Love and Trouble - Bab 3 Merasakan Keanehan
Setelah dia memaksakan diri untuk tidak memikirkan pemandangan yang menggoda itu lagi, hatinya baru perlahan bisa menjadi tenang.
Dia mengambil beberapa lembar tisu dari kantongnya, dan mengelap celananya yang basah itu, setelah itu dia menggumpalkan tisu yang sudah basah, dan menaruhnya kembali ke kantong celananya. Lalu dia menuruni tangga.
Setelah keluar dari rumah anaknya yang berlokasi di perumahan Flower Garden, Dedi Liu langsung mengeluarkan tisu yang tadi, dan membuangnya ke tong sampah di luar. Setelah itu, barulah dia berjalan menuju ke arah pasar.
...........
Dino Liu dan istrinya saat sedang bertempur di kamar mereka. Keduanya sangatlah berkonsentrasi. Ditambah lagi mereka memunggungi pintu masuk kamar saat melakukannya. Jadi, terhadap masalah ayah mereka Dedi Liu yang mengintip dari luar itu, mereka tidak tahu menahu.
Dino Liu menindih di atas tubuh istrinya cukup lama, baru mulai menghentikan gerakannya, dan barulah turun dari tubuh Wanda Li.
Wandi Li saat ini juga sudah sangat lemas.
Dia tiduran di atas ranjang, dan kakinya ada di samping ranjang.
“Istriku, sudah puas kan?” Dino Liu duduk di pinggir ranjang, dan dengan bangga berkata: “Aku tadi melihat seluruh badanmu bergetar, apakah sudah titik klimaks tadi?”
“Iya!”
Wanda Li dengan sekuat tenaga untuk berdiri, dan dari lemari di dekat ranjangnya mengambil beberapa lembar tisu, dan mengelap badan bagian bawahnya, dan berdiri di lantai.
Dino Liu memeluk pinggangnya.
Wanda Li langsung duduk di kaki suaminya, dan menempelkan badan lembutnya ke suaminya, dan dengan manja berkata:
“Suamiku, dari kemarin malam sampai sekarang, kita sudah melakukannya beberapa kali, kenapa rasa-rasanya kamu seperti berubah menjadi orang lain, kenapa tiba-tiba menjadi hebat?”
“Aku takutnya setelah aku pergi, kamu nanti akan mencari lelaki lain, jadi aku sekarang memberikan seluruhnya padamu dahulu.” Ucap Dino Liu sambil memegangi kedua dada Wanda Li.
“Sebel deh.” Wanda Li bergerak-gerak di dalam pelukan suaminya, dan dengan manja berkata: “Aku kan sudah pernah bilang, di hatiku hanya ada kamu seorang. Walaupun kamu pergi ke manapun, dan meninggalkanku berapa lama, aku tidak akan mengkhianatimu. Kenapa masih membicarakan hal sedih seperti ini?”
“Hehehehe.” Dino Liu tertawa dengan canggung dan berkata: “Bukannya ini karena kamu terlalu cantik dan seksi, jadi aku takut kehilangan kamu.”
Wanda Li berkata dengan lapang dada: “Tenang saja, aku juga menikah denganmu karena cinta, jadi tentu saja aku adalah orangmu. Kalau mati juga menjadi hantumu. Walaupun terjadi sesuatu, di kehidupan ini, aku tak akan meninggalkanmu!”
“Istriku, kamu baik sekali padaku.” Dino Liu memeluknya lebih erat lagi, dan berkata: “Walaupun di tempat apapun, aku akan selalu memikirkanmu, dan juga mencintaimu......”
“Jangan berbicara hal yang menjijikkan lagi.” Wanda Li melepaskan dirinya dari pelukan Dino Liu, dan ia berdiri sambil berkata: “Aku sudah diserang olehmu berkali-kali, sekarang aku sangatlah lapar. Ayahmu sudah keluar begitu lama, seharusnya sebentar lagi akan pulang. Kalau saat pulang dia melihat kita seperti ini, akan sangat canggung, cepat pakailah bajumu!”
Saat berbicara itu, Wanda Li sudah memakai celana dalamnya, dan mengambil gaun berwarna hitam dari lemarinya dan memakainya.
Gaun berwarna hitam ini dibuat dari bahan kapas, jadi kelihatannya sangatlah tipis, dan juga lembut. Gaun itu membungkus seluruh badannya yang montok itu, terlihat garis lengkungan yang sangat jelas. Ada yang tinggi, ada yang rendah, benar-benar sangat menggoda orang.
Apalagi bagian bawah rok itu, kedua kakinya yang putih itu terpampang di luar, dia tak memakai stoking, dan benar-benar terlihat sangat menakjubkan, semakin terlihat putih dan sangat lembut!
Dino Liu melihat istrinya yang begitu menggoda. Dia tidak dapat menahan untuk menelan air ludanya sendiri. Kalau bukan karena dia sudah lelah karena pertempuran tadi, dia pasti akan langsung menyerangnya dan menekannya di atas ranjang, dan melakukan pertempuran yang besar dengannya.
