erat.
Wanda Li langsung mengeluarkan suara teriakan, dan langsung memeluk leher suaminya dengan sangat erat.
Dino Liu menjulurkan lidahnya untuk menjilat bibir Wanda Li, dan juga menghisap mulut Wanda Li dengan kuat, sampai terdengar suara yang cukup kencang.
Wanda Li juga sudah dimabuk asmara.
Dia terus memeluk leher suaminya dengan sangat erat. Mata cantik besarnya itu terus melihat suaminya. Dan juga dia dengan lembut tiduran di dada Dino Liu, dan terdengar suara hisapan dari mulutnya itu.
Sepasang gunung besar berada di depan tangan dan dadanya Dino Liu, hal itu membuat Dino Liu menjadi gatal.
Wanda Li menyampingkan kepalanya sampai ke pundak Dino Liu, dan rambutnya itu tepat berada di samping telinga Dino Liu. Dino Liu langsung menundukkan kepalanya dan mencium harum dari rambut Wanda Li.
Dan satu tangannya lagi dia taruh di kaki putih nya dengan lembut.....
Perasaan ini sungguh baik, sangatlah lembut, dan juga mulus. Seperti sebuah batu giok putih, yang tak ada cacat sedikit pun.
Tangan Dino Liu bergerak bebas di bagian kakinya, dan perlahan naik ke atas. Bagian itu sudah mulai basah, benar-benar bagaikan rawa-rawa. Dia benar-benar sudah tidak tahan lagi. Jadi, dia menegakkan badannya, dan dengan cepat menusuk ke area berlumpur itu.
Hati Wanda Li benar-benar dibuat gatal oleh suaminya itu, bagaikan ada ribuan cacing yang bergerak di badanya. Dia merasakan bahagia dan juga panik. Dia berharap suaminya lebih kasar lagi terhadapnya.
Jadi, dia memeluk punggung suaminya dengan erat, dan dengan manja berkata:
“Suamiku, lebih bertenaga lagi!”
Dino Liu tidak bersuara, dia bergerak dengan kecepatan yang tidak cepat, namun tidak lambat juga.
Wanda Li merasakan kegilaan sesaat, kedua tangannya dengan cepat berpindah ke arah pantat suaminya.
Segera, pantat bulatnya itu dan seluruh badannya nampak menggeliat dan terus bergerak di kondisi beruap itu.
Rambut panjangnya yang bagaikan air terjun, sangatlah elastis, pegunungannya yang montok itu juga bergerak sesuai iramanya.
Suaranya yang sangat seksi dan manja, dengan napas yang terengah-engah, kalau semua gerakan dan suara itu dipadukan menjadi satu, malah terdengar sebagai alunan melodi dan irama yang sangat indah.
Perlahan-lahan, pergerakan dari Wanda Li menjadi lebih besar, suara teriakannya juga menjadi lebih keras lagi.
Dia dengan ekspresi yang sangat puas, benar-benar merasakan badannya bagai disedot kering oleh suaminya itu.
Dino Liu bagaikan sedang memanjat gunung, semakin memanjat semakin tinggi.
Akhirnya, tibalah saat dimana sesuatu dari tubuhnya Dino Liu meledak keluar.
Tubuh Wandi Li juga bergetar sesaat. Di saat dia sedang menikmati perasaan klimaks itu, dia terbaring di pelukan suaminya itu dengan lembut. Tatapan matanya nampak sayu, dan juga terdapat senyuman manis di wajahnya.
Kedua kaki Dino Liu sedikit berguncang, dia merasa bahwa dirinya tidak lagi dapat menahan berat dari dua orang, jadi dia menggendong pantat Wanda Li dan menaruhnya di bagian bath tub.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonLove Is A War Zone
Qing QingPerjalanan Selingkuh
LindaPejuang Hati
Marry SuAwesome Husband
EdisonLoving The Pain
AmardaLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk