Love and Trouble - Bab 19 Kesialan (1)
Wanda Li keluar dengan susah payah dari kantor Manager Leri Shen itu dan saat kembali ke ruangan kantornya itu hatinya menjadi sangat kosong, dalam pikirannya bagiakan campur aduk dan sangat berantakan.
Dia tadi dalam pengaruh obat, dan otaknya itu juga tidak dapat mengontrol dirinya sendiri untuk melakukan hal buruk itu dengan Leri Shen. Untungnya Selly Zhao mengetuk pintu, kalau tidak, dia tidak akan tahu hal yang akan terjadi berikutnya.
Saat memikirkan kejadian yang tadi, wajahnya memerah, hatinya berdegup kencang.
Apalagi di saat ekspresi kaget Selly Zhao saat membuka pintu kantor itu, dia merasakan sangat malu, jadi dia mematikan komputernya, dan membereskan meja kerjanya. Lalu mengambil tasnya dan dengan cepat meninggalkan kantor itu.
Karena takut bertemu dengan Selly Zhao, dan takutnya dia menanyakan hal yang terjadi di dalam kantor Leri Shen itu. Dia menghindari untuk terjadinya kecanggungan yang terjadi antara mereka berdua, jadi dia menuruni tangga darurat sebanyak dua lantai, dan barulah dia memencet tombol lift ke bawah.
Setelah dia berhasil keluar dari lift dan sampai ke lantai satu, dia berjalan ke luar dan di saat dia menyadari bahwa Selly Zhao tak mengejarnya lagi, dia baru menjadi sangat lega.
Setelah menenangkan emosinya, dia berlari dengan cepat ke samping jalan, dan bersiap untuk memanggil taksi dan pulang ke rumah.
Ckiit!
Sebuah taksi berhenti di samping Wanda Li.
Wanda Li membuka pintu mobil dan duduk di barisan belakang mobil.
Tiba-tiba, dari samping jalan ada tiga orang laki-laki yang masuk ke dalam.
Di antaranya ada seorang berkepala rata membuka pintu mobil dan langsung duduk di kursi samping pengemudi, yang lainnya ada si kurus dan si gendut yang duduk di kiri dan kanannya, Wanda Li menjadi terjepit di tengah-tengah.
Wanda Li langsung ingin berdiri dan turun dari mobil, tapi kedua lelaki itu langsung menahannya untuk turun.
Boom!
Boom!
Kedua suara terdengar pintu itu langsung ditutup oleh kedua lelaki itu.
“Kalian..... kalian ini......” Supir itu ingin berkata sesuatu, tapi si kepala rata yang duduk di samping kursi pengemudi itu langsung mengeluarkan pisau kecil dan dengan ganas berkata: “Kamu tidak usah banyak bacot, bawa mobil ini dan ikuti jalan sesuai arahanku saja!”
Supir itu tak berkata apapun lagi, dan langsung menyalakn mesin mobil itu.
Di saat mobil itu akan jalan, kedua pria yang duduk di samping Wanda Li tangannya mulai bergerak.
Si gendut yang berada di kiri itu, tangannya mulai memeluk pinggang Wanda Li, dan si kurus yang berada di kanannya itu, tangannya mulai menyentuh kaki Wanda Li.
Wanda Li baru saja keluar dari kandang serigala, sekarang malah masuk lagi ke kandang harimau, dia menjadi sangat kaget dan ketakutan.
Dia sambil melawan sambil berteriak dengan keras: “Lepaskan, lepaskan aku, tolong, tolong!!!”
Lalu tak ada orang yang menghiraukannya.
“Nona, kamu sendirian tidak kesepian kah? Waktunya masih pagi, kita bermain bersama-sama ya!” Si kurus itu sambil berkata, sambil memegang kaki kiri Wanda Li.
Gerakan ini membuat Wanda Li menjadi jijik, dan dengan sekuat tenaga melakukan perlawanan.
Si gendut yang berada di kiri itu langsung menjadi tidak senang, dan dari kantongnya mengeluarkan pisau bergerigi, dan dengan ganas berkata pada Wanda Li:
“Kamu jangan melawan, kalau tidak aku akan menggores pisau ini ke wajahmu, percaya tidak?”
Sambil berkata begitu, dia menggunakan pisaunya itu untuk menggores dengan ringan bagian samping wajah Wanda Li.
Wanda Li langsung menjadi sangat ketakutan dan terdiam, otaknya menjadi kosong, dia tidak berani berteriak, dan juga tidak berani bergerak lagi.
Si gendut setelah melihat Wanda Li sangat kaget, tangan kanannya langsung ditaruh di atas kakinya, dan mulai bergerak dengan bebas meraba-raba kakinya itu.
Wanda Li tidak melawan lagi, siapa yang tahu kalau mereka akan melakukan kekerasan? Hanya bisa menerima kesialan ini.
Dia berikir, asalkan memuaskan mereka sudah bisa pergi, jadi Wanda Li sudah tidak melawan lagi, dan membiarkan mereka bermain dengannya.
“Di mobil mereka juga tidak akan bisa berbuat apapun, paling banyak hanya meraba-raba saja.” Wanda Li masih memikirkan harapan dia diselamatkan.
Lalu kenyataannya malah berkata lain, yang dia pikirkan telah salah.
“Nah, begitu baru benar, kamu harus mendengarkan kami, dengan begitu semuanya akan senang, benar kan?”
Si kurus di kanan itu sambil berkata sambil meraba-raba kaki mulus Wanda Li itu, dia juga menaruh kaki kanan Wanda Li di atas kaki kirinya, dan tangannya juga terkadang menyentuh ke bagian dadanya yang berisi itu.
SI gendut yang ada di kiri itu juga menaruh kaki kiri Wanda Li dan ditaruh di atas kaki kanannya, dia menjulurkan tangannya dan terus meraba tubuh Wanda Li. Wanda Li sekarang sedang dalam posisi dimana kedua kakinya terbuka lebar, sangat memalukan.
Wanda Li hanya khawatir dengan pisau kecil di tangan si gendut itu, takutnya kalau dia melawan, benda kecil itu akan langsung melukainya.
Biasanya dia sangat mementingkan wajahnya itu, bahkan lebih dari nyawanya sendiri, dia biasanya paling merawat wajah cantiknya itu, kalau dirusak dan dilukai oleh mereka, bagaimana dia harus menghadapi yang lainnya?
Jadi, dia sama sekali tak berani bergerak, menghembuskan napas dengan suara besar saja tidak berani.
Karena Wanda Li meminum kopi yang ditaruh obat oleh Leri Sen, dan sekarang efek obatnya masih belum hilang. Jadi di saat dia dipermainkan oleh kedua lelaki itu, hatinya sedikit menggebu-gebu.
Walaupun di dalam hati Wanda Li merasa menjijikkan, tapi karena efek obat dan juga rangsangan lelaki itu, dia mengeluarkan reaksi yang berbeda. DI dalam hatinya sangatlah bertentangan, dia malah sedikit berharap bahwa mereka tidak berhenti.
“Aku ini dipaksa, aku.......” Di dalam hati Wanda Li terus mencari-cari alasan agar mengurangi rasa malu yang ada di hatinya.
Di saat yang sama si gendut itu menjulurkan tangan kanannya dan melewati punggungnya dan langsung memegang dada kanannya Wanda Li. Wanda Li dipeluk seluruhnya oleh dirinya, dan baju atasnya ditarik olehnya juga.
Wanda Li dengan sekuat tenaga menahan baju atasnya dan berteriak dengan keras: “Jangan, jangan begini!”
Orang itu mana mungkin bisa mendengar perkataannya, malah dia semakin menggunakan tenaga.
“Jangan melawan lagi, kamu juga bukannya sudah bereaksi?” Si kurus itu sambil berbicara sambil menjulurkan tangannya ke dalam pakaian dalam Wanda Li.
Wanda Li terus mengkonsentrasikan pikirannya ke badan bagian bawahnya, si gendut itu langsung mengambil kesampatan dan menarik baju Wanda Li, dan juga menarik rok pendeknya.
"Hahahaha, sungguh kulit yang putih dan mulus, dadanya juga besar, badan yang seksi! Ini pasti akan enak sekali!" Si kurus itu berteriak dengan suara besar.
Si gendut tertawa di samping telinga Wanda Li: "Wanita cantik, kamu memakai baju yang sangat dibuka oleh kami, apakah kamu ingin menggoda kita untuk berbuat jahat? Kalau begitu kita akan memuaskanmu juga, hahahahaha......"
Perkataannya itu membuat Wanda Li menjadi malu dan wajahnya memerah.
Lalu, napas beratnya itu saat mengenai telinga Wanda Li membuat Wanda Li mempunyai perasaan yang gatal dan kesemutan, membuat dia menjadi lebih semangat lagi.
Novel Terkait
Love and Trouble×
- Bab 1 Kunci Kamar
- Bab 2 Mengintip
- Bab 3 Merasakan Keanehan
- Bab 4 Suara dari Toilet
- Bab 5 Tidak Rela
- Bab 6 Bus Umum (1)
- Bab 7 Bus Umum (2)
- Bab 8 Proposal
- Bab 9 Mengobrol
- Bab 10 Makan Siang Perpisahan (1)
- Bab 11 Makan Siang Perpisahan (2)
- Bab 12 Musim Semi Tiba Kembali
- Bab 13 Daerah Terlarang
- Bab 14 Pergi Tanpa Pamitan
- Bab 15 Kewarasan dan Perasaan
- Bab 16 Lembur (1)
- Bab 17 Lembur (2)
- Bab 18 Target Lainnya
- Bab 19 Kesialan (1)
- Bab 20 Kesialan (2)
- Bab 21 Tertolong
- Bab 22 Terbangun
- Bab 23 Kebohongan Demi Kebaikan
- Bab 24 Terlalu Beruntung
- Bab 25 Suara dari Dalam Kantor
- Bab 26 Dijaga dengan Sangat Baik
- Bab 27 Bajingan
- Bab 28 Suram
- Bab 29 Keluar Rumah Sakit
- Bab 30 Gosip
- Bab 31 Ada Rahasia Lain
- Bab 32 Selamat Malam (1)
- Bab 33 Malam (2)
- Bab 34 Malam (3)
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Semangat Tinggi
- Bab 37 Membunuh Tapi Mengangguk