Wanda Li berbalik badan dan langsung datang ke depan kamarnya, dan tiba-tiba menyadari bahwa setelah Dedi Liu pulang ke rumah, dia langsung menaruh sarapan mereka di atas meja.
Dia menundukkan kepalanya dan melihat bahwa di atas lantai ada jejak cairan bening, dan dia sepertinya menyadari sesuatu. Saat dia membuka pintu itu dia menyadari bahwa pintunya itu tidak terkunci. Saat itulah dia baru mengerti.
“Orang tua ini, benar-benar menarik, dia.......” Wanda Li tidak berani memikirkannya lagi, dan wajahnya memerah.
Dia berusaha menenangkan emosinya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dan berjalan keluar ke ruang tamu. Tapi tidak melihat keberadaan dari Dedi Liu.
Jadi, dia mencari di dapur dan juga toilet, tapi tidak menemukan keberadaan ayah mertuanya.
Saat dia mengetahui bahwa ayah mertuanya melihat kejadian dia dan suaminya itu, dan lagi ayah mertuanya malah menjadi bernafsu karena mereka berdua. Lalu ayah mertuanya takut ketahuan oleh mereka, jadi diam-diam pergi keluar.
“Masalah ini apakah harus diberitahukan kepada suaminya?” Wanda Li diam-diam berpikir seperti itu: “Kalau dia memberitahukannya pada suaminya, suaminya nanti malah akan khawatir terhadap ayahnya itu, takutnya nanti dia dan ayahnya akan terjadi ‘hal yang tak diinginkan’, kalau ini sampai mengganggu hubungan ayah dan anak itu bagaimana?”
“Setiap orang pasti ada nafsunya tersendiri, kalau itu laki-laki normal. Saat bertemu dengan orang yang sedang melakukan hal itu di depan mereka, pasti akan berbuat seperti itu juga. Ini adalah sifat dasar dari nafsu manusia, tidak ada yang aneh.”
Saat berpikir sampai sini, Wanda Li buru-buru mengambil kain pel dari toilet dan dengan tak sadar, membersihkan jejak cairan yang ayah mertuanya tinggalkan tadi.
Dino Liu dengan cepat memakai bajunya dan keluar dari kamarnya. Setelah menyadari bahwa ada sarapan di atas meja, dan melihat Wanda Li yang sedang mengepel di ruang tamu itu, dia bertanya:
“Istriku, ayah sudah pulang?”
“Seharusnya begitu.” Wanda Li sambil mengepel, sambil berbicara seolah tak terjadi apa-apa: ”Kalau dia belum pulang, dari mana datangnya sarapan di meja ini, memangnya jatuh dari langit?”
Dino Liu tiba-tiba menyadari sesuatu, dan membelalakkan matanya, membuka mulutnya dengan lebar, dan bertanya dengan curiga: “Kalau begitu, saat kita sedang melakukan hal itu di kamar, sudah terlihat oleh ayah?”
“Tidak mungkin lah?” Wanda Li menggenggam kain pel itu dan berdiri di tempat. Dia dengan sengaja menaikkan alisnya, dan berkata pada suaminya: “Kalau dia melihat kita, kenapa tak ada suaranya sama sekali? Mungkin dia takut kita kelaparan. Jadi, dia menaruh sarapan paginya terlebih dahulu, lalu baru pergi ke pasar untuk membeli sayur.”
“Semoga saja begitu.” Dino Liu hanya bisa setengah percaya saja terhadap kata-katanya itu, dan berkata: “Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, kita sarapan dulu, dan mengisi perut dulu.”
“Baiklah, kita makan dulu!”
Wanda Li menganggukkan kepalanya, dan menaruh kembali kain pelnya ke toilet. Setelah itu dia buang air kecil, membersihkan wajahnya dan menggosok giginya. Barulah dia datang ke ruang tamu. Setelah itu dia duduk di atas sofa, dan mulai memakan cakue dan susu kacang dengan lahap.
Saat ini, di pikiran dia muncullah bayangan dimana ayah mertuanya sedang berdiri di depan pintu kamar mereka, dan sedang mengintip dia dan suaminya yang sedang melakukan hubungan itu. Dan lagi dia sambil mengintip sambil masturbasi. Saat dia memikirkan itu, tiba-tiba muncullah nafsu dan kenikmatan di dirinya itu.
Perlahan-lahan, dari tubuhnya mengeluarkan cairan yang biasanya keluar saat sedang bercinta. Tempat itu mulai basah lagi, dan dia langsung merapatkan kedua kakinya.
Dino Liu melihat dia bertingkah aneh, lalu bertanya dengan curiga: “Istriku, kenapa?”
“Aku....... badanku masih belum bersih, aku masih harus mencucinya......” Wajah Wanda Li seketika menjadi merah, dan langsung menaruh cakue yang sedang dipegangnya. Dia dengan cepat berdiri dari sofa, dan langsung berjalan ke arah toilet.........
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMenaklukkan Suami CEO
Red MapleUnperfect Wedding
Agnes YuEternal Love
Regina WangMy Charming Lady Boss
AndikaMy Greget Husband
Dio ZhengMy Goddes
Riski saputroLove and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk